Ditetapkan Sebagai Sekretaris Korpri Sumut
PASCA ditetapkan sebagai Sekretaris Korpri Sumut, Jumat (18/1) sore, Drs Syaiful Syafri MM menerima berbagai apresiasi atas kiprah mantan Kepala Dinas Pendidikan Sumut tersebut.
Saat menghadiri acara peluncuran dan diskusi buku ’80 Tahun Ali Soekardi, Semangat yang tak Pernah Padam’ di Gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Sumut Jalan Katamso Medan, Sabtu (19/1), Syaiful mendapat dukungan untuk terus berkarir sebagai abdi negara.
Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Sumut yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Sultan Iskandar Muda dr Sofyan Tan mengungkapkan karir Syaiful yang juga pernah menjadi Kepala BPAD Sumut, Kadis Sosial Sumut dan Pj Bupati Batubara akan terus berkibar.
Dihadapan sejumlah undangan peluncuran tokoh pers Sumut yang dihadiri Anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MM, Sekretaris BPAD Sumut Drs Chandra Silalahi MSi, mantan Dirut PTPN 2 JA Ferdinandus, Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir, Sofyan yakin Syaiful dimasa mendatang dapat meraih posisi tertinggi sebagai pegawai negeri sipil di Sumut.
Dukungan terhadap kepemimpinan Syaiful Syafri di Korpri Sumut juga disampaikan Anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MM dan Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir dan undangan lain yang memberi applaus. Atas berbagai dukungannya ini, Syaiful hanya terlihat terharu.
Berkaitan dengan peluncuran buku, para undangan memberikan apresiasi atas kiprah Ali Soekardi dalam dunia pers di Sumut yang saat ini berusia 80 tahun. Mereka menilai Ali Soekardi merupakan tokoh yang mampu mendokumentasikan semua perjalanan karir dan berhasil melahirkan jurnalis generasi baru yang berkualitas.
Sekretaris Korpri Sumut Drs Syaiful Syafri MM mengungkapkan sepuluh keistimewaan Ali Soekardi diantaranya sebagai tokoh Sumut yang suka membaca, suka menulis, disiplin, sebagai guru yang bisa diguguh dan ditiru, demokratis, teliti, visioner dan rendah hati.
”Saya yakin dari buku ‘Semangat yang tak Pernah Padam’ ini banyak masyarakat yang membacanya akan memperoleh pengetahuan.
Tak salah jika saya menyebut Pak Ali ‘Rosihan Anwar’ dari Sumut. Alasannya, ia juga merupakan wartawan tiga zaman yakni orde lama, orde baru dan reformasi. Kemampuan dan kompetensi yang dimiliki juga tidak kalah penting di usia senja masih kreatif dengan karya-karya yang tak pernah tergerus zaman,” katanya. (dmp)