26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kesira Sumut Siap Kerja Sama dengan BNN

MEDAN- Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Sumut menggelar seminar anti narkoba/ HIV-AIDS di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed) Sabtu (19/1) lalu.

Seminar yang menghadirkan Direktur Advokasi Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Pol Dr Viktor Pudjiadi, Ketua Umum DPP Kesira Dr Benny Octavianus SpP, dan juga Gus Irawan ini, membahas seputar narkoba/HIV-AIDS.

Ratusan peserta yang pada umumnya siswa-siswa menengah atas dan juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Medan, tampak menikmati setiap sesi yang disampaikan.

Seminar cukup menarik, karena bahan seminar oleh Viktor disampaikan dengan konsep edutainment yang memadukan trik-trik sulap, teatrikal, pemutaran film-film pendek, dan juga akrobatik yang berkaitan dengan pesan-pesan pendidikan tentang narkoba dan HIV-AIDS.

Peserta pun diajak atraktif menjadi partisipan aktif. Alhasil tanpa terasa, seminar yang berlangsung kurang lebih tiga jam itu jadi tak terasa. Sampai di akhir acara, para peserta tampak betah di bangkunya masing-masing.

Pada makalahnya, Viktor banyak membeberkan fakta-fakta yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba di Indonesia maupun di berbagai negara di belahan dunia. Baik pengedar, pemakai maupun korban-korban yang berjatuhan. Viktor juga menggarisbawahi keterlibatan remaja yang umumnya menjadi korban narkoba itu.

Tidak sampai di situ, Viktor juga menjelaskan hukum dan perundangan yang mengatur tentang narkoba. Secara khusus, diuraikan juga bagaimana pengaruh narkoba terhadap tubuh manusia. Dengan sajiannya yang menarik, Viktor berhasil menyampaikan materi-materinya kepada peserta. Seperti diakui seorang mahasiswi Unimed, Siska. “Aku senang kali mengikuti seminar ini. Unik! Kita enggak bosan,” akunya.

Hal sama juga diungkapkan Sani, mahasiswa asal USU. Sani yang mengetahui seminar ini dari temannya itu, mengaku beruntung mengikuti seminar itu. “Asyik banget, terus materinya juga menarik. Kita enggak disuguhi materi-materi dengan cara yang monoton,” katanya.

Kepada pers, Ketua Kesira Sumut Dr John Robert Simanjuntak, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan narkoba serta HIV-AIDS. Menurutnya, semua pihak harus terlibat dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. Hal itu harus dimulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan.

Melalui Kesira Sumut, John Robert membuka kesempatan bagi siapa saja yang butuh penjelasan tentang seputar narkoba dan HIV-AIDS. “Prinsipnya dalam hal narkoba dan HIV-AIDS, Kesira siap bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk BNN. Tujuannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat jiwa dan raganya,” tuturnya.

Hadir di acara seminar itu antara lain, Dewan Pembina Kesira Hashim Djojohadikusumo, politisi nasional, Permadi, Ramses Simbolon, serta tokoh-tokoh penting dari Sumut. Dalam sambutannya, Hashim mengajak kaum muda untuk menghindari narkoba.

Menurutnya, dalam 4-5 tahun pengguna narkoba sangat rentan mengidap HIV-AIDS. “Narkoba adalah gerbang menuju kehancuran sehingga harus dihindari. Jangan sampai generasi penerus bangsa ini diisi oleh orang-orang yang tidak sehat jiwa dan raganya oleh karena narkoba. ‘Untuk itu say no to drugs’,” kata Hashim. (ful)

MEDAN- Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Sumut menggelar seminar anti narkoba/ HIV-AIDS di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed) Sabtu (19/1) lalu.

Seminar yang menghadirkan Direktur Advokasi Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Pol Dr Viktor Pudjiadi, Ketua Umum DPP Kesira Dr Benny Octavianus SpP, dan juga Gus Irawan ini, membahas seputar narkoba/HIV-AIDS.

Ratusan peserta yang pada umumnya siswa-siswa menengah atas dan juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Medan, tampak menikmati setiap sesi yang disampaikan.

Seminar cukup menarik, karena bahan seminar oleh Viktor disampaikan dengan konsep edutainment yang memadukan trik-trik sulap, teatrikal, pemutaran film-film pendek, dan juga akrobatik yang berkaitan dengan pesan-pesan pendidikan tentang narkoba dan HIV-AIDS.

Peserta pun diajak atraktif menjadi partisipan aktif. Alhasil tanpa terasa, seminar yang berlangsung kurang lebih tiga jam itu jadi tak terasa. Sampai di akhir acara, para peserta tampak betah di bangkunya masing-masing.

Pada makalahnya, Viktor banyak membeberkan fakta-fakta yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba di Indonesia maupun di berbagai negara di belahan dunia. Baik pengedar, pemakai maupun korban-korban yang berjatuhan. Viktor juga menggarisbawahi keterlibatan remaja yang umumnya menjadi korban narkoba itu.

Tidak sampai di situ, Viktor juga menjelaskan hukum dan perundangan yang mengatur tentang narkoba. Secara khusus, diuraikan juga bagaimana pengaruh narkoba terhadap tubuh manusia. Dengan sajiannya yang menarik, Viktor berhasil menyampaikan materi-materinya kepada peserta. Seperti diakui seorang mahasiswi Unimed, Siska. “Aku senang kali mengikuti seminar ini. Unik! Kita enggak bosan,” akunya.

Hal sama juga diungkapkan Sani, mahasiswa asal USU. Sani yang mengetahui seminar ini dari temannya itu, mengaku beruntung mengikuti seminar itu. “Asyik banget, terus materinya juga menarik. Kita enggak disuguhi materi-materi dengan cara yang monoton,” katanya.

Kepada pers, Ketua Kesira Sumut Dr John Robert Simanjuntak, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan narkoba serta HIV-AIDS. Menurutnya, semua pihak harus terlibat dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. Hal itu harus dimulai dari keluarga, sekolah dan lingkungan.

Melalui Kesira Sumut, John Robert membuka kesempatan bagi siapa saja yang butuh penjelasan tentang seputar narkoba dan HIV-AIDS. “Prinsipnya dalam hal narkoba dan HIV-AIDS, Kesira siap bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk BNN. Tujuannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat jiwa dan raganya,” tuturnya.

Hadir di acara seminar itu antara lain, Dewan Pembina Kesira Hashim Djojohadikusumo, politisi nasional, Permadi, Ramses Simbolon, serta tokoh-tokoh penting dari Sumut. Dalam sambutannya, Hashim mengajak kaum muda untuk menghindari narkoba.

Menurutnya, dalam 4-5 tahun pengguna narkoba sangat rentan mengidap HIV-AIDS. “Narkoba adalah gerbang menuju kehancuran sehingga harus dihindari. Jangan sampai generasi penerus bangsa ini diisi oleh orang-orang yang tidak sehat jiwa dan raganya oleh karena narkoba. ‘Untuk itu say no to drugs’,” kata Hashim. (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/