26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pengamanan Komplek Mewah Diperketat

MEDAN-Pengawasan terhadap komplek perumahan mewah di Kota Medan tampaknya akan diperketat. Hal itu terkait terbongkarnya sejumlah kasus peredaran narkoba berjaringan internasional yang menjadikan rumah di perumahan mewah yang ada di Medan, sebagai markas.

Termasuk dengan penangkapan seorang pengedar narkoba berinisial WD yang berhasil ditangkap pihak BNN pusat di Home Centra Jalan Ring Road, Selasa (19/2) kemarin yang akhirnya ditemukan 7 kg sabu dari markas tersangka yang berada di Perumahan Taman Setia Budi Indah (Tasbih) blok VV Nomor 147n
Hal itu juga disampaikan Kepala Satuan (Kasa) Narkoba Polresta Medan, Kompol Dony Alexander, Rabu (20/2). Dikatakan Dony kalau program khusus untuk mengawasi perumahan mewah di kota Medan, sudah lama dilakukan pihaknya.

Namun, Dony tidak menjelaskan teknis dari pengawasan tersebut dengan alasan menjaga kerahasiaan. Disebutnya, kalau untuk narkoba, merupakan jaringan yang tertutup sehingga diperlukan kerja sama dengan masyarakat, termasuk untuk di perumahan mewah.

“Narkoba ini seperti lubang semut. Jadi, kita harus hati-hati dan pandai menemukan lubang semut itu. Tidak hanya rumah mewah yang mereka jadikan markas, namun dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi akan mereka lakukan untuk memuluskan jalan mereka.

Pastinya, kita berkomitmen untuk terus melakukan pemberantasan terhadap narkoba dan kita harapkan peran serta masyarakat,” ungkap mantan Kapolsek Medan Baru itu dari seberang telepon.

Sebelumnya, Ketua Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba. Sumut (Fimansu), Zulkarnain Nasution yang ditemui Sumut Pos beberapa waktu lalu di kantor GAN di Jalan Air Langga mengatakan kalau salah satu modus para pengedar narkoba adalah dengan cara berpindah.

Disebutnya, para pengedar narkoba khusunya yang berskala besar, biasanya akan tinggal di perkomplekan dengan cara mengontrak. Selain itu, para pengedar narkoba itu juga akan kerap berpindah-pindah agar keberadaannya tidak dapat dipastikan.

“Biasanya mereka itu sangat baik dengan warga sekitar mereka bila mereka tinggal di tengah pemukiman warga. Hal itu dilakukan, untuk mengecoh warga di lingkungan tempatnya tinggal. Kalaupun dia memilih tinggal di tengah perkomplekan perumahan mewah, dia akan tertutup, sama seperti para penghuni perumahan itu yang biasanya memang saling menutup diri,” ungkap Zulkarnain kala itu.

Oleh karena itu, Zulkarnain juga menyebut perlu dilakukan pengawasan ekstra dan khsusu terhadap tempat-tempat yang sudah dicurigai sebagai tempat persembunyian para pengedar narkoba. Termasuk tempat-tempat di komplek perumahan mewah, yang disebutnya kerap luput dari pengamatan karena didominasi dengan penghuni yang berlatar belakang berkecukupan secara materi serta berpendidikan yang mapan.

BNN: Ada Tersangka Lain
Terkait dengan itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) masih terus mendalami kemungkinan adanya sejumlah tersangka lain dalam kasus ini. Karena WD diduga merupakan bagian dari sindikat jaringan narkotika internasional.

“Dalam penangkapan Selasa (19/2) kemarin, memang hanya seorang tersangka yang berhasil kita tangkap. Tapi kita masih terus dalami, sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya tersangka lain,” ujar Kepala Humas BNN, Sumirat Dwiyanto, kepada koran ini di Jakarta, Rabu (20/2).

Menurutnya, indikasi tersebut terlihat dari temuan banyaknya barang bukti yang mencapai 7 kilogram sabu-sabu. Selain itu, masuknya barang haram tersebut juga diduga berasal dari Malaysia dengan menggunakan modus pengiriman lewat jasa paket kiriman. “Dari temuan sementara, barang-barang haram ini hendak dipasarkan di sejumlah daerah di Sumatera Utara, bahkan kemungkinan mencakup ke sejumlah kota-kota lain di tanah air. Tapi ini masih kita pelajari,” ujarnya.

WD sendiri menurut Sumirat, selama ini memang belum pernah ditangkap untuk kasus yang sama. Namun warga keturunan yang merupakan penduduk asli kota Medan ini, diduga telah menjalankan operasinya cukup lama.

Karena tidak mungkin seorang pemain baru dapat menerima paket dengan jumlah yang begitu besar. Untuk itu, selain mengkaji siapa bos besar diatas WD, BNN juga tengah mengembangkan jalur distribusi yang biasa dipakai. Apakah lewat jalur udara, atau paket dikirimkan lewat jalur laut.

“Barang buktinya kan cukup banyak, makanya saat ini kita juga tengah mempelajari jalurnya. Bisa jadi lewat laut, karena di sepanjang pesisir Sumatera Utara hingga Aceh, terdapat sejumlah pelabuhan tradisional yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Selama ini kita juga sebenarnya telah melakukan kerja sama dengan pihak Bea Cukai maupun pihak-pihak terkait lainnya. Tapi masih saja banyak yang lolos,” ujarnya.

Sementara itu saat ditanya keberadaan tersangka, Sumirat menyatakan WD hingga Rabu siang masih berada di Medan. Namun ia memastikan Rabu malam tersangka akan dibawa ke Jakarta. “Sabu-sabu yang berhasil ditangkap itu merupakan barang jadi yang siap edar. Jadi tren yang terlihat dari sejumlah penangkapan, kebanyakan barang jadi yang dikirim,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sekitar Pukul 10.00 WIB, Selasa (19/2) kemarin, tim BNN berhasil menangkap seorang tersangka narkotika jaringan internasional di lokasi pertokoan Home Centra, Jalan Ringroad, Medan. Dari tangan tersangka, petugas berhasil menyita 5 kilogram narkoba jenis sabu. “Posisi barang bukti saat itu berada di dalam mobil berjenis Fortuner.

Kemudian tim mengembangkan penyelidikan ke sebuah rumah di Blok VV Nomor 147, Komplek Taman Setia Budi Indah. Di tempat tersebut, petugas kita juga kembali menemukan 2 kilogram shabu lainnya yang juga berada di dalam sebuah mobil berjenis CR-V,” ujar Sumirat memaparkan.

Penangkapan menurut Sumirat dipimpin langsung Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar. Dalam penjelasannya kepada wartawan, Anang sebelumnya menyatakan operasi dilakukan setelah tim BNN melakukan pengintaian selama enam bulan terhadap tersangka. “Dengan teknik penyamaran, kita berhasil menangkap tersangka yang saat itu diduga sedang menunggu pembeli di kawasan pertokoan,” ujarnya.

Namun sayang, dalam penangkapan kali ini petugas tidak berhasil menangkap si pembeli maupun pihak dari pengirim barang tersebut. Meski begitu, Sumirat memastikan tim masih terus akan bekerja. Dan akan memberi tahu informasi lebih lanjut, jika ditemukan perkembangan yang signifikan.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso mengatakan setiap pengungkapan kasus narkoba itu sering terhalang atau terputus akibat pemberitaan narkoba setelah pengungkapan.

”Ada baiknya diberitakan, ada juga tidak baik diberitakan. Biasanya setelah diberitakan berhenti atau sudah lari pelakunya setelah membaca beritanya di media, pelaku itu banyak sudah kabur, terhenti lah jadinya,”ungkapnya, kemarin siang.

Lanjutnya, kasus ini sepenuhnya ditangani oleh BNN, tidak ditangani oleh Dit Res Narkoba.”Langsung BNN itu, sudah saya tanya, cuma hanya kordinasi saja,”sebutnya dengan singkat. (mag-10/gir/gus)

MEDAN-Pengawasan terhadap komplek perumahan mewah di Kota Medan tampaknya akan diperketat. Hal itu terkait terbongkarnya sejumlah kasus peredaran narkoba berjaringan internasional yang menjadikan rumah di perumahan mewah yang ada di Medan, sebagai markas.

Termasuk dengan penangkapan seorang pengedar narkoba berinisial WD yang berhasil ditangkap pihak BNN pusat di Home Centra Jalan Ring Road, Selasa (19/2) kemarin yang akhirnya ditemukan 7 kg sabu dari markas tersangka yang berada di Perumahan Taman Setia Budi Indah (Tasbih) blok VV Nomor 147n
Hal itu juga disampaikan Kepala Satuan (Kasa) Narkoba Polresta Medan, Kompol Dony Alexander, Rabu (20/2). Dikatakan Dony kalau program khusus untuk mengawasi perumahan mewah di kota Medan, sudah lama dilakukan pihaknya.

Namun, Dony tidak menjelaskan teknis dari pengawasan tersebut dengan alasan menjaga kerahasiaan. Disebutnya, kalau untuk narkoba, merupakan jaringan yang tertutup sehingga diperlukan kerja sama dengan masyarakat, termasuk untuk di perumahan mewah.

“Narkoba ini seperti lubang semut. Jadi, kita harus hati-hati dan pandai menemukan lubang semut itu. Tidak hanya rumah mewah yang mereka jadikan markas, namun dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi akan mereka lakukan untuk memuluskan jalan mereka.

Pastinya, kita berkomitmen untuk terus melakukan pemberantasan terhadap narkoba dan kita harapkan peran serta masyarakat,” ungkap mantan Kapolsek Medan Baru itu dari seberang telepon.

Sebelumnya, Ketua Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba. Sumut (Fimansu), Zulkarnain Nasution yang ditemui Sumut Pos beberapa waktu lalu di kantor GAN di Jalan Air Langga mengatakan kalau salah satu modus para pengedar narkoba adalah dengan cara berpindah.

Disebutnya, para pengedar narkoba khusunya yang berskala besar, biasanya akan tinggal di perkomplekan dengan cara mengontrak. Selain itu, para pengedar narkoba itu juga akan kerap berpindah-pindah agar keberadaannya tidak dapat dipastikan.

“Biasanya mereka itu sangat baik dengan warga sekitar mereka bila mereka tinggal di tengah pemukiman warga. Hal itu dilakukan, untuk mengecoh warga di lingkungan tempatnya tinggal. Kalaupun dia memilih tinggal di tengah perkomplekan perumahan mewah, dia akan tertutup, sama seperti para penghuni perumahan itu yang biasanya memang saling menutup diri,” ungkap Zulkarnain kala itu.

Oleh karena itu, Zulkarnain juga menyebut perlu dilakukan pengawasan ekstra dan khsusu terhadap tempat-tempat yang sudah dicurigai sebagai tempat persembunyian para pengedar narkoba. Termasuk tempat-tempat di komplek perumahan mewah, yang disebutnya kerap luput dari pengamatan karena didominasi dengan penghuni yang berlatar belakang berkecukupan secara materi serta berpendidikan yang mapan.

BNN: Ada Tersangka Lain
Terkait dengan itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) masih terus mendalami kemungkinan adanya sejumlah tersangka lain dalam kasus ini. Karena WD diduga merupakan bagian dari sindikat jaringan narkotika internasional.

“Dalam penangkapan Selasa (19/2) kemarin, memang hanya seorang tersangka yang berhasil kita tangkap. Tapi kita masih terus dalami, sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya tersangka lain,” ujar Kepala Humas BNN, Sumirat Dwiyanto, kepada koran ini di Jakarta, Rabu (20/2).

Menurutnya, indikasi tersebut terlihat dari temuan banyaknya barang bukti yang mencapai 7 kilogram sabu-sabu. Selain itu, masuknya barang haram tersebut juga diduga berasal dari Malaysia dengan menggunakan modus pengiriman lewat jasa paket kiriman. “Dari temuan sementara, barang-barang haram ini hendak dipasarkan di sejumlah daerah di Sumatera Utara, bahkan kemungkinan mencakup ke sejumlah kota-kota lain di tanah air. Tapi ini masih kita pelajari,” ujarnya.

WD sendiri menurut Sumirat, selama ini memang belum pernah ditangkap untuk kasus yang sama. Namun warga keturunan yang merupakan penduduk asli kota Medan ini, diduga telah menjalankan operasinya cukup lama.

Karena tidak mungkin seorang pemain baru dapat menerima paket dengan jumlah yang begitu besar. Untuk itu, selain mengkaji siapa bos besar diatas WD, BNN juga tengah mengembangkan jalur distribusi yang biasa dipakai. Apakah lewat jalur udara, atau paket dikirimkan lewat jalur laut.

“Barang buktinya kan cukup banyak, makanya saat ini kita juga tengah mempelajari jalurnya. Bisa jadi lewat laut, karena di sepanjang pesisir Sumatera Utara hingga Aceh, terdapat sejumlah pelabuhan tradisional yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Selama ini kita juga sebenarnya telah melakukan kerja sama dengan pihak Bea Cukai maupun pihak-pihak terkait lainnya. Tapi masih saja banyak yang lolos,” ujarnya.

Sementara itu saat ditanya keberadaan tersangka, Sumirat menyatakan WD hingga Rabu siang masih berada di Medan. Namun ia memastikan Rabu malam tersangka akan dibawa ke Jakarta. “Sabu-sabu yang berhasil ditangkap itu merupakan barang jadi yang siap edar. Jadi tren yang terlihat dari sejumlah penangkapan, kebanyakan barang jadi yang dikirim,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sekitar Pukul 10.00 WIB, Selasa (19/2) kemarin, tim BNN berhasil menangkap seorang tersangka narkotika jaringan internasional di lokasi pertokoan Home Centra, Jalan Ringroad, Medan. Dari tangan tersangka, petugas berhasil menyita 5 kilogram narkoba jenis sabu. “Posisi barang bukti saat itu berada di dalam mobil berjenis Fortuner.

Kemudian tim mengembangkan penyelidikan ke sebuah rumah di Blok VV Nomor 147, Komplek Taman Setia Budi Indah. Di tempat tersebut, petugas kita juga kembali menemukan 2 kilogram shabu lainnya yang juga berada di dalam sebuah mobil berjenis CR-V,” ujar Sumirat memaparkan.

Penangkapan menurut Sumirat dipimpin langsung Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar. Dalam penjelasannya kepada wartawan, Anang sebelumnya menyatakan operasi dilakukan setelah tim BNN melakukan pengintaian selama enam bulan terhadap tersangka. “Dengan teknik penyamaran, kita berhasil menangkap tersangka yang saat itu diduga sedang menunggu pembeli di kawasan pertokoan,” ujarnya.

Namun sayang, dalam penangkapan kali ini petugas tidak berhasil menangkap si pembeli maupun pihak dari pengirim barang tersebut. Meski begitu, Sumirat memastikan tim masih terus akan bekerja. Dan akan memberi tahu informasi lebih lanjut, jika ditemukan perkembangan yang signifikan.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso mengatakan setiap pengungkapan kasus narkoba itu sering terhalang atau terputus akibat pemberitaan narkoba setelah pengungkapan.

”Ada baiknya diberitakan, ada juga tidak baik diberitakan. Biasanya setelah diberitakan berhenti atau sudah lari pelakunya setelah membaca beritanya di media, pelaku itu banyak sudah kabur, terhenti lah jadinya,”ungkapnya, kemarin siang.

Lanjutnya, kasus ini sepenuhnya ditangani oleh BNN, tidak ditangani oleh Dit Res Narkoba.”Langsung BNN itu, sudah saya tanya, cuma hanya kordinasi saja,”sebutnya dengan singkat. (mag-10/gir/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/