31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Pimpin Apel Kesiapan Kerja Bakti HPSN 2019, Akhyar: Mari Galakkan ‘Jumpa Berlian’

foto-foto pemko medan for sumut pos
DIABADIKAN: Wakil Wali Kota Medan H Akhyar Nasution diabadikan bersama Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto, pada peringatan HPSN 2019 di Terminal Amplas, Kamis (21/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan sebagai satu kota metropolitan, menghadapi banyak rintangan dalam persoalan sampah saat ini. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi oleh hampir semua kota besar di dunia. Selain masalah sampah, masalah banjir dan kemacetan merupakan 3 masalah klasik di Kota Medan, sejak dari dulu. Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan pemerintah untuk menangani ketiga masalah ini.

Demikian disampaikan Wakil Wali Kota Medan H Akhyar Nasution saat memimpin Apel Kesiapan Kerja Bakti dalam rangka memperingati Hari Pengelolaan Sampah Nasional (HPSN) 2019 di Terminal Amplas Jalan Timbangdeli Medan, Kamis (21/2).

Selanjutnya Akhyar menyampaikan, pengelolaan sampah menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi jika ingin menjadikan kota ini sebagai sebuah kota yang nyaman dan layak huni. Inovasi teknologi harus turut serta berperan dalam menangani masalah sampah di Kota Medan.

“Inovasi teknologi yang kian berkembang dapat berperan dalam menangani masalah sampah yang terjadi di Medan saat ini, serta kepedulian warga juga harus bisa ditingkatkan untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya,” tutur Akhyar.

Seperti yang dijumpai Akhyar beberapa waktu lalu, ada warga yang membuang sampah berupa springbed di drainase, hal itu sangat keterlaluan, karrna akan menyebabkan tersumbatnya aliran drainase dan akan menyebabkan banjir. “Beberapa waktu lalu saya menjumpai springbed berada di drainase. Untuk mengangkat sampah tersebut dibutuhkan lebih dari 3 orang, kewalahan karena beratnya. Kok bisa ada orang yang membuang springbed ke dalam drainase? Hal ini sudah sangat keterlaluan, karena dapat menyebabkan banjir dan akhirnya masyarakat akan menyalahkan Pemko Medan, padahal yang membuang sampah masyarakat itu sendiri,” tegasnya.

Akhyar menjelaskan, jumlah warga yang peduli terhadap lingkungan saat ini kian bertambah, namun tetap saja jumlahnya tidak sebanding dengan volume harian sampah yang dihasilkan di Kota Medan. “Kesadaran warga Medan untuk peduli terhadap lingkungan sampai saat ini masih sangat rendah. Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan dan juga membakar sampah, turut memperparah kondisi lingkungan,” jelasnya.

Pemko Medan telah menggunakan sistem sanitary landfill dalam pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Jalan Marelan Raya, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Hanya saja belum dilakukan sepenuhnya, sebab sebagian lagi pengelolaan yang dilakukan masih menggunakan sistem open dumping. Namun yang dinilai Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI justru pengelolaan yang menggunakan sistem open dumping, sehingga nilai yang diperoleh Pemko Medan sangat rendah. “Penilaian Adipura ada beberapa kriteria, satu di antaranya menyangkut pengelolaan TPA yang termasuk faktor utama, sehingga memiliki bobot nilai 60 persen. Lantaran kita masih menggunakan sistem open dumping di TPA Terjun, Medan pun mendapat nilai rendah. Jadi bukan kota terkotor, seperti yang diberitakan sejumlah media,” tegas Akhyar.

Akhyar juga mengatakan, kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dari sampah yang dilaksanakan kali ini, pastinya tidak akan mampu meyelesaikan masalah di Kota Medan, tapi paling tidak hal ini telah menunjukkan komitmen pihak Polrestabes Medan untuk turut serta dalam menjaga kebersihan Kota Medan tercinta ini. “Semakin banyak lembaga maupun individu yang berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini, dapat membuat kota ini semakin bersih dari sampah,” jelasnya.

Di akhir sambutannya, Akhyar berharap agar kegiatan kerja bakti dan gotong royong harus kembali digalakkan di lingkungan sekitar, sehingga kebersihan lingkungan bisa dijaga bersama. Dan semua masyarakat sadar akan kebersihan lingkungannya dan merubah tingkah lakunya dengan membuang sampah di tempat yang suharusnya. “Tidak ada salahnya kita galakkan kegiatan ‘Jumpa Berlian’ alias Jumat Pagi Bersihkan Lingkungan Anda di lingkungan sekitar kita setiap pekannya. Peran kepala lingkungan, lurah, dan camat sangat signifikan menyukseskan program Jumpa Berlian ini. Dengan demikian, maka masalah sampah dan lingkungan akan bisa dibenahi bersama secara bertahap,” harapnya.

Usai memimpin apel, Akhyar selanjutnya mengajak semua yang hadir untuk memungut sampah di sekitar Terminal Amplas. Turut hadir dalam apel tersebut, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto, beserta jajaran, Ketua Bayangkari Kota Medan Fitri Dadang Hartanto beserta pengurus, para pimpinan OPD Kota Medan, Tim Penggerak PKK Kota Medan, Pengurus Persit 0201/BS, camat, dan lurah. (ris/saz)

foto-foto pemko medan for sumut pos
DIABADIKAN: Wakil Wali Kota Medan H Akhyar Nasution diabadikan bersama Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto, pada peringatan HPSN 2019 di Terminal Amplas, Kamis (21/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan sebagai satu kota metropolitan, menghadapi banyak rintangan dalam persoalan sampah saat ini. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi oleh hampir semua kota besar di dunia. Selain masalah sampah, masalah banjir dan kemacetan merupakan 3 masalah klasik di Kota Medan, sejak dari dulu. Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan pemerintah untuk menangani ketiga masalah ini.

Demikian disampaikan Wakil Wali Kota Medan H Akhyar Nasution saat memimpin Apel Kesiapan Kerja Bakti dalam rangka memperingati Hari Pengelolaan Sampah Nasional (HPSN) 2019 di Terminal Amplas Jalan Timbangdeli Medan, Kamis (21/2).

Selanjutnya Akhyar menyampaikan, pengelolaan sampah menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi jika ingin menjadikan kota ini sebagai sebuah kota yang nyaman dan layak huni. Inovasi teknologi harus turut serta berperan dalam menangani masalah sampah di Kota Medan.

“Inovasi teknologi yang kian berkembang dapat berperan dalam menangani masalah sampah yang terjadi di Medan saat ini, serta kepedulian warga juga harus bisa ditingkatkan untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya,” tutur Akhyar.

Seperti yang dijumpai Akhyar beberapa waktu lalu, ada warga yang membuang sampah berupa springbed di drainase, hal itu sangat keterlaluan, karrna akan menyebabkan tersumbatnya aliran drainase dan akan menyebabkan banjir. “Beberapa waktu lalu saya menjumpai springbed berada di drainase. Untuk mengangkat sampah tersebut dibutuhkan lebih dari 3 orang, kewalahan karena beratnya. Kok bisa ada orang yang membuang springbed ke dalam drainase? Hal ini sudah sangat keterlaluan, karena dapat menyebabkan banjir dan akhirnya masyarakat akan menyalahkan Pemko Medan, padahal yang membuang sampah masyarakat itu sendiri,” tegasnya.

Akhyar menjelaskan, jumlah warga yang peduli terhadap lingkungan saat ini kian bertambah, namun tetap saja jumlahnya tidak sebanding dengan volume harian sampah yang dihasilkan di Kota Medan. “Kesadaran warga Medan untuk peduli terhadap lingkungan sampai saat ini masih sangat rendah. Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan dan juga membakar sampah, turut memperparah kondisi lingkungan,” jelasnya.

Pemko Medan telah menggunakan sistem sanitary landfill dalam pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Jalan Marelan Raya, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Hanya saja belum dilakukan sepenuhnya, sebab sebagian lagi pengelolaan yang dilakukan masih menggunakan sistem open dumping. Namun yang dinilai Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI justru pengelolaan yang menggunakan sistem open dumping, sehingga nilai yang diperoleh Pemko Medan sangat rendah. “Penilaian Adipura ada beberapa kriteria, satu di antaranya menyangkut pengelolaan TPA yang termasuk faktor utama, sehingga memiliki bobot nilai 60 persen. Lantaran kita masih menggunakan sistem open dumping di TPA Terjun, Medan pun mendapat nilai rendah. Jadi bukan kota terkotor, seperti yang diberitakan sejumlah media,” tegas Akhyar.

Akhyar juga mengatakan, kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dari sampah yang dilaksanakan kali ini, pastinya tidak akan mampu meyelesaikan masalah di Kota Medan, tapi paling tidak hal ini telah menunjukkan komitmen pihak Polrestabes Medan untuk turut serta dalam menjaga kebersihan Kota Medan tercinta ini. “Semakin banyak lembaga maupun individu yang berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini, dapat membuat kota ini semakin bersih dari sampah,” jelasnya.

Di akhir sambutannya, Akhyar berharap agar kegiatan kerja bakti dan gotong royong harus kembali digalakkan di lingkungan sekitar, sehingga kebersihan lingkungan bisa dijaga bersama. Dan semua masyarakat sadar akan kebersihan lingkungannya dan merubah tingkah lakunya dengan membuang sampah di tempat yang suharusnya. “Tidak ada salahnya kita galakkan kegiatan ‘Jumpa Berlian’ alias Jumat Pagi Bersihkan Lingkungan Anda di lingkungan sekitar kita setiap pekannya. Peran kepala lingkungan, lurah, dan camat sangat signifikan menyukseskan program Jumpa Berlian ini. Dengan demikian, maka masalah sampah dan lingkungan akan bisa dibenahi bersama secara bertahap,” harapnya.

Usai memimpin apel, Akhyar selanjutnya mengajak semua yang hadir untuk memungut sampah di sekitar Terminal Amplas. Turut hadir dalam apel tersebut, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto, beserta jajaran, Ketua Bayangkari Kota Medan Fitri Dadang Hartanto beserta pengurus, para pimpinan OPD Kota Medan, Tim Penggerak PKK Kota Medan, Pengurus Persit 0201/BS, camat, dan lurah. (ris/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/