Tidak kurang dari 39 komunitas teater mahasiswa dari 11 provinsi turut meramaikan gawean Temu Teater Mahasiswa Nusantara (Temuteman) XI
di Taman Budaya Sumatera Utara.
Kegiatan tahunan insan teater mahasisawa yang diselenggarakan setahun sekali ini dibuka dengan karnaval budaya yang mana seluruh sebagian besar peserta menggunakan pakaian adat mengelilingi ruas jalan inti di Kota Medann
Humas Temuteman XI, Wiwin mengatakan, secara keseluruhan, jumlah peserta Temuteman Xi sebanyak 216 orang dari 39 komunitas teater mahasiswa di 11 provinsi, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, Sumatera Barat, Riau, jambi, Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur.
“Pembukaan acara tadi di Gedung Utama TBSU dan dilanjutkan dengan karnaval budaya, yakni berjalan kaki menuju titik-titik inti Kota Medan yakni TBSU, stasiun kereta api, lapangan merdeka, lalu kembali ke TBSU,” katanya kepada Sumut Pos, Senin (21/10).
Selain dimeriahkan dengan aksi teatrikal, tari dan kegiatan seni lainnya, kegiatan Temuteman XI akan diisi dengan workshop penyutradaan, penulisan naskah, artistik, keaktoran, manajemen produksi, yang akan dilaksanakan di berbagai kampus seperti di USU, UMSU, UNIMED, Universitas Panca Budi, ITM dan IAIN. “Acara ini berpusat di TBSU tersebut dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB. Pementasan akan digelar secara gratis,” ucapnya.
Ada yang mencuri perhatian komunitas yang berasal dari Samarinda membuat sebuah gerakan lambat. Lalu berputar dan sesekali kakinya menghentak ke tanah mengikuti alunan musik yang menekan. Sebuah tarian, Hudoq. Tarian sakral dan ritual. “Sedangkan komunitas yang berasal dari Purwokerto, dalam karnaval tersebut mereka memberikan atraksi Jaran Kepang atau kuda lumping di jalanan saat karnaval berlangsung di depan Lapangan Merdeka. Jaran kepang atau kuda menggambarkan ketangguhan. Lalu, ritme dari tiap pukulan gendang merupakan peredam dari ketangguhan itu. Di mana setiap orang yang tangguh tidak boleh sombong. Sebab, nantinya akan kembali juga kepada Ilahi,” terangnya.
Dengan demikian, seluruh masyarakat di Sumatera Utara, khususnya di Medan bisa menyaksikan sepenggal sejarah geerakan teater mahasiswa di Indonesia dalam menyikapi berbabagai persoalan bangsa. Sehingga pihaknya berharap semua masyarakat bisa menyaksikan pagelaran yang pertama kalinya di gelar di Sumut tersebut.
Lebih jauh tentang Temuteman, Lukman menjelaskan, diawali oleh kepedulian terhadap kondisi teater kampus selama ini kemudian merasa perlu untuk mempererat silaturahmi antar sesama. Dari situ, kata dia, lahirlah Temuteman sebagai wadah untuk mempertemukan seniman teaterkampus senusantara yang dipelopori oleh Teater TANGAN di Universitas Muslim Indonesia Makassar pada tahun 2002.
Setelah Temuteman X digelar di Purwokerto, tahun inil, pada Temuteman XI diadakan di Medan oleh Kotak Medan yang terdiri dari Teater Alif Medan, Teater LKK Unimed, Teater Tirai STIK-P, Teater SH 82 UMSU, Teater O USU, Teater Pos Arca 52 ITM, Teater KUAS Universitas Pancabudi, Teater Sasepu Potensi Utama, Teater 01 Uversitas Simalungun, dan lain-lainnya. “Jadi tidak hanya komunitas teater di Medan, tapi ada juga dari Kisaran, dan Siantar, di luar itu, ada juga bazaar dan pameran-pameran yang melibatkan kawan-kawan di luar Kotak Medan, yakni dari komunitas-komunitas lain,” tambahnya. (nit)