MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi bela Palestina yang semula digagas sejumlah aliansi mahasiswa dan pemuda Sumatera Utara, Kamis (20/5), batal terlaksana. Selain menjaga keselamatan dan kesehatan para peserta aksi, juga jangan sampai menjadi klaster baru penularan Covid-19.
“Kami banyak mendapat masukan tentang protokol kesehatan dan menjadi konsern kita bersama. Terlebih penyebaran Covid-19 sangat tinggi di wilayah Sumut. Kita juga tidak ingin peserta aksi menjadi korban dan terpapar Covid-19. Sehingga diubah bentuknya menjadi aksi-aksi yang lain, meminimalisir terjadinya penularan Covid-19,” kata inisiator aksi dari Gema Keadilan, Wasis Wiseso Pamungkas menjawab Sumut Pos.
Selain itu pihaknya mengingatkan agar aparat juga konsern dengan penegakan prokes covid. Jangan sampai nanti ada sikap diskriminatif antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. “Apalagi kegiatan kami ini merupakan kegiatan kemanusiaan,” tegasnya.
Adapun tindaklanjut dari aksi bela Palestina ini, sejumlah aliansi mahasiswa dan pemuda Sumut akan melakukan flash mob dan penggalangan dana di simpang-simpang yang ada di Kota Medan. “Nanti akan dilakukan seluruh elemen kesatuan ini dan mungkin akan bertambah jumlahnya. Karena cukup banyak yang menghubungi kita meminta untuk bergabung. Namun tidak pula terkonsentrasi pada satu titik. Begitupun dananya tetap kita kumpulkan dan sumbangkan untuk rakyat Palestina,” katanya.
Meski batal aksi konvoi hingga di depan Gedung Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) Kota Medan, mereka tetap menyampaikan aspirasi dan tuntutan atas agresi militer Israel terhadap Palestina. Dibacakan Sekretaris Gema Keadilan Sumut, Abdul Jalil Ritonga, pihaknya mengutuk dan mengecam keras agresi militer Israel yang telah memporak-porandakkan Palestina, merenggut nyawa-nyawa warga sipil yang tidak berdosa. “Hentikan segera agresi militer yang dilkukan oleh Israel terhadap Palestina,” katanya.
Selanjutnya mengecam sikap dan tindakan AS yang selalu melindungi agresivitas dan provokasi zionis Israel, serta menerapkan standar ganda dengan menyatakan bahwa rakyat Palestina yang sedang memperjuangkan harkat martabat dan tanah airnya sebagai teroris. “Padahal teroris yang sebenarnya adalah zionis Israel itu sendiri,” tuturnya.
Kemudian mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk segera bertindak dan tidak diam menyaksikan penindasan tanpa henti Zionis Israel terhadap umat Islam, warga Palestina di tanah air, negara dan bangsanya sendiri, sekaligus menghentikan aksi brutal Zionis Israel yang bertujuan merampas seluruh wilayah Palestina sebagai wilayah Israel Raya, dengan menempatkan pasukan perdamaian untuk melindungi rakyat Palestina dari serangan Zionis Israel.
Kemudian, mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab agar berinisiatif menggerakkan seluruh negara-negara Islam se dunia untuk memberikan dukungan terhadap bangsa Palestina dan menuntut penguasa Zionis Israel ke Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan terhadap warga Palestina.
Mendesak Pemerintah Indonesia untuk menegakkan prinsip dasar kebangsaan “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa” sebagai amanat konstitusi dan secara nyata memberikan dukungan terhadap bangsa Palestina (sebagai salah satu bangsa pertama yang mengakui dan mendukung kemerdekaan dan kedaulatan RI tahun 1945). Mendorong rekan-rekan dari organisasi masyarakat sipil, lembaga kemanusiaan dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lainnya untuk dapat turut menyuarakan penghentian tindakan genosida atas nama apapun yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap bangsa Palestina.
Mengajak seluruh umat Islam agar menggalang bantuan untuk rakyat Palestina dengan memberikan dukungan nyata terhadap perjuangan rakyat palestina, baik secara moriil maupun materiil, serta mengajak setiap muslim Indonesia dan seluruh dunia untuk terus berdoa memohon pertolongan Allah agar memberikan perlindungan untuk rakyat dan bangsa Palestina dari kezoliman zionis Israel. (prn/ila)