25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

10 Persen Jajanan Anak Mengandung Zat Berbahaya

MEDAN-Sebanyak 10 persen jajanan anak sekolah (JAS) dari 600 sampel hingga semester pertama tahun 2012, mengandung bahan makanan berbahaya atau tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Temuan itu disampaikan Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan MakananĀ  (BBPOM) Medan, Drs Agus Prabowo Apt, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) menjelang bulan suci Ramadan di Pusat Pasar Jalan MT Haryono Medan, Jumat (20/7)

Temuan BBPOM atas zat berbahaya dalam kandungan jajanan itu yakni siklamat, boraks, dan mikroba.

ā€œPengujian ini dilakukan selama sebulan dan hasilnya ditemukan boraks, mikroba dan siklamat,ā€ beber Agus.

Masih menurut Agus, 600 sampel makanan dan minuman yang diuji tersebut merupakan hasil sampling yang dilakukan pihaknya dari sekolah di Kota Medan dan sekitarnya.
ā€œUntuk tahun ini ada penurunan jumlah kasus. Dimana pada tahun 2011 lalu, dari 900 sampel makanan atau minuman, 45 persen diantaranya tidak sesuai dengan ketentuan. Sedangkan tahun ini, dari 600 sampeln
ditemukan 10 persen yang tidak sesuai ketentuan,ā€ucapnya.

Agus tidak bisa merinci, persentase masing-masing jajanan anak sekolah yang mengandung mikroba, siklamat dan boraks.
Namun, menurutnya, temuan jajanan anak sekolah untuk tahun 2012 ini, ada penurunan secara signifikan.

Dalam hal ini, Agus juga meminta kepada anak sekolah selaku konsumen untuk memerhatikan jenis makanan atau minuman yang dibeli dan lebih menjaga kesehatan diri dalam memilih makanan atau minuman yang dikonsumsi.
ā€œKepada pedagang agar benar-benar mengikuti dan mematuhi ketentuan yang ada. Seperti siklamat misalnya, meski tidak berbahaya, namun ini tidak baik untuk dikonsumsi anak usia sekolah, karena siklamat tidak ada gizinya. Sedangkan anak sekolah itu, sangat penting untuk pertumbuhan gizinya,ā€ pintanya.

Agus juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan tentang penurunan temuan ini. Artinya, Dinkes Medan berhasil memberikan pengawasan dan pembinaan kepada pedagang dan industri rumah tangga.
ā€œBBPOM dalam hal ini hanya sebagai pengawas di lapangan dan selaku pendamping saja dan kita harapkan agar Dinkes Medan dapat meningkatkannya lagi,ā€ tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc mengaku, Dinkes Medan selaku leading sector yang memberikan pembinaan, secara intensif melakukannya. Apalagi ia sadari, anak sekolah harus mendapatkan jajanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan gizinya serta bebas dari kandungan makanan yang tidak sesuai ketentuan yang ada.

ā€œSelain pedagang, kita juga memberikan pengetahuan kepada pihak sekolah dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan,ā€ tuturnya.
Masih menurut Edwin, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara berkala.

ā€œKita melakukan pengawasan dimulai dari usaha kesehatan sekolah dan kita harapkan, semua penyedia jajanan (penjual, Red) dan jenis jajanannya harus diketahui. Sehingga, anak usia sekolah itu benar-benar mendapatkan jajanan yang baik untuk dirinya,ā€ sebutnya. (uma)

MEDAN-Sebanyak 10 persen jajanan anak sekolah (JAS) dari 600 sampel hingga semester pertama tahun 2012, mengandung bahan makanan berbahaya atau tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Temuan itu disampaikan Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan MakananĀ  (BBPOM) Medan, Drs Agus Prabowo Apt, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) menjelang bulan suci Ramadan di Pusat Pasar Jalan MT Haryono Medan, Jumat (20/7)

Temuan BBPOM atas zat berbahaya dalam kandungan jajanan itu yakni siklamat, boraks, dan mikroba.

ā€œPengujian ini dilakukan selama sebulan dan hasilnya ditemukan boraks, mikroba dan siklamat,ā€ beber Agus.

Masih menurut Agus, 600 sampel makanan dan minuman yang diuji tersebut merupakan hasil sampling yang dilakukan pihaknya dari sekolah di Kota Medan dan sekitarnya.
ā€œUntuk tahun ini ada penurunan jumlah kasus. Dimana pada tahun 2011 lalu, dari 900 sampel makanan atau minuman, 45 persen diantaranya tidak sesuai dengan ketentuan. Sedangkan tahun ini, dari 600 sampeln
ditemukan 10 persen yang tidak sesuai ketentuan,ā€ucapnya.

Agus tidak bisa merinci, persentase masing-masing jajanan anak sekolah yang mengandung mikroba, siklamat dan boraks.
Namun, menurutnya, temuan jajanan anak sekolah untuk tahun 2012 ini, ada penurunan secara signifikan.

Dalam hal ini, Agus juga meminta kepada anak sekolah selaku konsumen untuk memerhatikan jenis makanan atau minuman yang dibeli dan lebih menjaga kesehatan diri dalam memilih makanan atau minuman yang dikonsumsi.
ā€œKepada pedagang agar benar-benar mengikuti dan mematuhi ketentuan yang ada. Seperti siklamat misalnya, meski tidak berbahaya, namun ini tidak baik untuk dikonsumsi anak usia sekolah, karena siklamat tidak ada gizinya. Sedangkan anak sekolah itu, sangat penting untuk pertumbuhan gizinya,ā€ pintanya.

Agus juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan tentang penurunan temuan ini. Artinya, Dinkes Medan berhasil memberikan pengawasan dan pembinaan kepada pedagang dan industri rumah tangga.
ā€œBBPOM dalam hal ini hanya sebagai pengawas di lapangan dan selaku pendamping saja dan kita harapkan agar Dinkes Medan dapat meningkatkannya lagi,ā€ tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi MSc mengaku, Dinkes Medan selaku leading sector yang memberikan pembinaan, secara intensif melakukannya. Apalagi ia sadari, anak sekolah harus mendapatkan jajanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan gizinya serta bebas dari kandungan makanan yang tidak sesuai ketentuan yang ada.

ā€œSelain pedagang, kita juga memberikan pengetahuan kepada pihak sekolah dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan,ā€ tuturnya.
Masih menurut Edwin, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara berkala.

ā€œKita melakukan pengawasan dimulai dari usaha kesehatan sekolah dan kita harapkan, semua penyedia jajanan (penjual, Red) dan jenis jajanannya harus diketahui. Sehingga, anak usia sekolah itu benar-benar mendapatkan jajanan yang baik untuk dirinya,ā€ sebutnya. (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/