Ephorus Emeritus HKBP Pdt Dr Bonar Napitupulu:
MEDAN- Menjelang Pilkada jamak bila ada calon yang muncul dengan cara-cara pragmatis, seperti membagi-bagi uang pada rakyat. Model calon pemimpin diingatkan akan sulit memenuhi janji di kemudian hari.
“Mereka yang suka memberikan uang menjelang Pilkada biasanya jika terpilih tak akan melayani rakyat dengan baik. Dia merasa suara itu adalah yang dia beli. Saya harap orang-orang seperti itu tidak dipilih sebagai pemimpin. Maunya orang yang jujur, yang ingin mengabdikan diri dan melayani rakyatnya,” tegas Ephorus Emeritus HKBP Pdt Dr Bonar Napitupulu di Medan, Minggu (20/1).
Dia mengingatkan warga HKBP agar tak melupakan cawagubsu Dr RE Nainggolan. “Saya tak mengatakan lain-lain. Saya hanya katakan jangan lupakan RE Nainggolan, dan apa yang pernah dilakukannya membesarkan HKBP,” ucapnya.
Dalam konteks hubungan personal, Pdt Dr Bonar Napitupulu mengatakan, dirinya amat menyenangi sosok RE Nainggolan. “Kenapa saya katakan itu? Saya sudah kenal RE Nainggolan sangat lama. Saya saksikan banyak program yang dilakukan untuk Taput. Semua masyarakat di Taput dia layani dengan baik, termasuk masyarakat beragama Islam. Apakah itu pelaksanaan MTQ maupun kegiatan lain,” paparnya.
Menurut Pdt Dr Bonar Napitupulu, satu hal yang sangat tidak boleh dilupakan dari sosok RE Nainggolan adalah saat menjabat Ketua Umum Jubileum 150 Tahun HKBP tahun 2011 lalu. “Pada waktu itu saya menjadi Ephorus HKBP, dan beliau saya tunjuk menjadi Ketua Umum Jubileum 150 Tahun HKBP Wilayah II Sumut. Betapa tampak keberhasilannya melaksanakan kegiatan itu. Sebetulnya bukan itu yang paling utama, tapi kesungguhannya melaksanakana acara tanpa pamrih, dan itu dianggap panggilan dan persembahannya bagi Tuhan,’’ katanya.
RE juga melakukan hal sama tatkala dipercaya menjadi Ketua Panitia Penyelenggaraan CCA (Christian Conference of Asia) di Medan. ‘’Yang luar biasa dia selalu melakukan itu tanpa pamrih, dan bukan biar dikenal orang,” dia menguatkan.
Dalam kesempatan itu, Pdt Dr Bonar Napitupulu meluruskan adanya pemberitaan di satu media lokal yang menulis pernyataan seorang pendeta untuk mendukung cagub tertentu.
“Itu pernyataan tak benar. Bila ada seorang pendeta mengklaim seluruh jemaatnya akan memilih calon tertentu, itu tindakan yang sangat keliru. Ephorus sekalipun tak akan berani mengatasnamakan para pendeta dalam melakukan hak politiknya. Itu kesalahan terbesar,” tegasnya. (adv)