23.6 C
Medan
Friday, January 17, 2025

Pilih 2 G Ketimbang Kader, Setuju RE daripada Cornel

Kompetisi Bursa Bakal Calon di Partai Demokrat Jelang Pilgubsu 2013

Suhu kompetisi bakal calon (balon) yang akan diusung Partai Demokrat selaku partai pemenang Pemilu 2009-2014 di perhelatan Pilgubsu 2013 terus memuncak. Survei bukan bekal yang untuk terpilih, melainkan lobi-lobi hingga mengembangkan jaringan ke DPP dan sentrum ‘kekuasaan’ partai adalah kuncinya.

PEKAN LALU Sumut Pos mendapat bocoran dari sejumlah fungsionaris Partai  Demokrat Sumut yang enggan disebutkan namanya. Ini terkait arah penentuan sosok yang akan diusung oleh Partai Demokrat sebagai cagubsu, termasuk peta koalisi cagubsu dan cawagubsu dari partai yang dibesarkan SBY ini akhir pekan lalu.

Konstelasi politik di tubuh partai biru laut itu mulai menyoroti sosok Gus Irawan dan Gatot Pujo Nugroho. Sumber menyebutnya dengan akronim 2 G. Jadi bukan mustahil kelak salah satu dari 2 G itu (apakah Gus atau Gatot yang diusung Demokrat menjadi cagubsu). Cawagubsu tentu saja yang diajukan dari kalangan kader yang terbaik.

“Yang sudah dipertimbangkan itu Gatot. Istimewanya saat ini dia itu kan incumbent. Yang namanya incumbent itu pasti masih perpanjangan tangan pemerintah. Pemerintah itu kan Demokrat. Itu berkaca dari Pilkada DKI. Fauzi Bowo sebenarnya kader Golkar tapi karena incumbent ya tetap dianggap bagian dari pemerintah juga,’’ ujarnya. Soal G yang lainnya yakni Gus Irawan,  Demokrat mendasarkan kepada popularitas Gus Irawan di mata masyarakat. Tim survei yang mulai kerja seusai pendaftaran itu punya catatan bahwa Gus Irawan memiliki nilai tertinggi. Gatot justru ada di urutan kedua,” ungkap sang sumber.

Soal penilaian terhadap bakal calon yang datang dari kalangan kader, penilaian utamanya survei kelayakan dan potensi. Ada empat kader dari kalangan internal yang dianggap potensial maju di Pilgubsu. Misalnya, antara lain, Letjen (Purn) Cornel Simbolon, anggota DPR RI Sutan Bhatoegana, Bupati Deliserdang Amri Tambunan, dan Ketua DPD I Demokrat Sumut HT Milwan. Hanya saja, menurut dia, peluang  empat kader itu tergolong kecil untuk diusung sebagai Cagubsu. Ada sejumlah pertimbangan yang melatarinya. Misalnya saja, memajukan Letjen (Purn) Cornel Simbolon yang dianalisis sebagai langkah tangung-tangung.

‘’Kalau Cornel dimajukan itu tanggung namanya. Jika targetnya meraih suara dari kaum kristiani, Demokrat lebih memilih RE Nainggolan. Kans menang lebih besar ketimbang Cornel. RE Nainggolan juga sosok yang mengakar dari sisi religi,’’ katanya.

Lebih jauh diinformasikan, RE Nainggolan juga sebetulnya punya hubungan baik dengan Demokrat. Salah satunya hubungan emosional dan kekerabatan dengan Dewan Penasehat DPP Partai Demokrat, TB Silalahi. ‘’Pak TB Silalahi ini kan dekat sama Pak SBY. Jadi kalahlah Cornel,’’ tukas sumber.

Terkait pilihan memajukan Sutan Bhatoegana dipastikan partai akan kesulitan menemukan pasangan yang cocok sebagai pendamping. “Setahu kami Bang Sutan itu memang selalu siap dengan perintah partai. Cuma kalau dia jadi Cagubsu siapa yang mau jadi wakil? Selama ini Sutan lebih dikenal secara nasional, tidak secara spesifik di Sumut,’’ katanya. Untuk pertimbangan ini, menurut sumber lain, salah satu opsinya adalah membujuk HT Erry Nuradi agar bersedia menjadi  cawagubsu. Apalagi Erry sudah mendaftar ke Demokrat. Tapi sumber mengaku langkah itu amat rumit. Erry agaknya sedari awal berniat maju sebagai Sumut 1. Pilihan memajukan Sutan ini belum lagi terbentur isu penolakan dari sejumlah nama bila akan digandeng dengan dirinya. ‘’Banyak yang kurang sreg dengan Sutan,’’ bisiknya.

Begitu pula penilaian partai dalam mengusung HT Milwan. Sesungguhnya pengurus DPP merasa keberatan Milwan dicalonkan sebagai Cagubsu. Ini mengingat popularitas Milwan yang masih nomor urut sepatu. Kalah jauh dibanding nama-nama lain. Milwan juga dinilai punya catatan buruk di Labuhan Batu.

Salah satunya adalah kegagalan DPD Partai Demokrat Labuhabatu memenangkan Pilkada Labuhan Batu 2010 lalu yang mengusung Adelina HT Milwan, istri HT Milwan. Kekalahan itu pertanda nama Milawan tidak ‘menjual’ lagi justru di tempat dia pernah memimpin. ‘’Bagaimana mau menang di Tapsel atau Langkat?’’ ujar sang sumber. Begitu pula peluang Bupati Deliserdang Amri Tambunan yang mulai terganggu kesehatan tubuhnya.

Dikatakannya pula, ada juga pertimbangan menyatukan antara Gatot dengan Sutan Bhatoegana. “Jika nanti pilihannya tetap Sutan Bhatoegana, beliau hanya akan jadi cawagubsu. Demokrat mencari sosok eksternal yang berakar di Sumut atau punya nama,” ungkapnya. Lebih lanjut, sang sumber mengungkapkan, kalau saja hasil survei Demokrat terhadap empat kadernya jauh dari memuaskan dipastikan Demokrat akan menjatuhkan pilihan di antara 2 G.
“Jika hasil survei tak baik Demokrat akan menjatuhkan pilihan ke Gatot. Ini akan memberikan peluang besar. Di sini Gatot tetap Cagubsu sementara kader kami  Cawagubsu. Sama artinya, Gatot dan Gus bertarung. Begitu pula bila Demokrat menjatuhkan pilihan kepada Gus Irawan,” tukasnya. Dari perbincangan itu, untuk kepentingan mendapatkan perahu dari Partai Demokrat, Gus Irawan sudah sempat menemui sejumlah petinggi DPP Partai Demokrat, termasuk Ketua Umum  DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum pada April lalu.
Sedangkan bidikan Demokrat ke Gatot juga sudah memunculkan sinyal-sinyal. Setdaknya suidah dijalin komunikasi di level DPP antara Partai Demokrat dengan PKS. “Gus Irawan pernah bertandang ke DPP. Ya ke Anas Urbaningrum juga. Sekitar dua bulan lalu. Kalau tak salah April. DPP PKS dan Demokrat juga sudah bertemu, arahnya membahas koalisi. Itu masih di tingkat DPP. Masih informal,” tuturnya.
Soal pertemuan Gus Irawan dengan DPP Demokrat dan Anas Urbaningrum, termasuk pembicaraan informal koalisi PKS dan Demokrat, tak dibantah Direktur Eksekutif Partai Demokrat Sumut, Borkat Hasibuan.
“Ya, bisa saja ada pembicaraan itu. Tapi nantinya keputusan dilakukan sesuai tahapan. Setelah survei akan diserahkan ke DPP. Setelah itu Majelis Tinggi dan Ketua Dewan Pembina. Jadi belum bisa dipastikan koalisinya kemana, siapa dipasangkan dengan siapa. Dengan atau tanpa koalisi sebetulnya kami bisa mencalonkan. Tapi semua kembali ke pusat,” jawab Borkat.
Sutan Bhatoegana yang dikonfirmasi Sumut Pos justru tertawa saat disinggung soal menguatnya 2 G diusung Demokrat. “Ha..Ha..Ha.. Itukan rumor yang tak perlu ditanggapi. Siapa saja yang mau pakai kendaraan Demokrat ya,  silahkan saja. Asalkan pas hasil surveinya,” ujarnya. Gus Irawan yang dikonfirmasi Sumut Pos membantah informasi yang mengatakan dirinya sudah menemui  Anas Urbaningrum. “Tak itu. Belum ada,” katanya menjawab  Sumut Pos. (ari)

Kompetisi Bursa Bakal Calon di Partai Demokrat Jelang Pilgubsu 2013

Suhu kompetisi bakal calon (balon) yang akan diusung Partai Demokrat selaku partai pemenang Pemilu 2009-2014 di perhelatan Pilgubsu 2013 terus memuncak. Survei bukan bekal yang untuk terpilih, melainkan lobi-lobi hingga mengembangkan jaringan ke DPP dan sentrum ‘kekuasaan’ partai adalah kuncinya.

PEKAN LALU Sumut Pos mendapat bocoran dari sejumlah fungsionaris Partai  Demokrat Sumut yang enggan disebutkan namanya. Ini terkait arah penentuan sosok yang akan diusung oleh Partai Demokrat sebagai cagubsu, termasuk peta koalisi cagubsu dan cawagubsu dari partai yang dibesarkan SBY ini akhir pekan lalu.

Konstelasi politik di tubuh partai biru laut itu mulai menyoroti sosok Gus Irawan dan Gatot Pujo Nugroho. Sumber menyebutnya dengan akronim 2 G. Jadi bukan mustahil kelak salah satu dari 2 G itu (apakah Gus atau Gatot yang diusung Demokrat menjadi cagubsu). Cawagubsu tentu saja yang diajukan dari kalangan kader yang terbaik.

“Yang sudah dipertimbangkan itu Gatot. Istimewanya saat ini dia itu kan incumbent. Yang namanya incumbent itu pasti masih perpanjangan tangan pemerintah. Pemerintah itu kan Demokrat. Itu berkaca dari Pilkada DKI. Fauzi Bowo sebenarnya kader Golkar tapi karena incumbent ya tetap dianggap bagian dari pemerintah juga,’’ ujarnya. Soal G yang lainnya yakni Gus Irawan,  Demokrat mendasarkan kepada popularitas Gus Irawan di mata masyarakat. Tim survei yang mulai kerja seusai pendaftaran itu punya catatan bahwa Gus Irawan memiliki nilai tertinggi. Gatot justru ada di urutan kedua,” ungkap sang sumber.

Soal penilaian terhadap bakal calon yang datang dari kalangan kader, penilaian utamanya survei kelayakan dan potensi. Ada empat kader dari kalangan internal yang dianggap potensial maju di Pilgubsu. Misalnya, antara lain, Letjen (Purn) Cornel Simbolon, anggota DPR RI Sutan Bhatoegana, Bupati Deliserdang Amri Tambunan, dan Ketua DPD I Demokrat Sumut HT Milwan. Hanya saja, menurut dia, peluang  empat kader itu tergolong kecil untuk diusung sebagai Cagubsu. Ada sejumlah pertimbangan yang melatarinya. Misalnya saja, memajukan Letjen (Purn) Cornel Simbolon yang dianalisis sebagai langkah tangung-tangung.

‘’Kalau Cornel dimajukan itu tanggung namanya. Jika targetnya meraih suara dari kaum kristiani, Demokrat lebih memilih RE Nainggolan. Kans menang lebih besar ketimbang Cornel. RE Nainggolan juga sosok yang mengakar dari sisi religi,’’ katanya.

Lebih jauh diinformasikan, RE Nainggolan juga sebetulnya punya hubungan baik dengan Demokrat. Salah satunya hubungan emosional dan kekerabatan dengan Dewan Penasehat DPP Partai Demokrat, TB Silalahi. ‘’Pak TB Silalahi ini kan dekat sama Pak SBY. Jadi kalahlah Cornel,’’ tukas sumber.

Terkait pilihan memajukan Sutan Bhatoegana dipastikan partai akan kesulitan menemukan pasangan yang cocok sebagai pendamping. “Setahu kami Bang Sutan itu memang selalu siap dengan perintah partai. Cuma kalau dia jadi Cagubsu siapa yang mau jadi wakil? Selama ini Sutan lebih dikenal secara nasional, tidak secara spesifik di Sumut,’’ katanya. Untuk pertimbangan ini, menurut sumber lain, salah satu opsinya adalah membujuk HT Erry Nuradi agar bersedia menjadi  cawagubsu. Apalagi Erry sudah mendaftar ke Demokrat. Tapi sumber mengaku langkah itu amat rumit. Erry agaknya sedari awal berniat maju sebagai Sumut 1. Pilihan memajukan Sutan ini belum lagi terbentur isu penolakan dari sejumlah nama bila akan digandeng dengan dirinya. ‘’Banyak yang kurang sreg dengan Sutan,’’ bisiknya.

Begitu pula penilaian partai dalam mengusung HT Milwan. Sesungguhnya pengurus DPP merasa keberatan Milwan dicalonkan sebagai Cagubsu. Ini mengingat popularitas Milwan yang masih nomor urut sepatu. Kalah jauh dibanding nama-nama lain. Milwan juga dinilai punya catatan buruk di Labuhan Batu.

Salah satunya adalah kegagalan DPD Partai Demokrat Labuhabatu memenangkan Pilkada Labuhan Batu 2010 lalu yang mengusung Adelina HT Milwan, istri HT Milwan. Kekalahan itu pertanda nama Milawan tidak ‘menjual’ lagi justru di tempat dia pernah memimpin. ‘’Bagaimana mau menang di Tapsel atau Langkat?’’ ujar sang sumber. Begitu pula peluang Bupati Deliserdang Amri Tambunan yang mulai terganggu kesehatan tubuhnya.

Dikatakannya pula, ada juga pertimbangan menyatukan antara Gatot dengan Sutan Bhatoegana. “Jika nanti pilihannya tetap Sutan Bhatoegana, beliau hanya akan jadi cawagubsu. Demokrat mencari sosok eksternal yang berakar di Sumut atau punya nama,” ungkapnya. Lebih lanjut, sang sumber mengungkapkan, kalau saja hasil survei Demokrat terhadap empat kadernya jauh dari memuaskan dipastikan Demokrat akan menjatuhkan pilihan di antara 2 G.
“Jika hasil survei tak baik Demokrat akan menjatuhkan pilihan ke Gatot. Ini akan memberikan peluang besar. Di sini Gatot tetap Cagubsu sementara kader kami  Cawagubsu. Sama artinya, Gatot dan Gus bertarung. Begitu pula bila Demokrat menjatuhkan pilihan kepada Gus Irawan,” tukasnya. Dari perbincangan itu, untuk kepentingan mendapatkan perahu dari Partai Demokrat, Gus Irawan sudah sempat menemui sejumlah petinggi DPP Partai Demokrat, termasuk Ketua Umum  DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum pada April lalu.
Sedangkan bidikan Demokrat ke Gatot juga sudah memunculkan sinyal-sinyal. Setdaknya suidah dijalin komunikasi di level DPP antara Partai Demokrat dengan PKS. “Gus Irawan pernah bertandang ke DPP. Ya ke Anas Urbaningrum juga. Sekitar dua bulan lalu. Kalau tak salah April. DPP PKS dan Demokrat juga sudah bertemu, arahnya membahas koalisi. Itu masih di tingkat DPP. Masih informal,” tuturnya.
Soal pertemuan Gus Irawan dengan DPP Demokrat dan Anas Urbaningrum, termasuk pembicaraan informal koalisi PKS dan Demokrat, tak dibantah Direktur Eksekutif Partai Demokrat Sumut, Borkat Hasibuan.
“Ya, bisa saja ada pembicaraan itu. Tapi nantinya keputusan dilakukan sesuai tahapan. Setelah survei akan diserahkan ke DPP. Setelah itu Majelis Tinggi dan Ketua Dewan Pembina. Jadi belum bisa dipastikan koalisinya kemana, siapa dipasangkan dengan siapa. Dengan atau tanpa koalisi sebetulnya kami bisa mencalonkan. Tapi semua kembali ke pusat,” jawab Borkat.
Sutan Bhatoegana yang dikonfirmasi Sumut Pos justru tertawa saat disinggung soal menguatnya 2 G diusung Demokrat. “Ha..Ha..Ha.. Itukan rumor yang tak perlu ditanggapi. Siapa saja yang mau pakai kendaraan Demokrat ya,  silahkan saja. Asalkan pas hasil surveinya,” ujarnya. Gus Irawan yang dikonfirmasi Sumut Pos membantah informasi yang mengatakan dirinya sudah menemui  Anas Urbaningrum. “Tak itu. Belum ada,” katanya menjawab  Sumut Pos. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/