30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Hari Ketiga Bus BTS Beroperasi, Penumpang Tembus 2 Ribu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PENUMPANG Bus Trans Metro Deli yang merupakan bus dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada pihak operator angkutan umum atau Buy The Service (BTS) di Kota Medan terus meningkat dari hari ke hari. Bahkan, jumlah penumpang bus yang baru beroperasi sejak Senin (16/11) yang lalu itu sudah melonjak tajam, mencapai 2 ribu penumpang.

BEROPERASI: Bus Trans Metro Deli sejak tiga hari lalu sudah beroperasi di Kota Medan.
BEROPERASI: Bus Trans Metro Deli sejak tiga hari lalu sudah beroperasi di Kota Medan.

Kepala Bagian (Kabag) Operasional Bus Trans Metro Deli, Jimmy Petrus Tamba, mengatakan jika jumlah penumpang bus yang telah beroperasi di 3 koridor tersebut telah melonjak hingga lebih dari 6 kali lipat, bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah penumpang di hari pertama dan hari kedua. Di hari ketiga, jumlah penumpang Bus BTS di Kota Medan lebih dari 2 ribu penumpang.

“Hari pertama beroperasi, Senin (16/11), total penumpang 419 orang. Hari kedua, Selasa (17/11), total penumpang 402 orang. Tapi di hari ketiga kemarin, Rabu (18/11), total penumpang melonjak tajam sampai 6 kali lipat lebih, total penumpang sebesar 2.602 orang,” ujar Jimmy kepada Sumut Pos, Kamis (19/11).

Sedangkan untuk hari Kamis kemarin, Jimmy mengatakan belum mendapatkan data secara penuh. Sebab, Bus Trans Metro Deli atau BTS di Kota Medan beroperasi dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. “Besok (hari ini,Red) akan kita update lagi. Yang pasti ini capaian yang baik, kita harapkan antusiasme masyarakat terus meningkat dengan Bus BTS ini,” ucapnya.

Jimmy pun kembali menuturkan, jika pihaknya terus menyosialisasikan bahwa saat ini hingga bulan Desember mendatang, keberadaan Bus BTS dapat dinikmati oleh warga Medan dengan tarif Rp0 atau gratis. Hanya saja, masyarakat tetap harus memiliki e-money saat ingin menikmati layanan transportasi modern tersebut.

“Masih ada yang tidak pakai e-money, tapi tetap kita layani sembari diberi edukasi bahwa kedepannya harus pakai e-money. Kami sangat berharap agar teman-teman media juga ikut menyosialisasikannya kepada masyarakat,” tuturnya.

Kata Jimmy, sebanyak 35 unit Bus BTS yang terus melintasi Kota Medan di 3 koridor itu, akan terus dibenahi dari berbagai aspek. Termasuk soal peningkatan layanan kepada masyarakat, salah satunya dengan penambahan unit maupun koridor di bulan Desember mendatang.

“Mohon doanya supaya bisa meningkatkan pelayanan kita kepada masyarakat. Bulan depan, mudah-mudahan kita tambah 2 koridor lagi denganmu tambahan unit Bus lainnya. Kita harapkan masyarakat akan terus memanfaatkan layanan Bus BTS ini ke depannya,” terangnya.

Soal bus yang masih bertarif gratis ini hingga bulan Desember mendatang, Jimmy tidak dapat memastikan apakah masih tetap gratis di awal tahun 2021.

“Inikan program pemerintah pusat. Tarif Rp0 itu juga pemerintah pusat yang menentukan. Jadi apakah nanti akan tetap Rp0 atau tidak, itu keputusannya ada pada pemerintah pusat. Kami sebagai operator hanya menjalankan,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Medan, Rizki Nugraha SE meminta Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan untuk memperhatikan jalannya program Bus BTS di Kota Medan. Sebab walaupun merupakan program pemerintah pusat, tetapi Dinas Perhubungan punya tanggungjawab untuk melakukan fungsi kontrolnya.

“Misalnya keberadaan halte atau tempat perhentian yang belum terpenuhi secara standar. Lalu soal penambahan 2 koridor agar dapat dilakukan secepatnya dengan memenuhi standar dan lain-lain,” kata Rizki kepada Sumut Pos, Kamis (19/11).

Diterangkan Rizki, tak dapat dipungkiri jika keberadaan Bus BTS sedikit banyaknya akan menimbulkan ‘benturan’ dengan keberadaan angkutan konvensional seperti angkot yang telah terlebih dahulu hadir di Kota Medan. Tugas Pemko Medan adalah menjembatani kepentingan para sopir angkot agar tidak terlalu terdampak oleh keberadaan Bus BTS.

“Sebab Bus BTS ini hadir karena permintaan dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan ke pemerintah pusat. Pemko yakin bahwa Bus BTS sudah layak beroperasi di Kota Medan, itu artinya Pemko juga yakin kalau mereka bisa mengatasi benturan yang akan timbul karena keberadaan Bus BTS,” terangnya.

Pemerintah Kota Medan, lanjut Rizki, tidak bisa membiarkan kondisi benturan dengan para sopir angkot itu begitu saja. Sebab, para sopir angkot juga banyak yang merupakan warga Kota Medan yang harus difikirkan kesejahteraannya.

“Rencana angkot yang akan dijadikan sebagai feeder (pengumpan) harus dimatangkan, harus ada solusi dari kegelisahan para sopir angkot. Kita setuju Bus BTS beroperasi, masyarakat sudah layak mendapatkan alat transportasi yang murah, cepat dan nyaman. Tetapi, kita juga mau ada upaya dari pemerintah dalam mencari solusi yang terbaik untuk meminimalisir benturan-benturan yang timbul,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Bus BTS telah beroperasi di tiga koridor dari lima koridor yang direncanakan. Ketiga koridor tersebut yakni koridor Lapangan Merdeka – Amplas, Lapangan Merdeka – Tuntungan, serta Lapangan Merdeka – Tembung.

Saat ini total 39 Bus BTS tersebut telah berjalan di Kota Medan dengan total 35 unit Bus yang beroperasi dan 4 bus sebagai cadangan. Rinciannya, 10 unit diantaranya untuk koridor Lapangan Merdeka – Amplas dengan cadangan 1 unit, 16 unit untuk koridor Lapangan Merdeka -Tuntungan dengan cadangan 2 unit dan 9 unit sisanya untuk koridor Lapangan Merdeka-Tembung dengan cadangan 1 unit.

Bus BTS sendiri terdiri dari 2 ukuran, yakni bus dengan ukuran besar dengan kapasitas 40 hingga 50 orang dan bus dengan ukuran sedang dengan kapasitas 25 orang. Bus berukuran besar baru beroperasi di koridor Lapangan Merdeka – Amplas, sedangkan bus berukuran sedang beroperasi di dua koridor lainnya.

Untuk dua koridor lainnya, yakni Lapangan Merdeka – Pinangbaris dan Lapangan Merdeka – Belawan, direncanakan beroperasi pada bulan Desember mendatang.(map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PENUMPANG Bus Trans Metro Deli yang merupakan bus dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah kepada pihak operator angkutan umum atau Buy The Service (BTS) di Kota Medan terus meningkat dari hari ke hari. Bahkan, jumlah penumpang bus yang baru beroperasi sejak Senin (16/11) yang lalu itu sudah melonjak tajam, mencapai 2 ribu penumpang.

BEROPERASI: Bus Trans Metro Deli sejak tiga hari lalu sudah beroperasi di Kota Medan.
BEROPERASI: Bus Trans Metro Deli sejak tiga hari lalu sudah beroperasi di Kota Medan.

Kepala Bagian (Kabag) Operasional Bus Trans Metro Deli, Jimmy Petrus Tamba, mengatakan jika jumlah penumpang bus yang telah beroperasi di 3 koridor tersebut telah melonjak hingga lebih dari 6 kali lipat, bila dibandingkan dengan rata-rata jumlah penumpang di hari pertama dan hari kedua. Di hari ketiga, jumlah penumpang Bus BTS di Kota Medan lebih dari 2 ribu penumpang.

“Hari pertama beroperasi, Senin (16/11), total penumpang 419 orang. Hari kedua, Selasa (17/11), total penumpang 402 orang. Tapi di hari ketiga kemarin, Rabu (18/11), total penumpang melonjak tajam sampai 6 kali lipat lebih, total penumpang sebesar 2.602 orang,” ujar Jimmy kepada Sumut Pos, Kamis (19/11).

Sedangkan untuk hari Kamis kemarin, Jimmy mengatakan belum mendapatkan data secara penuh. Sebab, Bus Trans Metro Deli atau BTS di Kota Medan beroperasi dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. “Besok (hari ini,Red) akan kita update lagi. Yang pasti ini capaian yang baik, kita harapkan antusiasme masyarakat terus meningkat dengan Bus BTS ini,” ucapnya.

Jimmy pun kembali menuturkan, jika pihaknya terus menyosialisasikan bahwa saat ini hingga bulan Desember mendatang, keberadaan Bus BTS dapat dinikmati oleh warga Medan dengan tarif Rp0 atau gratis. Hanya saja, masyarakat tetap harus memiliki e-money saat ingin menikmati layanan transportasi modern tersebut.

“Masih ada yang tidak pakai e-money, tapi tetap kita layani sembari diberi edukasi bahwa kedepannya harus pakai e-money. Kami sangat berharap agar teman-teman media juga ikut menyosialisasikannya kepada masyarakat,” tuturnya.

Kata Jimmy, sebanyak 35 unit Bus BTS yang terus melintasi Kota Medan di 3 koridor itu, akan terus dibenahi dari berbagai aspek. Termasuk soal peningkatan layanan kepada masyarakat, salah satunya dengan penambahan unit maupun koridor di bulan Desember mendatang.

“Mohon doanya supaya bisa meningkatkan pelayanan kita kepada masyarakat. Bulan depan, mudah-mudahan kita tambah 2 koridor lagi denganmu tambahan unit Bus lainnya. Kita harapkan masyarakat akan terus memanfaatkan layanan Bus BTS ini ke depannya,” terangnya.

Soal bus yang masih bertarif gratis ini hingga bulan Desember mendatang, Jimmy tidak dapat memastikan apakah masih tetap gratis di awal tahun 2021.

“Inikan program pemerintah pusat. Tarif Rp0 itu juga pemerintah pusat yang menentukan. Jadi apakah nanti akan tetap Rp0 atau tidak, itu keputusannya ada pada pemerintah pusat. Kami sebagai operator hanya menjalankan,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Medan, Rizki Nugraha SE meminta Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan untuk memperhatikan jalannya program Bus BTS di Kota Medan. Sebab walaupun merupakan program pemerintah pusat, tetapi Dinas Perhubungan punya tanggungjawab untuk melakukan fungsi kontrolnya.

“Misalnya keberadaan halte atau tempat perhentian yang belum terpenuhi secara standar. Lalu soal penambahan 2 koridor agar dapat dilakukan secepatnya dengan memenuhi standar dan lain-lain,” kata Rizki kepada Sumut Pos, Kamis (19/11).

Diterangkan Rizki, tak dapat dipungkiri jika keberadaan Bus BTS sedikit banyaknya akan menimbulkan ‘benturan’ dengan keberadaan angkutan konvensional seperti angkot yang telah terlebih dahulu hadir di Kota Medan. Tugas Pemko Medan adalah menjembatani kepentingan para sopir angkot agar tidak terlalu terdampak oleh keberadaan Bus BTS.

“Sebab Bus BTS ini hadir karena permintaan dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan ke pemerintah pusat. Pemko yakin bahwa Bus BTS sudah layak beroperasi di Kota Medan, itu artinya Pemko juga yakin kalau mereka bisa mengatasi benturan yang akan timbul karena keberadaan Bus BTS,” terangnya.

Pemerintah Kota Medan, lanjut Rizki, tidak bisa membiarkan kondisi benturan dengan para sopir angkot itu begitu saja. Sebab, para sopir angkot juga banyak yang merupakan warga Kota Medan yang harus difikirkan kesejahteraannya.

“Rencana angkot yang akan dijadikan sebagai feeder (pengumpan) harus dimatangkan, harus ada solusi dari kegelisahan para sopir angkot. Kita setuju Bus BTS beroperasi, masyarakat sudah layak mendapatkan alat transportasi yang murah, cepat dan nyaman. Tetapi, kita juga mau ada upaya dari pemerintah dalam mencari solusi yang terbaik untuk meminimalisir benturan-benturan yang timbul,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Bus BTS telah beroperasi di tiga koridor dari lima koridor yang direncanakan. Ketiga koridor tersebut yakni koridor Lapangan Merdeka – Amplas, Lapangan Merdeka – Tuntungan, serta Lapangan Merdeka – Tembung.

Saat ini total 39 Bus BTS tersebut telah berjalan di Kota Medan dengan total 35 unit Bus yang beroperasi dan 4 bus sebagai cadangan. Rinciannya, 10 unit diantaranya untuk koridor Lapangan Merdeka – Amplas dengan cadangan 1 unit, 16 unit untuk koridor Lapangan Merdeka -Tuntungan dengan cadangan 2 unit dan 9 unit sisanya untuk koridor Lapangan Merdeka-Tembung dengan cadangan 1 unit.

Bus BTS sendiri terdiri dari 2 ukuran, yakni bus dengan ukuran besar dengan kapasitas 40 hingga 50 orang dan bus dengan ukuran sedang dengan kapasitas 25 orang. Bus berukuran besar baru beroperasi di koridor Lapangan Merdeka – Amplas, sedangkan bus berukuran sedang beroperasi di dua koridor lainnya.

Untuk dua koridor lainnya, yakni Lapangan Merdeka – Pinangbaris dan Lapangan Merdeka – Belawan, direncanakan beroperasi pada bulan Desember mendatang.(map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/