31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Hewan di Taman Margasatwa Medan Banyak yang Mati dan tak Punya Pasangan

MEDAN-Sejak pindah ke Taman Margasatwa Medan (TMM) di Jalan Simalingkar B, Medan Tuntungan banyak satwa yang mati karena sakit dan sudah tua. Data yang dihimpun satwa yang mati seperti siamang, gajah, kera Jepang betina, orangutan. Selain itu, ada juga ayam, merpati, kelinci.

Kepala Urusan Kesahatan Hewan dan Konservasi TMM, drh Sucitrawan mengaku, untuk tahun 2012 belaum ada yang mati, namun satwa yang mengalami sakit ada. Menurutnya, satwa yang mati itu terjadi pada tahun 2008, 2010 dan 2011.

“Seperti siamang dan gajah sakit diare. Sedangkan kera Jepang betina karena faktor usia. Untuk tahun 2011 paling ayam, merpati dan kelinci,” ucapnyan
Menurutnya, untuk mengantisipasi penyakit satwa-satwa itu biasanya diberi vaksin secara berkala.

Selain penyakit dan usia, katanya, gangguan pengunjung menjadi faktor hewan mati. Contohnya, pengunjung memberikan makanan yang tidak sesuai sehingga satwa sakit. Selain itu, katanya, satwa juga ada yang tidak mempunyai pasangan karena pasangannya mati.

“Faktor ini pasti ada karena hewan tersebut tidak memiliki teman-temannya sehingga menjadi stres. Karena setiap hewan pasti ada keinginan kawin,” katanya.

Menurutnya, untuk mengatasinya satwa diberi permainan agar melupakan keinginan kawin dan juga energinya akan sering keluar.
Kepala Urusan Promosi, Publiksi dan Pelayanan Pengunjung, Rudianto Sembiring menjelaskan, satwa yang tidak memiliki pasangan di TMM antara lain Kera Jepang Jantan berumur 20 tahun, dua ekor Gajah Betina berumur 40 tahun, dua ekor Buaya Muara Jantan berumur 40 tahun, Buaya Senyulong Jantan berumur 40 tahun,  Orangutan Jantan berumur 25 tahun, Elang Tikus dan Elang Laut Perut Putih berumur 40 tahun.

Sementara, Kepala Unit TMM, Zainul Akbar Nasution mengatakan, pihak berencana untuk menambah satwa terutama yang tidak memiliki pasangan bekerja sama dengan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) dan Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBI) dan juga PD Pembangunan Kota Medan.

“Ke depannya kita juga akan membuat tempat khusus seperti hewan mamalia, aves (burung) dan reptil,” katanya.
Saat ini, TMM memiliki lahan 30 hektar memiliki 41 spesies satwa antara lain mamalia 15 spesie, aves 21 spesies, reptil 5 spesies. Untuk spesimen mamalia ada 67 spesimen, aves 90 spesimen dan reptil 17 spesimen, serta 8.760 pohon.

Zainul mengakui jumlah tersebut masih sedikit. “Untuk itu kita berupaya untuk memperbanyak jumlah hewan dengan cara negoisasi dengan kebun binatang dan yang lainnya,”ucapnya. (mag-19)

MEDAN-Sejak pindah ke Taman Margasatwa Medan (TMM) di Jalan Simalingkar B, Medan Tuntungan banyak satwa yang mati karena sakit dan sudah tua. Data yang dihimpun satwa yang mati seperti siamang, gajah, kera Jepang betina, orangutan. Selain itu, ada juga ayam, merpati, kelinci.

Kepala Urusan Kesahatan Hewan dan Konservasi TMM, drh Sucitrawan mengaku, untuk tahun 2012 belaum ada yang mati, namun satwa yang mengalami sakit ada. Menurutnya, satwa yang mati itu terjadi pada tahun 2008, 2010 dan 2011.

“Seperti siamang dan gajah sakit diare. Sedangkan kera Jepang betina karena faktor usia. Untuk tahun 2011 paling ayam, merpati dan kelinci,” ucapnyan
Menurutnya, untuk mengantisipasi penyakit satwa-satwa itu biasanya diberi vaksin secara berkala.

Selain penyakit dan usia, katanya, gangguan pengunjung menjadi faktor hewan mati. Contohnya, pengunjung memberikan makanan yang tidak sesuai sehingga satwa sakit. Selain itu, katanya, satwa juga ada yang tidak mempunyai pasangan karena pasangannya mati.

“Faktor ini pasti ada karena hewan tersebut tidak memiliki teman-temannya sehingga menjadi stres. Karena setiap hewan pasti ada keinginan kawin,” katanya.

Menurutnya, untuk mengatasinya satwa diberi permainan agar melupakan keinginan kawin dan juga energinya akan sering keluar.
Kepala Urusan Promosi, Publiksi dan Pelayanan Pengunjung, Rudianto Sembiring menjelaskan, satwa yang tidak memiliki pasangan di TMM antara lain Kera Jepang Jantan berumur 20 tahun, dua ekor Gajah Betina berumur 40 tahun, dua ekor Buaya Muara Jantan berumur 40 tahun, Buaya Senyulong Jantan berumur 40 tahun,  Orangutan Jantan berumur 25 tahun, Elang Tikus dan Elang Laut Perut Putih berumur 40 tahun.

Sementara, Kepala Unit TMM, Zainul Akbar Nasution mengatakan, pihak berencana untuk menambah satwa terutama yang tidak memiliki pasangan bekerja sama dengan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) dan Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBI) dan juga PD Pembangunan Kota Medan.

“Ke depannya kita juga akan membuat tempat khusus seperti hewan mamalia, aves (burung) dan reptil,” katanya.
Saat ini, TMM memiliki lahan 30 hektar memiliki 41 spesies satwa antara lain mamalia 15 spesie, aves 21 spesies, reptil 5 spesies. Untuk spesimen mamalia ada 67 spesimen, aves 90 spesimen dan reptil 17 spesimen, serta 8.760 pohon.

Zainul mengakui jumlah tersebut masih sedikit. “Untuk itu kita berupaya untuk memperbanyak jumlah hewan dengan cara negoisasi dengan kebun binatang dan yang lainnya,”ucapnya. (mag-19)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/