25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Perbaikan Lapas Masih Berkisar 5 Persen

Perbaikan gedung serta sarana dan prasana kantor pasca insiden pembakaran lapas yang dilakukan narapidana pada Kamis (11/7) sore hingga Jumat (12/7) dini hari, dan berujung kaburnya 212 warga binaan dalam peristiwa itu, masih tergolong lambat.

Hingga saat ini, masih berkisar 5 persen renovasinya. Bahkan, dipastikan renovasi tidak akan selesai hingga Lebaran Idul Fitri.

“Perbaikan masih taraf  lima  persen. Sebab, banyak yang harus diperbaiki termasuk pagar pembatas area. Jadi, pagar yang roboh itu sudah dinaikkan hari kedua setelah kejadian. Tapi untuk fisik kantor dan kerusakan-kerusakan lainnya, seperti administrasi maupun sarana perkantoran masih belum. Ya, mungkin setelah Lebaran juga belum selesai. Tapi kami akan kebut terus pembangunannya,” ujar Kalapas Klas I Tanjung Gusta Medan, Muji Raharjo , Minggu (21/7).

Dia mengatakan pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sebab kerusakan di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan tergolong parah. Akan tetapi, Kemenkumham tengah berupaya menanggulangi biaya untuk perbaikan itu. Ditaksir, dana yang dibutuhkan mencapai Rp9 miliar. Untuk itulah dilakukan penunjukan langsung pihak ketiga yang akan menyelesaikan seluruh perbaikan gedung.

“Hitungan kasarnya butuh Rp9 miliar. Kami sudah tunjuk pihak ketiga atau pemborong untuk mulai melakukan perbaikan didalam lapas. Kementerian sudah berupaya untuk menanggulangi biaya, itu urusan kementerian kami lah. Kami tinggal menunggu perintah saja. Ya kita harap pengerjaan nya cepat selesai,” tambahnya.

Pihaknya juga masih berkoordinasi dengan KPKML (Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan Lelang) untuk mengaudit kerusakan, menguji kelayakan bangunan. Selanjutnya diajukan anggaran kepada Kementerian. “Kita juga tengah panggil PU untuk menguji kelayakan fisik bangunan yang terbakar itu. Hasilnya belum keluar. Tapi saya yakin karna bangunan itu sudah terbakar, kemungkinan bangunannya kan sudah tidak layak lagi. Takutnya roboh,” urainya.

Ditambahkannya, perbaikan gedung Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan akan ditata ulang kembali termasuk standar pengamanan yang akan ditingkatkan. “Nanti akan dibuat pengamanan yang maksimal. Karna sebelumnya standar keamanan di lapas belum terpenuhi. Jadi harus pakai standar lapas klas I bener mbak. Kita punya pola pembangunan mengenai lapas di Indonesia, itu nanti sebagai acuan. Gambar dan design nya sudah di Direktorat Jenderal Permasyarakatan. Jadi tentu saja membutuhkan dana lebih besar,” jelasnya.

Hingga saat ini sedikitnya 200 personel gabungan TNI Polri masih berjaga-jaga di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan. Mengenai jumlah narapidana yang berhasil ditangkap dan menyerahkan diri, sudah mencapai 106 orang. Namun empat orang narapidana teroris masih belum ditemukan.

“Perkembangannya pasukan dari TNI Polri sekira 2 SSK atau 200-an orang untuk memulihkan kondisi di dalam lapas. Timsus 88 masih bekerja mencari 4 narapidana teroris. Mereka sudah beberapa hari ini memasuki wilayah Medan,” terangnya.

Lantas, apakah hingga kini, air dan listrik masih sering mati? Mengenai air dan listrik, juga mulai lancar. Tapi listrik memang masih ada juga mati. Untuk mensiasatinya pakai genset. Kami juga tidak tau, mungkin itu bisa pihak PLN yang jelaskan. Kalau air sudah cukup untuk warga binaan. Sumber air kami, itu ada dua yakni dari PDAM dan air sumur tanah. Kalau mati jadi kami ada persediaan.

Bahkan, sejak Jumat (19/7) Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan mulai dibuka untuk keluarga para narapidana yang tengah ditahan disana. Setidaknya dalam sehari ada 500-an kunjungan keluarga narapidana. Mereka tetap harus melalui prosedur serta pemeriksaan ketat oleh kepolisian. Sebelum masuk, mereka melewati dua pos penjagaan. Dimana awalnya mereka mendaftar kepada petugas di pos jaga depan gerbang pagar Lapas. Selain mengisi formulir, mereka diwajibkan meninggalkan KTP, jaket dan tas di tempat ini.

“Pengunjung hanya diperkenankan membawa bingkisan yang akan diserahkan kepada narapidana. Kondisi di dalam sudah brjalan, baik kegiatan keagamaan dan lainnya. Keluarga narapidana yang berkunjung bisa sampai 500-an lebih orang. Karna mereka berkunjungnya tidak sendiri-sendiri, tapi juga membawa keluarga nya yang lain. Mereka sudah bisa berkomunikasi langsung,” katanya.

Pihak Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan terpaksa mendirikan tempat kunjungan sementara karena ruang kunjungan di dalam Lapas sudah rata dengan tanah karena terbakar. “Sementara kita dirikan tenda di dalam untuk jadi ruang kunjungan. Kalau dulukan ada ruangan kunjungan. Selama didalam masih ada perbaikan, jadi mereka bisa bertemu dengan keluarganya di tenda itu,” beber Muji. (far)

Perbaikan gedung serta sarana dan prasana kantor pasca insiden pembakaran lapas yang dilakukan narapidana pada Kamis (11/7) sore hingga Jumat (12/7) dini hari, dan berujung kaburnya 212 warga binaan dalam peristiwa itu, masih tergolong lambat.

Hingga saat ini, masih berkisar 5 persen renovasinya. Bahkan, dipastikan renovasi tidak akan selesai hingga Lebaran Idul Fitri.

“Perbaikan masih taraf  lima  persen. Sebab, banyak yang harus diperbaiki termasuk pagar pembatas area. Jadi, pagar yang roboh itu sudah dinaikkan hari kedua setelah kejadian. Tapi untuk fisik kantor dan kerusakan-kerusakan lainnya, seperti administrasi maupun sarana perkantoran masih belum. Ya, mungkin setelah Lebaran juga belum selesai. Tapi kami akan kebut terus pembangunannya,” ujar Kalapas Klas I Tanjung Gusta Medan, Muji Raharjo , Minggu (21/7).

Dia mengatakan pihaknya tidak dapat berbuat banyak, sebab kerusakan di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan tergolong parah. Akan tetapi, Kemenkumham tengah berupaya menanggulangi biaya untuk perbaikan itu. Ditaksir, dana yang dibutuhkan mencapai Rp9 miliar. Untuk itulah dilakukan penunjukan langsung pihak ketiga yang akan menyelesaikan seluruh perbaikan gedung.

“Hitungan kasarnya butuh Rp9 miliar. Kami sudah tunjuk pihak ketiga atau pemborong untuk mulai melakukan perbaikan didalam lapas. Kementerian sudah berupaya untuk menanggulangi biaya, itu urusan kementerian kami lah. Kami tinggal menunggu perintah saja. Ya kita harap pengerjaan nya cepat selesai,” tambahnya.

Pihaknya juga masih berkoordinasi dengan KPKML (Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan Lelang) untuk mengaudit kerusakan, menguji kelayakan bangunan. Selanjutnya diajukan anggaran kepada Kementerian. “Kita juga tengah panggil PU untuk menguji kelayakan fisik bangunan yang terbakar itu. Hasilnya belum keluar. Tapi saya yakin karna bangunan itu sudah terbakar, kemungkinan bangunannya kan sudah tidak layak lagi. Takutnya roboh,” urainya.

Ditambahkannya, perbaikan gedung Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan akan ditata ulang kembali termasuk standar pengamanan yang akan ditingkatkan. “Nanti akan dibuat pengamanan yang maksimal. Karna sebelumnya standar keamanan di lapas belum terpenuhi. Jadi harus pakai standar lapas klas I bener mbak. Kita punya pola pembangunan mengenai lapas di Indonesia, itu nanti sebagai acuan. Gambar dan design nya sudah di Direktorat Jenderal Permasyarakatan. Jadi tentu saja membutuhkan dana lebih besar,” jelasnya.

Hingga saat ini sedikitnya 200 personel gabungan TNI Polri masih berjaga-jaga di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan. Mengenai jumlah narapidana yang berhasil ditangkap dan menyerahkan diri, sudah mencapai 106 orang. Namun empat orang narapidana teroris masih belum ditemukan.

“Perkembangannya pasukan dari TNI Polri sekira 2 SSK atau 200-an orang untuk memulihkan kondisi di dalam lapas. Timsus 88 masih bekerja mencari 4 narapidana teroris. Mereka sudah beberapa hari ini memasuki wilayah Medan,” terangnya.

Lantas, apakah hingga kini, air dan listrik masih sering mati? Mengenai air dan listrik, juga mulai lancar. Tapi listrik memang masih ada juga mati. Untuk mensiasatinya pakai genset. Kami juga tidak tau, mungkin itu bisa pihak PLN yang jelaskan. Kalau air sudah cukup untuk warga binaan. Sumber air kami, itu ada dua yakni dari PDAM dan air sumur tanah. Kalau mati jadi kami ada persediaan.

Bahkan, sejak Jumat (19/7) Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan mulai dibuka untuk keluarga para narapidana yang tengah ditahan disana. Setidaknya dalam sehari ada 500-an kunjungan keluarga narapidana. Mereka tetap harus melalui prosedur serta pemeriksaan ketat oleh kepolisian. Sebelum masuk, mereka melewati dua pos penjagaan. Dimana awalnya mereka mendaftar kepada petugas di pos jaga depan gerbang pagar Lapas. Selain mengisi formulir, mereka diwajibkan meninggalkan KTP, jaket dan tas di tempat ini.

“Pengunjung hanya diperkenankan membawa bingkisan yang akan diserahkan kepada narapidana. Kondisi di dalam sudah brjalan, baik kegiatan keagamaan dan lainnya. Keluarga narapidana yang berkunjung bisa sampai 500-an lebih orang. Karna mereka berkunjungnya tidak sendiri-sendiri, tapi juga membawa keluarga nya yang lain. Mereka sudah bisa berkomunikasi langsung,” katanya.

Pihak Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan terpaksa mendirikan tempat kunjungan sementara karena ruang kunjungan di dalam Lapas sudah rata dengan tanah karena terbakar. “Sementara kita dirikan tenda di dalam untuk jadi ruang kunjungan. Kalau dulukan ada ruangan kunjungan. Selama didalam masih ada perbaikan, jadi mereka bisa bertemu dengan keluarganya di tenda itu,” beber Muji. (far)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/