MEDAN, SUMUTPOS.CO- Janji PT PLN (Persero) lewat media tidak ada pemadaman listrik saat ibadah Ramadan 1436 Hijriyah, hanya isapan jempol belaka. Pasalnya, pemadaman secara mendadak dilakukan PT PLN (Persero) di saat Umat Islam sedang melaksanakan ibadah di Bulan Suci Ramadan.
Pemadaman listrik nyaris terjadi di semua sudut Kota Medan, seperti di kawasan Belawan, Marelan, Martubung, Medan Kota, dan beberapa kawasan lain.
Bukan cuma konsumen yang dibohongi, tapi juga Wakil Gubernur Sumut (Wagubsu) juga bisa gigit jari. Pasalnya, jajaran petinggi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah berjanji kepada Wagubsu bakal bekerja maksimal, khususnya untuk mengamankan pasokan listrik saat bulan puasa dan lebaran, sehingga tidak terjadi pemadaman listrik, ternyata tidak terbukti. Kenyataannya, pemadaman tetap terjadi di awal Ramadan ini.
Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan Farid Wajdi kepada Sumut Pos, Minggu (21/6), mengaku banyak mendapat laporan sekaligus keluhan masyarakat terkait kinerja serta pelayanan PT PLN selama empat hari Ramadan ini.
“Tentu kondisi ini spontan membuat geram warga dan resah. Jika dilihat dari psikologi publik, sungguh PLN tidak cerdas tanpa mengantisipasi sebelumnya dan jangan sepihak mematikan listrik secara mendadak,” kata Farid.
Menurutnya, banyak pihak menilai, kinerja PT PLN sudah sungguh keterlaluan tanpa memikirkan waktu umat Muslim melaksanakan ibadah. Menurut dia, seharusnya PLN dari jauh-jauh hari sudah melakukan evaluasi ke lapangan, dan mempersiapkan betul sistem pelayanannya.
“Hendaknya pula pihak manajemen PT PLN Wilayah Sumatera Utara dan Pemprov Sumut, dapat memberikan kerja nyata dalam mengatasi listrik agar tidak mati di saat masyarakat melaksanakan ibadah di Bulan Suci Ramadan,” katanya.
Farid juga menyebutkan, peringatan dari Wagubsu HT Erry Nuradi saat mengunjungi kantor PT PLN (Persero) Wilayah Sumut Jalan Yos Sudarso Medan, Rabu (17/6) lalu, tak lebih sekadar angin lalu. “Demikian juga dengan kesiapan PT PLN Wilayah Sumut untuk menyediakan genset terpadu di sejumlah unit pelayanan terdekat agar ibadah pada malam Ramadan tetap berjalan dengan baik hanya sekadar pemanis berita saja,” sindir Farid.
Untuk itu, dia meminta Direksi PT PLN meningkatkan keandalan seluruh pembangkit dan transmisi yang dimiliki agar tidak terjadi pemadaman listrik. Pemprovsu juga harus mengawal kebijakan pemadaman listrik ke depannya.
“Banyak protes terhadap PT PLN yang dilontarkan terutama di sosial media, dan itu mestinya jadi pintu masuk bagi PT PLN dan pemerintah untuk dapat mencari solusi. Apapun caranya. Jika defisit perlu subsidi dari PT Inalum. Jika faktor lain segera cari jalan keluarnya. Jika pemadaman terus terjadi, perlu dipertanyakan efektivitas pelayanan PT PLN yang sudah menyediakan 134 genset dengan daya tegangan tinggi yang tersebar di 8 area se Sumut, di antaranya Medan, Binjai, Lubukpakam, Pematangsiantar, Rantauprapat, Padang Sidempuan, Sibolga dan Nias,” jelasnya.
Selain ada tanggung jawab hukum, PT PLN dan pemerintah perlu ‘digelitik’ terkait dengan sentuhan moral dan etika. Bagaimana pertanggungjawaban langkah strategis menjaga ketersediaan listrik termasuk Ramadan, padahal sebelum bulan Ramadan, listrik di Sumut cukup aman. Apa sesungguhnya yang terjadi? “Mengapa justru memasuki Ramadan frekuensi dan volume pemadaman listrik justru meningkat?” kata Farid. (prn/adz)