BELAWAN – Sedikitnya dua titik tanggul Sungai Deli di Lingkungan IV dan VI Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, rawan jebol akibat tergerus air sungai. Warga setempat mengkhawatirkan air akan meluber mengenangi permukiman mereka jika pemerintah tidak segera melakukan perbaikan secara permanen.
“Kondisi air sungai saat ini sudah mulai merembes, ini karena tanggul yang persis berada di tikungan nyaris jebol akibat tergerus air. Kami berharap supaya adanya perbaikan,” ungkap, Sahminan (47) warga Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, pada Sumut Pos, Senin (20/5) kemarin.
Dia menuturkan, untuk mengantisipasi agar tanggul sungai tidak pecah warga bersama pihak kelurahan sebelumnya sempat melakukan perbaikan sementara. Dengan menggunakan tanah yang dimasukan ke dalam goni, warga berupaya menutup tanggul. Tapi hal itu menurut warga tidak akan mampu bertahan lama.
“Kalau seperti itukan tidak akan bisa bertahan lama, apalagi terkadang air pasang laut naik atau terjadi hujan seperti dua hari lalu, ini jelas sangat mengkhawatirkan bagi warga,” ucapnya.
Terpisah, Lurah Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Khairun Nasir STTP, saat dikonfirmasi mengatakan, kedua titik tanggul di Lingkungan IV dan VI yang kritis tersebut berada di alur Sungai Deli, umumnya kerusakan tersebut terjadi disebabkan oleh tekanan air sehingga terjadi abrasi.
“Upaya perbaikan sudah dilakukan dengan menggunakan penahan karung diisi pasir atau tanah, tapi hanya bersifat sementara. Dan pada bagian sisi bawah tanggul saat ini memang masih terjadi rembesan, tapi mudah-mudahan tidak sampai membuat tanggul jebol,” katanya.
Persoalan tanggul yang dikeluhkan warga itu lanjut Nasir sebelumnya juga sudah dilaporkannya kepada PT Adhi Karya selaku pihak kontraktor yang saat ini sedang melakukan proyek pembangunan tanggul di sepanjang bantaran Sungai Deli. Namun perbaikan dimaksud belum dapat dilakukan sepenuhnya karena harus menunggu giliran.
“Cuma yang menjadi permasalahan, kontraktor sulit mengerjakannya karena masih ada lagi beberapa bangunan yang berdiri di atas tanggul. Mereka (kontraktor) minta rumah-rumah diatas tanggul dibersihkan dulu baru mereka kerjakan, sedangkan warga siap membongkar bangunannya apabila pengerjaannya mengarah ke rumah mereka,” ungkap, Nasir.(rul)