25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jangan Anggap Remeh Kedutan di Wajah

SUMUTPOS.CO- SERING kedutan di bagian wajah? Jangan anggap itu tanda akan mendapat rejeki nomplok, ada yang kangen, atau yang lain.

Bisa jadi, itu pertanda penyakit berbahaya. Yakni, hemi special spasm, sebuah penyakit yang menyerang saraf otak. Jika itu dibiarkan, bisa terjadi komplikasi sehingga memicu pertumbuhan tumor dan kelainan lainnya.

Dokter spesialis saraf dr Zaki Bajamal SpBS dari Neuroscience Center Brain Spine and Spasticity Port Health Center (PHC) Surabaya menyatakan, penyakit tersebut menyerang saraf di wajah.

Masalahnya, saraf itu sangat dekat dengan batang otak. ”Yang kena itu saraf ketujuh. Pengaruhnya besar ke gerak wajah,’’ ujarnya.

Menurut dia, kasus seperti itu semakin banyak terjadi. Dengan demikian, deteksi dini perlu dilakukan. Sebab, jika sudah parah dan kedutan semakin meluas di wajah, tindakan yang harus dilakukan adalah operasi.

Tindakan medis tersebut dilaksanakan dengan menyayat belakang telinga. Yakni, dengan sayatan kecil 1–2 cm. ’’Kecil sekali kan, jadi tidak perlu khawatir,’’ ungkapnya.

Dia menjelaskan, sebelum operasi, pasien akan menjalani magnetic resonance imaging (MRI). Kemudian, saat operasi alat yang digunakan adalah mikroskop canggih. Alat itu bisa mengidentifikasi saraf dan pembuluh darah yang perlu dibedah lalu ditutup kembali.

Tindakan pembedahan tersebut dilakukan untuk memisahkan pembuluh darah dengan saraf yang tertekan. Pascaoperasi, pasien bisa langsung merasakan perbedaannya. Kedutan di wajah bisa hilang total.

Salah satu pasiennya adalah Indrawati. Perempuan yang berusia 62 tahun itu awalnya mengeluhkan matanya yang kedutan. Dia mengaku sering mengalami kontraksi pada wajah yang menarik-narik hingga terasa sampai di mulut. Kedutan tersebut terus meluas hingga setengah dari pipinya ikut kontraksi.

Hal itu dibiarkannya sejak 2006. Dia kemudian mencoba berbagai macam obat alternatif, akupuntur, bahkan botoks. Akhirnya, dia memeriksakan keadaannya. Dokter mendiagnosis sarafnya bermasalah. Karena itu, dokter segera melakukan operasi.

Indrawati pun bersyukur bisa sembuh dari penyakit tersebut. Menurut Zaky, pengobatan itu sudah ditanggung BPJS. Jadi, pasien tidak perlu khawatir dengan biaya rumah sakit. ’’Alhamdulillah, dengan BPJS, tidak ada biaya sama sekali,’’ ucap Indrawati dari Dupak, Surabaya, itu. (nir/c20/ayi)

SUMUTPOS.CO- SERING kedutan di bagian wajah? Jangan anggap itu tanda akan mendapat rejeki nomplok, ada yang kangen, atau yang lain.

Bisa jadi, itu pertanda penyakit berbahaya. Yakni, hemi special spasm, sebuah penyakit yang menyerang saraf otak. Jika itu dibiarkan, bisa terjadi komplikasi sehingga memicu pertumbuhan tumor dan kelainan lainnya.

Dokter spesialis saraf dr Zaki Bajamal SpBS dari Neuroscience Center Brain Spine and Spasticity Port Health Center (PHC) Surabaya menyatakan, penyakit tersebut menyerang saraf di wajah.

Masalahnya, saraf itu sangat dekat dengan batang otak. ”Yang kena itu saraf ketujuh. Pengaruhnya besar ke gerak wajah,’’ ujarnya.

Menurut dia, kasus seperti itu semakin banyak terjadi. Dengan demikian, deteksi dini perlu dilakukan. Sebab, jika sudah parah dan kedutan semakin meluas di wajah, tindakan yang harus dilakukan adalah operasi.

Tindakan medis tersebut dilaksanakan dengan menyayat belakang telinga. Yakni, dengan sayatan kecil 1–2 cm. ’’Kecil sekali kan, jadi tidak perlu khawatir,’’ ungkapnya.

Dia menjelaskan, sebelum operasi, pasien akan menjalani magnetic resonance imaging (MRI). Kemudian, saat operasi alat yang digunakan adalah mikroskop canggih. Alat itu bisa mengidentifikasi saraf dan pembuluh darah yang perlu dibedah lalu ditutup kembali.

Tindakan pembedahan tersebut dilakukan untuk memisahkan pembuluh darah dengan saraf yang tertekan. Pascaoperasi, pasien bisa langsung merasakan perbedaannya. Kedutan di wajah bisa hilang total.

Salah satu pasiennya adalah Indrawati. Perempuan yang berusia 62 tahun itu awalnya mengeluhkan matanya yang kedutan. Dia mengaku sering mengalami kontraksi pada wajah yang menarik-narik hingga terasa sampai di mulut. Kedutan tersebut terus meluas hingga setengah dari pipinya ikut kontraksi.

Hal itu dibiarkannya sejak 2006. Dia kemudian mencoba berbagai macam obat alternatif, akupuntur, bahkan botoks. Akhirnya, dia memeriksakan keadaannya. Dokter mendiagnosis sarafnya bermasalah. Karena itu, dokter segera melakukan operasi.

Indrawati pun bersyukur bisa sembuh dari penyakit tersebut. Menurut Zaky, pengobatan itu sudah ditanggung BPJS. Jadi, pasien tidak perlu khawatir dengan biaya rumah sakit. ’’Alhamdulillah, dengan BPJS, tidak ada biaya sama sekali,’’ ucap Indrawati dari Dupak, Surabaya, itu. (nir/c20/ayi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/