26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Meliput Demo, Wartawan Dipukuli Satpam USU

M Idris/sumut pos PEMUKULAN WARTAWAN: Puluhan Satpam Kampus USU menganiaya Irvan, wartawan yang tengah meliput demi di Kampus USU, Kamis (21/5).
M Idris/sumut pos
PEMUKULAN WARTAWAN: Puluhan Satpam Kampus USU menganiaya Irvan, wartawan yang tengah meliput demi di Kampus USU, Kamis (21/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Satu lagi, aksi kekerasan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya kembali terjadi. Setelah Fotografer Harian Waspada, Rizki Rayanda, yang menjadi korban penganiayaan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu, kini dialami oleh Irvan Robertus Rumapea (32), wartawan Harian Orbit dihajar habis-habis oleh sejumlah satuan pengaman (satpam) kampus USU hingga babak belur, Kamis (21/5) siang sekira pukul 12.30 WIB.
Wajah dan tubuhnya pun lebam-lebam akibat dihantam menggunakan rotan, bamboo, dan balok kayu. Beruntung, Irvan menggunakan helm dan langsung diselamatkan rekan-rekan jurnalis lainnya yang tengah berada di lokasi.
Irvan yang tak terima dianiaya, melaporkan peristiwa itu ke Polresta Medan sekira pukul 15.00 WIB, dengan Nomor LP: STTLP/ 1285/ K/ V/ 2015/ SPKT Polresta Medan
Menurut keterangan yang dihimpun di lokasi, awalnya Irvan bersama awak media tengah meliput aksi demonstrasi ratusan massa yang tergabung dari Pema (Pemerintahan Mahasiswa) USU di Biro Rektorat tersebut sekira pukul 11.30 WIB.
Para mahasiswa menyoroti berbagai permasalahan kampus yang belum terselesaikan, salah satu di antaranya meminta pemilihan rektor definitif segera dilakukan. Karena, USU sedang mengalami carut marut, sehingga mahasiswa punya kepentingan untuk mengembalikan kejayaan USU.
“Sekarang ini akreditasi USU mengalami degradasi ataupun penurunan. Seharusnya pejabat USU berupaya untuk mengembalikan kejayaan USU, bukan ribut kekuasaan yang menyebabkan ribuan mahasiswa jadi imbasnya,” kata Presiden Pema USU Brilian Amial Rasyid saat berorasi di halam gedung Biro Rektorat.
Ia menuturkan, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa juga menuntut penghapusan uang kuliah tunggal. Menurutnya, pemberlakuan uang kuliah tunggal merupakan semangat liberalisasi pendidikan.
Aksi mahasiswa ini pun berlangsung damai hampir setengah jam. Namun, aksi tersebut mulai memanas ketika terjadi saling dorong antara mahasiswa dengan satpam. Bentrokan pun pecah dan kedua kubu saling serang menggunakan batu serta kayu. Pasalnya, para satpam yang membawa rotan dan kayu tiba-tiba muncul dari sisi kanan (areal parkir dan Bank BNI) langsung menyerang para mahasiswa.?
Ratusan satpam tersebut mengejar sekaligus mengeroyok pengunjuk rasa yang lari berhamburan keluar kampus. Bahkan, para satpam menyisir ke seluruh areal kampus untuk mencari mahasiswa yang berunjuk rasa. Namun, satpam tak berhasil menemukan mahasiswa itu.
Satpam yang kesal melampiaskannya ke sepeda motor mahasiswa yang diparkirkan di depan Biro Rektorat, dekat tiang bendera. Mereka menendang dan mengancurkan kendaraan roda dua milik mahasiswa.
Irvan yang khawatir sepeda motornya ikut menjadi sasaran juga, berusaha memindahkannya ke tempat yang aman. Setelah itu, Irvan kembali ke lokasi untuk meliput dan mengambil gambar menggunakan handphone.
Namun, seorang satpam yang mengenakan kaos putih langsung menegurnya. Tetapi, Irvan tak memperdulikannya dan fokus mengambil gambar. Tiba-tiba, satpam itu memprovokasi kawan-kawan dengan menyebutkan dia sebagai mahasiswa.
“Hajar woi, ini mahasiswa,” teriak satpam yang belum diketahui identitasnya itu.
Tak berapa lama, beberapa satpam langsung mengejarnya sembari memukul kepalanya dengan rotan. Sedangkan seorang satpam yang memakai kaos hitam langsung menendangnya. Satpam yang mengenakan koas putih tadi langsung membanting dan memijak-mijaknya. Begitu juga dengan sejumlah rekan-rekannya.
Melihat pemukulan itu, beberapa awak media yang berada di lokasi langsung berteriak sembari menyampaikan bahwa yang mereka pukul adalah wartawan. Tetapi, mereka tak memperdulikannya dan terus menghajar Irvan.
Beruntung, Veriza, seorang wartawan media cetak terbitan Medan langsung membela Irvan. Sebelum bebas, Veriza sempat beradu mulut dengan para satpam yang di lokasi.
Ferdinan Sembiring, wartawan lainnya langsung memegang kartu pengenal sembari menyampaikan. “Aku wartawan, woi siapa yang berani pukul aku, pukul aku sedang sekarang juga, setan kalian,” teriaknya di tengah kerumunan satpam.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis sore kemarin, pihak USU justru tidak mengetahui adanya bentrokan tersebut. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) USU, Bisru Hafi mengaku, pihaknya masih melakukan kroscek terhadap peristiwa baku hantam antara wartawan dan Satpam USU. (ris/prn/azw)

M Idris/sumut pos PEMUKULAN WARTAWAN: Puluhan Satpam Kampus USU menganiaya Irvan, wartawan yang tengah meliput demi di Kampus USU, Kamis (21/5).
M Idris/sumut pos
PEMUKULAN WARTAWAN: Puluhan Satpam Kampus USU menganiaya Irvan, wartawan yang tengah meliput demi di Kampus USU, Kamis (21/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Satu lagi, aksi kekerasan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya kembali terjadi. Setelah Fotografer Harian Waspada, Rizki Rayanda, yang menjadi korban penganiayaan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu, kini dialami oleh Irvan Robertus Rumapea (32), wartawan Harian Orbit dihajar habis-habis oleh sejumlah satuan pengaman (satpam) kampus USU hingga babak belur, Kamis (21/5) siang sekira pukul 12.30 WIB.
Wajah dan tubuhnya pun lebam-lebam akibat dihantam menggunakan rotan, bamboo, dan balok kayu. Beruntung, Irvan menggunakan helm dan langsung diselamatkan rekan-rekan jurnalis lainnya yang tengah berada di lokasi.
Irvan yang tak terima dianiaya, melaporkan peristiwa itu ke Polresta Medan sekira pukul 15.00 WIB, dengan Nomor LP: STTLP/ 1285/ K/ V/ 2015/ SPKT Polresta Medan
Menurut keterangan yang dihimpun di lokasi, awalnya Irvan bersama awak media tengah meliput aksi demonstrasi ratusan massa yang tergabung dari Pema (Pemerintahan Mahasiswa) USU di Biro Rektorat tersebut sekira pukul 11.30 WIB.
Para mahasiswa menyoroti berbagai permasalahan kampus yang belum terselesaikan, salah satu di antaranya meminta pemilihan rektor definitif segera dilakukan. Karena, USU sedang mengalami carut marut, sehingga mahasiswa punya kepentingan untuk mengembalikan kejayaan USU.
“Sekarang ini akreditasi USU mengalami degradasi ataupun penurunan. Seharusnya pejabat USU berupaya untuk mengembalikan kejayaan USU, bukan ribut kekuasaan yang menyebabkan ribuan mahasiswa jadi imbasnya,” kata Presiden Pema USU Brilian Amial Rasyid saat berorasi di halam gedung Biro Rektorat.
Ia menuturkan, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa juga menuntut penghapusan uang kuliah tunggal. Menurutnya, pemberlakuan uang kuliah tunggal merupakan semangat liberalisasi pendidikan.
Aksi mahasiswa ini pun berlangsung damai hampir setengah jam. Namun, aksi tersebut mulai memanas ketika terjadi saling dorong antara mahasiswa dengan satpam. Bentrokan pun pecah dan kedua kubu saling serang menggunakan batu serta kayu. Pasalnya, para satpam yang membawa rotan dan kayu tiba-tiba muncul dari sisi kanan (areal parkir dan Bank BNI) langsung menyerang para mahasiswa.?
Ratusan satpam tersebut mengejar sekaligus mengeroyok pengunjuk rasa yang lari berhamburan keluar kampus. Bahkan, para satpam menyisir ke seluruh areal kampus untuk mencari mahasiswa yang berunjuk rasa. Namun, satpam tak berhasil menemukan mahasiswa itu.
Satpam yang kesal melampiaskannya ke sepeda motor mahasiswa yang diparkirkan di depan Biro Rektorat, dekat tiang bendera. Mereka menendang dan mengancurkan kendaraan roda dua milik mahasiswa.
Irvan yang khawatir sepeda motornya ikut menjadi sasaran juga, berusaha memindahkannya ke tempat yang aman. Setelah itu, Irvan kembali ke lokasi untuk meliput dan mengambil gambar menggunakan handphone.
Namun, seorang satpam yang mengenakan kaos putih langsung menegurnya. Tetapi, Irvan tak memperdulikannya dan fokus mengambil gambar. Tiba-tiba, satpam itu memprovokasi kawan-kawan dengan menyebutkan dia sebagai mahasiswa.
“Hajar woi, ini mahasiswa,” teriak satpam yang belum diketahui identitasnya itu.
Tak berapa lama, beberapa satpam langsung mengejarnya sembari memukul kepalanya dengan rotan. Sedangkan seorang satpam yang memakai kaos hitam langsung menendangnya. Satpam yang mengenakan koas putih tadi langsung membanting dan memijak-mijaknya. Begitu juga dengan sejumlah rekan-rekannya.
Melihat pemukulan itu, beberapa awak media yang berada di lokasi langsung berteriak sembari menyampaikan bahwa yang mereka pukul adalah wartawan. Tetapi, mereka tak memperdulikannya dan terus menghajar Irvan.
Beruntung, Veriza, seorang wartawan media cetak terbitan Medan langsung membela Irvan. Sebelum bebas, Veriza sempat beradu mulut dengan para satpam yang di lokasi.
Ferdinan Sembiring, wartawan lainnya langsung memegang kartu pengenal sembari menyampaikan. “Aku wartawan, woi siapa yang berani pukul aku, pukul aku sedang sekarang juga, setan kalian,” teriaknya di tengah kerumunan satpam.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis sore kemarin, pihak USU justru tidak mengetahui adanya bentrokan tersebut. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) USU, Bisru Hafi mengaku, pihaknya masih melakukan kroscek terhadap peristiwa baku hantam antara wartawan dan Satpam USU. (ris/prn/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/