26.7 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Tak Bisa Buang Air Besar, Tumor Menutup Kelamin

Raut wajah Nia Agustina (17) tampak kuat menahan sakit yang dideritanya. Saat ini ia tergolek lemah di atas tempat tidur di ruangan bedah instalasi rindu B 248, lantai 2 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan.

Warga Jalan Kelambir Lima, Dusun 3, Gang Kapas, Deliserdang ini divonis dokter menderita tumor ganas di kemaluannya. Anak pertama pasangan suami-istri Muhammad Alim Nuh (43) dan Darna Harahap (40) kini ditemani orangtuanya di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Darna, ibunda Nia menceritakan, buah hatinya tersebut awalnya sering mengalami keluar cairan keputihan dari alat kelaminnya. Keputihan itu berwarna kuning kental dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. “Sudah lama keputihan. Tapi memang selama ini tidak pernah dikasih obat, hanya pakai pembalut agar tidak lengket di celana dalamnya,” ujar Darna.

Namun untuk keluhan sakit di sekitar kemaluan, baru dirasakan enam bulan lalu. Anaknya tidak tahan duduk berlama seperti kena penyakit ambien. Anaknya sering mengeluh sakit di bagian bokongnya setiap mau duduk. Ketika diberi obat abien, rasa sakit tidak juga berhenti. Nia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sundari Medan dan disarankan untuk operasi karena ada benjolan seperti bisul di sekitar anusnya. Namun karena tidak ada biaya, Nia akhirnya dibawa kembali pulang dengan sakit yang tidak juga sembuh.

“Tidak ada diberitahu kalau itu tumor. Tapi Nia harus operasi. Karena tidak ada biaya sebagai pasien umum, kami pulang lagi dan memikirkan untuk mencari alternatif lain,” ujar Darna dengan wajah lesu.

Melihat anaknya semakin merintih kesakitan, Darna pun mengurus surat-surat Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) agar Nia dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan. Di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan itu, dokter menyatakan ada benjolan di anus yang merupakan tumor. Lalu dokter melakukan pembedahan untuk memecahkan benjolan di anus yang mengeluarkan nanah dan darah. Namun operasi tersebut juga tidak maksimal.
“Kata dokter sudah tidak ada masalah lagi untuk benjolan yang ada di antara anus dan vagina. Tapi setelah itu, benjolan di atas kemaluan sebesar bakso malah tumbuh lagi,” kata Darna dengan air mata berlinang.

Dua minggu pasca operasi di RSUD dr Pirngadi, Nia pun dibawa pulang. Setibanya beberapa hari di rumah, Nia belum bisa mengatasi susah buang air besar sehingga Nia kembali dibawa keluarganya ke RSUP H Adam Malik Medan. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan tindakan medis dengan membuang air besar melalui lubang vaginanya. “Karena sudah tidak bisa buang air besar lewat anus, dokter lalu membuat saluran untuk membuang air besar melalui lubang vagina,” katanya.

Namun setelah beberapa minggu, benjolan tersebut kian membesar hingga menutup lubang vaginanya. “Dua hari yang lalu, setelah diperiksa ternyata lubang vaginapun sudah tertutup oleh benjolan itu. Kemarin dokter menyarankan Nia untuk puasa untuk menjalani operasi,” katanya.

Saat ini kondisi Nia masih terbaring lemah. Operasi itu dilakukan hanya membuka lubang vagina. Sedangkan Nia masih lemah dan merasakan sakit di kaki kirinya. “Kita belum tahu seperti apa lagi kelanjutannya, tapi untuk saat ini Nia membuang air besar melalui cateter,” katanya.

Untuk saat ini, mereka masih menunggu kejelasan dari dokter untuk melakukan tindakan medis selanjutnya. “Operasi yang dilakukan kemarin untuk membuka lubang vaginanya, bukan mengangkat tumornya. Kemungkinan akan ada kemoterapi.

Sekarang kaki Nia sebelah kiri semakin mengecil. Dia juga tidak bisa sekolah lagi, padahal baru duduk di bangku SMA,” katanya.

Biaya perobatan saat ini terbantu melalui Jamkesmas. Namun untuk membeli obat-obatan yang harganya ratusan ribu, tidak diklaim Jamkesmas. Mereka saat ini membutuhkan dermawan yang ingin menyumbangkan sebagain rezekinya untuk kesembuhan Nia. (*)

Raut wajah Nia Agustina (17) tampak kuat menahan sakit yang dideritanya. Saat ini ia tergolek lemah di atas tempat tidur di ruangan bedah instalasi rindu B 248, lantai 2 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan.

Warga Jalan Kelambir Lima, Dusun 3, Gang Kapas, Deliserdang ini divonis dokter menderita tumor ganas di kemaluannya. Anak pertama pasangan suami-istri Muhammad Alim Nuh (43) dan Darna Harahap (40) kini ditemani orangtuanya di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Darna, ibunda Nia menceritakan, buah hatinya tersebut awalnya sering mengalami keluar cairan keputihan dari alat kelaminnya. Keputihan itu berwarna kuning kental dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. “Sudah lama keputihan. Tapi memang selama ini tidak pernah dikasih obat, hanya pakai pembalut agar tidak lengket di celana dalamnya,” ujar Darna.

Namun untuk keluhan sakit di sekitar kemaluan, baru dirasakan enam bulan lalu. Anaknya tidak tahan duduk berlama seperti kena penyakit ambien. Anaknya sering mengeluh sakit di bagian bokongnya setiap mau duduk. Ketika diberi obat abien, rasa sakit tidak juga berhenti. Nia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sundari Medan dan disarankan untuk operasi karena ada benjolan seperti bisul di sekitar anusnya. Namun karena tidak ada biaya, Nia akhirnya dibawa kembali pulang dengan sakit yang tidak juga sembuh.

“Tidak ada diberitahu kalau itu tumor. Tapi Nia harus operasi. Karena tidak ada biaya sebagai pasien umum, kami pulang lagi dan memikirkan untuk mencari alternatif lain,” ujar Darna dengan wajah lesu.

Melihat anaknya semakin merintih kesakitan, Darna pun mengurus surat-surat Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) agar Nia dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan. Di rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan itu, dokter menyatakan ada benjolan di anus yang merupakan tumor. Lalu dokter melakukan pembedahan untuk memecahkan benjolan di anus yang mengeluarkan nanah dan darah. Namun operasi tersebut juga tidak maksimal.
“Kata dokter sudah tidak ada masalah lagi untuk benjolan yang ada di antara anus dan vagina. Tapi setelah itu, benjolan di atas kemaluan sebesar bakso malah tumbuh lagi,” kata Darna dengan air mata berlinang.

Dua minggu pasca operasi di RSUD dr Pirngadi, Nia pun dibawa pulang. Setibanya beberapa hari di rumah, Nia belum bisa mengatasi susah buang air besar sehingga Nia kembali dibawa keluarganya ke RSUP H Adam Malik Medan. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan tindakan medis dengan membuang air besar melalui lubang vaginanya. “Karena sudah tidak bisa buang air besar lewat anus, dokter lalu membuat saluran untuk membuang air besar melalui lubang vagina,” katanya.

Namun setelah beberapa minggu, benjolan tersebut kian membesar hingga menutup lubang vaginanya. “Dua hari yang lalu, setelah diperiksa ternyata lubang vaginapun sudah tertutup oleh benjolan itu. Kemarin dokter menyarankan Nia untuk puasa untuk menjalani operasi,” katanya.

Saat ini kondisi Nia masih terbaring lemah. Operasi itu dilakukan hanya membuka lubang vagina. Sedangkan Nia masih lemah dan merasakan sakit di kaki kirinya. “Kita belum tahu seperti apa lagi kelanjutannya, tapi untuk saat ini Nia membuang air besar melalui cateter,” katanya.

Untuk saat ini, mereka masih menunggu kejelasan dari dokter untuk melakukan tindakan medis selanjutnya. “Operasi yang dilakukan kemarin untuk membuka lubang vaginanya, bukan mengangkat tumornya. Kemungkinan akan ada kemoterapi.

Sekarang kaki Nia sebelah kiri semakin mengecil. Dia juga tidak bisa sekolah lagi, padahal baru duduk di bangku SMA,” katanya.

Biaya perobatan saat ini terbantu melalui Jamkesmas. Namun untuk membeli obat-obatan yang harganya ratusan ribu, tidak diklaim Jamkesmas. Mereka saat ini membutuhkan dermawan yang ingin menyumbangkan sebagain rezekinya untuk kesembuhan Nia. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/