25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Pulkam Naik Pesawat

Ragam Pilihan Mudik Natal & Tahun Baru di Sumut

MEDAN-Pulang kampung, mudik, atau apapun namanya sudah seperti kebutuhan ketika musim liburan tiba. Apalagi ketika liburan dimaksud adalah even keagamaan dan pergantian tahun. Pemilihan jalur transportasi, dipercaya atau tidak, pun menjadi dilema.

Seperti halnya pengalaman Bebi Batubara (28). Warga sebuah komplek perumahan di Jalan Binjai KM 12, ini mengaku bingung memilih jalur transportasi yang mana untuk tiba di kampungnya di Sibolga sana. “Enaknya naik pesawat, gak capek dan cepat, tapi siapa yang jemput di Pinangsori (Bandara FL Tobing Tapanuli Tengah, Red)?” ungkapnya, Selasa (20/12).

Karena itu, tambah Bebi, setiap mudik dia selalu menggunakan jalur darat. “Pengennya naik pesawat, kan udah banyak pesawatnya. Tapi, itu tadi, Pinangsori ke Sibolga kan jauh juga. Ya, sudah, naik taksi (travel, Red) saja, bisa langsung sampek rumah,” ujarnya sambil tersenyum.

Dilema yang dirasakan Bebi tampaknya sesuai dengan wajah transportasi di Sumut. Memang, segala jalur transportasi telah tersedia; baik udara, laut, dan darat. Namun, infrastruktur cenderung menjadi kendala. Sebut saja jalur darat, jalanan di Sumut yang membelah hutan dan pegunungan cukup menyeramkan bagi pengguna jalan. Tidak sekadar jurang, jalanan berlubang dan ancaman tanah longsor bisa menjadi momok. Belum lagi jarak tempuh antarkota yang jauh.

Itulah sebabnya, belakangan ini merebak wacana untuk memajukan jalur udara. Sederhananya, melalui udara tidak akan bermasalah dengan longsor, jalan putus, dan sebagainya. Untuk mendukung itu, menyambut Natal dan Tahun Baru 2011, Bandara Polonia Medan melayani tiga rute untuk tiga bandara yang ada di kabupaten/kota di Sumatera Utara sesuai penerbangan nasional (Pernas).

“Rute yang pasti adalah Medan-Sibolga (Bandara FL Tobing), Medan-Gunung Sitoli (Bandara Nias Binaka) dan Medan-Silangit (Bandara Silangit, Siborong-borong). Untuk bandara perintis kecil lainnya, kita belum menerima Pernas dan itu menjadi tanggung jawab dari Otoritas Bandara Polonia,” kata Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus, di ruang kerjanya, Senin (19/12).

Mengenai jadwal penerbangan dan jenis pesawat yang berangkat menuju bandara-bandara kecil di beberapa kabupaten/kota di Sumut, Firdaus menuturkan, dia tidak mengetahui jenis pesawatnya. Namun, tambahnya, untuk jadwal penerbangan, pesawat akan melakukan penerbangan sebanyak dua kali seminggu penerbangan. “Kepada warga masyarakat, hendaklah membeli tiket pesawat terbang di loket-loket maskapai penerbangan yang ada di dalam Bandara Polonia dan jangan membelinya dari orang lain. Angkasa Pura Bandara Polonia Medan akan setiap hari melakukan razia dan jika kedapatan calo yang menjual tiket akan ditindak tegas,” ungkapnya.

Kabag Umum Otoritas Bandara Polonia Medan Agung Rahino di ruang kerjanya menegaskan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan semua pihak dalam menyambut Natal dan Tahun Baru ini. “Kita tetap berkoordinasi agar calon penumpang bisa menikmati transportasi udara dengan nyaman baik atau pun yang keluar dari Bandara Polonia Medan. Untuk lebih lanjut, tanyakan kepada Bapak Havandi Gusli untuk informasi lanjut,” tuturnya.

Kepala Seksi Angkutan Udara, Kelayakan Pesawat Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Havandi Gusli mengaku, jelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya tetap melakukan rute Pernas yang ditentukan dari Kementrian Perhubungan. Untuk jenis pesawat, lanjut Havandi, Pesawat BAe 146/100 dengan kapasitas 73 penumpang sudah termasuk kru pesawat. “Pesawat jenis BAe 146/100 itu menggunakan empat enguine (mesin). Adapun pesawat-pesawat yang di antaranya Susi Air, Wing Air jenis ATR 72. Kalau untuk Nusantara Buana Air pesawatnya sejauh ini berdasarkan laporan belum ada,” sebutnya.

Disinggung mengenai kelayakan dan keamanan pesawat-pesawat tersebut, Havandi Gusli mengaku, pihak Otoritas Bandara sudah melakukan uji layak terbang yang dilakukan bersama dengan Tim dari Otoritas Bandara. “Semua pesawat-pesawat tersebut sudah layak terbang untuk tiga rute Pernas dan untuk bandara-bandara perintis lainnya. Kita sudah melakukan uji coba terhadap kelayakan terbang pesawa perintis itu dengan lintas sektor,” jelasnya.

Lalu, bagaimana dengan harga? Yustina, pegawai Maskapai Merpati Air yang melayani rute Polonia-Aek Godang-FL Tobing dan Binaka memastikan, harga tiket akan naik dua dan tiga hari jelang dan setelah Natal dan Tahun Baru. Menurutnya, harga tiket yang berlaku saat ini masih harga batas bawah dan standar.

Hal yang sama diungkapkan Winda, Staf Marketing Susi Air. “Harga tiket sekarang masih harga lama, belum ada naik. Mungkin jelang Natal dan Tahun Baru ada kenaikan harga. Seperti tahun kemarin lah, Bang,” ujarnya.

Jelang penghujung tahun seperti ini, Merpati yang menerbangkan pesawat jenis MA 60, bisa full. “Kapasitastnya 60 penumpang, termasuk kru,” jelas Yustina.

Pada penerbangan reguler, sangat jarang kapasitas pesawat terisi penuh. Maklum, ‘penumpang tetap’ biasanya birokrat atau pebisnis yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Sedangkan Susi Air menerbangkan Pesawat Cassa 212-200 menggunakan empat mesin. “Kapasitas penumpangnya 14 orang termasuk kru,” sebut Winda.

Menurut Kepala Seksi Operasional Otoritas Bandara, Martinus Hutasoit dan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, rute yang mengalami peningkatan jumlah penumpang signifikan saat Natal dan Tahun Baru adalah penerbangan tujuan Bandara Silangit, FL Tobing dan Binaka.

Penumpang yang turun di Silangit umumnya ingin ke Siborong-borong dan Doloksanggul di Kabupaten Humbahas, Tarutung dan wilayah sekitar Taput, dan Balige dan wilayah sekitar Kabupaten Tobasa.

Penumpang dengan tujuan Bandara Binaka adalah mereka yang bertujuan ke Pulau Nias sekitarnya. Sedangkan di Bandara FL Tobing, penumpang biasanya bertujuan ke Kota Sibolga dan sekitar Tapanuli Tengah dan sebagian Tapanuli Selatan.

Bandara Aek Godang juga mengalami peningkatan jumlah penumpang, meski tidak sebanyak tiga bandara lain. Bandara ini melayani penumpang yang bertujuan ke Kabupaten Tapsel, Madina, Palas dan Paluta.

Martinus Hutasoit menerangkan, Susi Air merupakan maskapai yang melayani rute paling banyak. “Maskapai yang beroperasional penuh hanya Susi Air karena sampai ke Bandara Silangit. Untuk maskapai penerbangan Merpati Air, itu hanya Medan-Sibolga-Nias saja,” sebut pria dengan penampilan necis ini, ditemui di Bandara Polonia, Senin (20/12).
Sementara maskapai Nusantara Buana Air (NBA) dan Wing Air masih belum beroperasional pada Natal dan Tahun baru ini. Rencananya, kedua maskapai akan melayani rute penerbangan di wilayah Sumut pada tahun depan.(jon)

Pilihan Masyarakat Perkotaan

Muhammad Iqbal, dosen Sosiologi Universitas Negeri Medan, ada beberapa keuntungan dalam mengendarai transportasi udara yakni pesawat terbang ataupun transportasi darat seperti bus.

Menggunakan pesawat terbang akan memangkas waktu di perjalanan dibanding menggunakan transportasi darat seperti bus, taksi dan kereta api sekalipun.

Iqbal melihat, transportasi udara sudah menjadi pilihan masyarakat perkotaan dengan finansial dan mempertimbangkan efisiensi waktu dibalik kesibukannya. “Di balik untung dan rugi penggunaan transportasi lewat darat maupun udara, semua tergantung pilihan rasional masyarakat,” ungkapnya, Senin (19/12).

Beberapa hal yang membuat moda transportasi darat tetap menjadi pilihan utama banyak penumpang adalah harga tiket pesawat yang melambung saat peak season, ketika hari libur sekolah/kuliah dan saat hari-hari besar keagamaan.
“Apalagi jika menghadapi perayaan hari besar dan akhir tahun, maskapai penerbangan biasanya menaikkan tarif mencapai dua kali lipat. Ini biasanya yang melatarbelakangi masyarakat memilih menggunakan jalur darat,” ujarnya.

Terkait penerbangan ke bandara-bandara perintis di wilayah Sumut, sarana dan prasarana dari dan ke bandara menjadi pertimbangan tambahan. Hingga saat ini, belum ada angkutan massal resmi yang dioperasikan dari dan ke bandara perintis. Apalagi bila tujuan pemudik jauh dari lokasi bandara, malah mempersulit perjalanan pulang kampung. Bisa digeneralisasi, setiap penumpang pesawat dari Polonia ke bandara di daerah, pasti dijemput pihak keluarga dengan kendaraan khusus.

“Jadi, mudik naik pesawat tidak hanya sekadar persoalan mampu beli tiket. Tapi juga meikirkan bagaimana sampai di bandara di daerah,” ujarnya.

Sekali lagi Muhammad Iqbal menegaskan, mudik dengan pesawat udara masih menjadi pilihan orang-orang tertentu yang tingkat perekonomiannya sudah memadai. Dan keluarga dengan kondisi ekonomi yang mapan seperti itu tidak lagi sulit ditemukan di daerah-derah. Bahkan diprediksi, moda transportasi udara ini akan menjadi pilihan penting masyarakat Sumatera Utara, lima tahun mendatang.(uma)

Ragam Pilihan Mudik Natal & Tahun Baru di Sumut

MEDAN-Pulang kampung, mudik, atau apapun namanya sudah seperti kebutuhan ketika musim liburan tiba. Apalagi ketika liburan dimaksud adalah even keagamaan dan pergantian tahun. Pemilihan jalur transportasi, dipercaya atau tidak, pun menjadi dilema.

Seperti halnya pengalaman Bebi Batubara (28). Warga sebuah komplek perumahan di Jalan Binjai KM 12, ini mengaku bingung memilih jalur transportasi yang mana untuk tiba di kampungnya di Sibolga sana. “Enaknya naik pesawat, gak capek dan cepat, tapi siapa yang jemput di Pinangsori (Bandara FL Tobing Tapanuli Tengah, Red)?” ungkapnya, Selasa (20/12).

Karena itu, tambah Bebi, setiap mudik dia selalu menggunakan jalur darat. “Pengennya naik pesawat, kan udah banyak pesawatnya. Tapi, itu tadi, Pinangsori ke Sibolga kan jauh juga. Ya, sudah, naik taksi (travel, Red) saja, bisa langsung sampek rumah,” ujarnya sambil tersenyum.

Dilema yang dirasakan Bebi tampaknya sesuai dengan wajah transportasi di Sumut. Memang, segala jalur transportasi telah tersedia; baik udara, laut, dan darat. Namun, infrastruktur cenderung menjadi kendala. Sebut saja jalur darat, jalanan di Sumut yang membelah hutan dan pegunungan cukup menyeramkan bagi pengguna jalan. Tidak sekadar jurang, jalanan berlubang dan ancaman tanah longsor bisa menjadi momok. Belum lagi jarak tempuh antarkota yang jauh.

Itulah sebabnya, belakangan ini merebak wacana untuk memajukan jalur udara. Sederhananya, melalui udara tidak akan bermasalah dengan longsor, jalan putus, dan sebagainya. Untuk mendukung itu, menyambut Natal dan Tahun Baru 2011, Bandara Polonia Medan melayani tiga rute untuk tiga bandara yang ada di kabupaten/kota di Sumatera Utara sesuai penerbangan nasional (Pernas).

“Rute yang pasti adalah Medan-Sibolga (Bandara FL Tobing), Medan-Gunung Sitoli (Bandara Nias Binaka) dan Medan-Silangit (Bandara Silangit, Siborong-borong). Untuk bandara perintis kecil lainnya, kita belum menerima Pernas dan itu menjadi tanggung jawab dari Otoritas Bandara Polonia,” kata Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus, di ruang kerjanya, Senin (19/12).

Mengenai jadwal penerbangan dan jenis pesawat yang berangkat menuju bandara-bandara kecil di beberapa kabupaten/kota di Sumut, Firdaus menuturkan, dia tidak mengetahui jenis pesawatnya. Namun, tambahnya, untuk jadwal penerbangan, pesawat akan melakukan penerbangan sebanyak dua kali seminggu penerbangan. “Kepada warga masyarakat, hendaklah membeli tiket pesawat terbang di loket-loket maskapai penerbangan yang ada di dalam Bandara Polonia dan jangan membelinya dari orang lain. Angkasa Pura Bandara Polonia Medan akan setiap hari melakukan razia dan jika kedapatan calo yang menjual tiket akan ditindak tegas,” ungkapnya.

Kabag Umum Otoritas Bandara Polonia Medan Agung Rahino di ruang kerjanya menegaskan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan semua pihak dalam menyambut Natal dan Tahun Baru ini. “Kita tetap berkoordinasi agar calon penumpang bisa menikmati transportasi udara dengan nyaman baik atau pun yang keluar dari Bandara Polonia Medan. Untuk lebih lanjut, tanyakan kepada Bapak Havandi Gusli untuk informasi lanjut,” tuturnya.

Kepala Seksi Angkutan Udara, Kelayakan Pesawat Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Havandi Gusli mengaku, jelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya tetap melakukan rute Pernas yang ditentukan dari Kementrian Perhubungan. Untuk jenis pesawat, lanjut Havandi, Pesawat BAe 146/100 dengan kapasitas 73 penumpang sudah termasuk kru pesawat. “Pesawat jenis BAe 146/100 itu menggunakan empat enguine (mesin). Adapun pesawat-pesawat yang di antaranya Susi Air, Wing Air jenis ATR 72. Kalau untuk Nusantara Buana Air pesawatnya sejauh ini berdasarkan laporan belum ada,” sebutnya.

Disinggung mengenai kelayakan dan keamanan pesawat-pesawat tersebut, Havandi Gusli mengaku, pihak Otoritas Bandara sudah melakukan uji layak terbang yang dilakukan bersama dengan Tim dari Otoritas Bandara. “Semua pesawat-pesawat tersebut sudah layak terbang untuk tiga rute Pernas dan untuk bandara-bandara perintis lainnya. Kita sudah melakukan uji coba terhadap kelayakan terbang pesawa perintis itu dengan lintas sektor,” jelasnya.

Lalu, bagaimana dengan harga? Yustina, pegawai Maskapai Merpati Air yang melayani rute Polonia-Aek Godang-FL Tobing dan Binaka memastikan, harga tiket akan naik dua dan tiga hari jelang dan setelah Natal dan Tahun Baru. Menurutnya, harga tiket yang berlaku saat ini masih harga batas bawah dan standar.

Hal yang sama diungkapkan Winda, Staf Marketing Susi Air. “Harga tiket sekarang masih harga lama, belum ada naik. Mungkin jelang Natal dan Tahun Baru ada kenaikan harga. Seperti tahun kemarin lah, Bang,” ujarnya.

Jelang penghujung tahun seperti ini, Merpati yang menerbangkan pesawat jenis MA 60, bisa full. “Kapasitastnya 60 penumpang, termasuk kru,” jelas Yustina.

Pada penerbangan reguler, sangat jarang kapasitas pesawat terisi penuh. Maklum, ‘penumpang tetap’ biasanya birokrat atau pebisnis yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Sedangkan Susi Air menerbangkan Pesawat Cassa 212-200 menggunakan empat mesin. “Kapasitas penumpangnya 14 orang termasuk kru,” sebut Winda.

Menurut Kepala Seksi Operasional Otoritas Bandara, Martinus Hutasoit dan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, rute yang mengalami peningkatan jumlah penumpang signifikan saat Natal dan Tahun Baru adalah penerbangan tujuan Bandara Silangit, FL Tobing dan Binaka.

Penumpang yang turun di Silangit umumnya ingin ke Siborong-borong dan Doloksanggul di Kabupaten Humbahas, Tarutung dan wilayah sekitar Taput, dan Balige dan wilayah sekitar Kabupaten Tobasa.

Penumpang dengan tujuan Bandara Binaka adalah mereka yang bertujuan ke Pulau Nias sekitarnya. Sedangkan di Bandara FL Tobing, penumpang biasanya bertujuan ke Kota Sibolga dan sekitar Tapanuli Tengah dan sebagian Tapanuli Selatan.

Bandara Aek Godang juga mengalami peningkatan jumlah penumpang, meski tidak sebanyak tiga bandara lain. Bandara ini melayani penumpang yang bertujuan ke Kabupaten Tapsel, Madina, Palas dan Paluta.

Martinus Hutasoit menerangkan, Susi Air merupakan maskapai yang melayani rute paling banyak. “Maskapai yang beroperasional penuh hanya Susi Air karena sampai ke Bandara Silangit. Untuk maskapai penerbangan Merpati Air, itu hanya Medan-Sibolga-Nias saja,” sebut pria dengan penampilan necis ini, ditemui di Bandara Polonia, Senin (20/12).
Sementara maskapai Nusantara Buana Air (NBA) dan Wing Air masih belum beroperasional pada Natal dan Tahun baru ini. Rencananya, kedua maskapai akan melayani rute penerbangan di wilayah Sumut pada tahun depan.(jon)

Pilihan Masyarakat Perkotaan

Muhammad Iqbal, dosen Sosiologi Universitas Negeri Medan, ada beberapa keuntungan dalam mengendarai transportasi udara yakni pesawat terbang ataupun transportasi darat seperti bus.

Menggunakan pesawat terbang akan memangkas waktu di perjalanan dibanding menggunakan transportasi darat seperti bus, taksi dan kereta api sekalipun.

Iqbal melihat, transportasi udara sudah menjadi pilihan masyarakat perkotaan dengan finansial dan mempertimbangkan efisiensi waktu dibalik kesibukannya. “Di balik untung dan rugi penggunaan transportasi lewat darat maupun udara, semua tergantung pilihan rasional masyarakat,” ungkapnya, Senin (19/12).

Beberapa hal yang membuat moda transportasi darat tetap menjadi pilihan utama banyak penumpang adalah harga tiket pesawat yang melambung saat peak season, ketika hari libur sekolah/kuliah dan saat hari-hari besar keagamaan.
“Apalagi jika menghadapi perayaan hari besar dan akhir tahun, maskapai penerbangan biasanya menaikkan tarif mencapai dua kali lipat. Ini biasanya yang melatarbelakangi masyarakat memilih menggunakan jalur darat,” ujarnya.

Terkait penerbangan ke bandara-bandara perintis di wilayah Sumut, sarana dan prasarana dari dan ke bandara menjadi pertimbangan tambahan. Hingga saat ini, belum ada angkutan massal resmi yang dioperasikan dari dan ke bandara perintis. Apalagi bila tujuan pemudik jauh dari lokasi bandara, malah mempersulit perjalanan pulang kampung. Bisa digeneralisasi, setiap penumpang pesawat dari Polonia ke bandara di daerah, pasti dijemput pihak keluarga dengan kendaraan khusus.

“Jadi, mudik naik pesawat tidak hanya sekadar persoalan mampu beli tiket. Tapi juga meikirkan bagaimana sampai di bandara di daerah,” ujarnya.

Sekali lagi Muhammad Iqbal menegaskan, mudik dengan pesawat udara masih menjadi pilihan orang-orang tertentu yang tingkat perekonomiannya sudah memadai. Dan keluarga dengan kondisi ekonomi yang mapan seperti itu tidak lagi sulit ditemukan di daerah-derah. Bahkan diprediksi, moda transportasi udara ini akan menjadi pilihan penting masyarakat Sumatera Utara, lima tahun mendatang.(uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/