25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Djarot: Perempuan Indonesia Harus Berjiwa Pancasila

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Posisi perempuan bukan hanya  penting dalam keluarga tapi terlibat membangun sejarah dan peradaban dengan kontribusinya pada pembangunan manusia secara keseluruhan. Hal itu diungkapkan Djarot dalam keterangan tertulisnya menyambut Hari Kartini, Rabu 21 April 2021.

“Gerakan Kartini harus dimaknai dengan secara utuh bukan hanya sebagai simbol perjuangan feminisme di Indonesia, melainkan secara komperhensif dimaknai sebagai bangunan utuh peradaban Indonesia menuju visi membangun masyarakat Pancasila dengan nilai-nilai gotong-royong. Kenapa begitu? Karena negeri tumbuh dan berkembang berkat perjuangan kaum perempuan juga,” ujar Djarot.

Akan tetapi, menurut Djarot, gerakan perempuan harus didorong masuk untuk menjiwai nilai-nilai pancasila, karena tanpa visi membangun masyarakat, feminis berjiwa Pancasila, gerakan perempuan di Indonesia akan kehilangan arah, sehingga banyak penggerak kaum perempuan justru terjebak dalam paham destuktif dan vandal.

Dia mengingatkan aksi korban ‘cuci otak’ yang diakhiri bunuh diri dan dilakukan oleh perempuan. Tragedi itu disebabkan pemberdayaan perempuan yang tidak menyentuh nilai-nilai ideologis Pancasila.

“Harus ada aksi nyata membangun mindset bahwa perempuan Indonesia harus berjiwa Pancasila, sehingga gerakan feminisme di Indonesia selaras dengan gerak jiwa Pancasila negeri ini dan peran perempuan dalam Pembangunan didasari oleh ideologi pancasila pula,” tukasnya.

Djarot berharap, gerakan perempuan harus masuk sampai di lingkungan kecil keluarga, sebagai contoh Keluarga Bung Karno menanamkan nilai-nilai Kartini sampai di lingkungan keluarga dan hasilnya perempuan-perempuan yang berasal dari keluarga Bung Karno hari ini mampu mewarnai sejarah bangsa ini. “Jika pendidikan emansipasi diterapkan dilingkungan keluarga maka saya yakin perempuan-peremouan hebat akan bermunculan,” terang Djarot.

Dalam masa Pandemi, pesan Djarot, perempuan harus berani tampil kedepan dalam upaya-upaya penggulangan pandemi karena perempuan merupakan elemen penting dalam gerakan memutus mata rantai Covid-19.

“Memperingati hari Kartini harus dimaknai dengan kesadaran penuh terhadap pentingnya perempuan dalam pembangunan peradaban dan berjiwa Pancasila” pungkasnya. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Posisi perempuan bukan hanya  penting dalam keluarga tapi terlibat membangun sejarah dan peradaban dengan kontribusinya pada pembangunan manusia secara keseluruhan. Hal itu diungkapkan Djarot dalam keterangan tertulisnya menyambut Hari Kartini, Rabu 21 April 2021.

“Gerakan Kartini harus dimaknai dengan secara utuh bukan hanya sebagai simbol perjuangan feminisme di Indonesia, melainkan secara komperhensif dimaknai sebagai bangunan utuh peradaban Indonesia menuju visi membangun masyarakat Pancasila dengan nilai-nilai gotong-royong. Kenapa begitu? Karena negeri tumbuh dan berkembang berkat perjuangan kaum perempuan juga,” ujar Djarot.

Akan tetapi, menurut Djarot, gerakan perempuan harus didorong masuk untuk menjiwai nilai-nilai pancasila, karena tanpa visi membangun masyarakat, feminis berjiwa Pancasila, gerakan perempuan di Indonesia akan kehilangan arah, sehingga banyak penggerak kaum perempuan justru terjebak dalam paham destuktif dan vandal.

Dia mengingatkan aksi korban ‘cuci otak’ yang diakhiri bunuh diri dan dilakukan oleh perempuan. Tragedi itu disebabkan pemberdayaan perempuan yang tidak menyentuh nilai-nilai ideologis Pancasila.

“Harus ada aksi nyata membangun mindset bahwa perempuan Indonesia harus berjiwa Pancasila, sehingga gerakan feminisme di Indonesia selaras dengan gerak jiwa Pancasila negeri ini dan peran perempuan dalam Pembangunan didasari oleh ideologi pancasila pula,” tukasnya.

Djarot berharap, gerakan perempuan harus masuk sampai di lingkungan kecil keluarga, sebagai contoh Keluarga Bung Karno menanamkan nilai-nilai Kartini sampai di lingkungan keluarga dan hasilnya perempuan-perempuan yang berasal dari keluarga Bung Karno hari ini mampu mewarnai sejarah bangsa ini. “Jika pendidikan emansipasi diterapkan dilingkungan keluarga maka saya yakin perempuan-peremouan hebat akan bermunculan,” terang Djarot.

Dalam masa Pandemi, pesan Djarot, perempuan harus berani tampil kedepan dalam upaya-upaya penggulangan pandemi karena perempuan merupakan elemen penting dalam gerakan memutus mata rantai Covid-19.

“Memperingati hari Kartini harus dimaknai dengan kesadaran penuh terhadap pentingnya perempuan dalam pembangunan peradaban dan berjiwa Pancasila” pungkasnya. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/