LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tak beroperasinya lagi PT Pertamina Pangkalan Berandan, berdampak pada melemahnya transaksi jual beli di Pasar Pagi Pangkalan Berandan, Kecamatan Babalan.
Hal itu dikeluhkan Romauli Br. Panggabean dan Minar Br Marpaung, beberapa pedagang yang ditemui Sumut Pos, baru-baru ini.
Menurut pedagang kain ini, pengaruh tidak beroperasinya Pertamina Pangkalan Berandan, mengakibatkan menurunnya daya beli dagangan para pedagang. “Dulu waktu Pertamina beroperasi, pakaian kami per harinya bisa terjual 10 sampai 20 pasang,”ujar Romauli diamini Minar.
Tinginya daya jual saat itu, lanjut Minar, dikarenakan jumlah banyaknya karyawan Pertamina Pangkalan Berandan, apalagi karyawan Pertamina yang ada di Tangkahan Lagan.
“Mereka suka belanja. Makanya dulu ada istilah sesama pedagang, ’Kuda Laut Mengamuk’, apalagi kalau mereka gajian,”beber Minar.
Disebutkan Minar dan Romauli, sepinya dari pembeli itu sangat dirasakan oleh pedagang kaki lima. “Sekarang jangankan laku puluhan. Lima pasang saja sehari laku, sudah syukur kali,”keluh kedunya.
Untuk saat ini, sambung keduanya, para pedagang Pasar Pagi Pangkalan Berandan hanya berharap pembeli dari warga sekitar, dan warga asing yang melintasi pasar. (yas/han)
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tak beroperasinya lagi PT Pertamina Pangkalan Berandan, berdampak pada melemahnya transaksi jual beli di Pasar Pagi Pangkalan Berandan, Kecamatan Babalan.
Hal itu dikeluhkan Romauli Br. Panggabean dan Minar Br Marpaung, beberapa pedagang yang ditemui Sumut Pos, baru-baru ini.
Menurut pedagang kain ini, pengaruh tidak beroperasinya Pertamina Pangkalan Berandan, mengakibatkan menurunnya daya beli dagangan para pedagang. “Dulu waktu Pertamina beroperasi, pakaian kami per harinya bisa terjual 10 sampai 20 pasang,”ujar Romauli diamini Minar.
Tinginya daya jual saat itu, lanjut Minar, dikarenakan jumlah banyaknya karyawan Pertamina Pangkalan Berandan, apalagi karyawan Pertamina yang ada di Tangkahan Lagan.
“Mereka suka belanja. Makanya dulu ada istilah sesama pedagang, ’Kuda Laut Mengamuk’, apalagi kalau mereka gajian,”beber Minar.
Disebutkan Minar dan Romauli, sepinya dari pembeli itu sangat dirasakan oleh pedagang kaki lima. “Sekarang jangankan laku puluhan. Lima pasang saja sehari laku, sudah syukur kali,”keluh kedunya.
Untuk saat ini, sambung keduanya, para pedagang Pasar Pagi Pangkalan Berandan hanya berharap pembeli dari warga sekitar, dan warga asing yang melintasi pasar. (yas/han)