23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Diduga Dikerjakan Asal Jadi, Jembatan Titi Dua Sicanang Amblas

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MENYEBERANG: Sejumlah warga melewati titi darurat untuk digunakan sementara selama proses perbaikan jembatan di Jalan Si Canang Medan Labuhan, Minggu (21/10). Jembatan Sicanang kembali ambruk, dan warga sementara menggunakan titi darurat untuk beraktivitas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jembatan Titi Dua Sicanang Kecamatan Medan Belawan kembali putus, Sabtu (20/10). Akibatnya, lebih kurang 11 ribu jiwa masyarakat di Kelurahan Sicanang terisolir. Pantauan di lapangan menyebutkan, jembatan yang sudah masuk tahap perbaikan dari Dinas Bina Marga Kota Medan, tanpa disadari bagian sisi tanah yang menghubungkan jembatan lama untuk melintas kendaraan tiba-tiba amblas.

Akibatnya, jembatan yang menjadi akses satu-satunya perlintasan masyarakat putus total. Peristiwa yang disebabkan faktor alam itu, membuat sejumlah masyarakat panik, karena pejalan kaki dan kendaraan tidak bisa melintas dari jembatan tersebut.

Tokoh Pemuda Belawan, Togu Silaen mengatakan, penyebab dari amblasnya tanah di sisi jembatan, karena masalah human error. Diduga, pihak yang berkompeten tidak paham pola pengerjaan terhadap objek yang akan dikerjakan.

“Peristiwa ini, tahun semalam sudah pernah terjadi, baru-baru ini juga pernah kejadian. Kami masyarakat Sicanang kecewa dengan perbaikan ini, terkesan tidak maksimal. Lihatlah, sekarang jembatan putus total, ada 11 ribu jiwa terisolir. Aktivitas masyarakat pasti terganggu,” ungkap Togu.

Ditegaskan Ketua Laskar Merah Putih Belawan ini, dia pernah menyampaikan kepada dinas untuk perbaikan jalan itu agar dikerjakan tidak terkesan asal-asalan, dan jangan dipercayakan kepada pemborong yang tidak punya kualitas.

“Inilah akibat dari Pemko Medan yang mempercayakan kepada pemenang tender yang gagal di tahun semalam. Jembatan ini jadi terbengkalai, padahal sudah berulang kali terjadi masalah alam, harusnya pemborong punya skala kualitas dalam pengerjaan yang tidak berdampak pada masyarakat,” tegas Togu.

Harapan Togu, kepada Pemko Medan untuk segera membangun kembali jembatan darurat, agar aktivitas masyarakat tidak terganggu. Misalnya, orang kerja, anak sekolah, dan angkutan umum sebagai fasilitas masyarakat bisa melintas di jembatan tersebut.

“Kita sebagai masyarakat setempat, meminta agar jembatan darurat diperbaiki dalam waktu 1X24 jam, karena ada 11 ribu jiwa yang menggunakan jembatan itu. Kami minta, ini segera ditanggulangi,” tegas Togu.

Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution turun ke lapangan, meninjau langsung musibah alam yang telah memutuskan akses jembatan itu. Orang nomor dua di Pemko Medan ini berjanji akan memaksimalkan proses pengerjaan agara segera selesai. Dia menegaskan, akan membangun jembatan darurat agar masyarakat dapat melintas.

“Untuk jembatan darurat akan segera dibangun untuk sementara masih kita bangun bagi pejalan kaki, untuk akses kendaraan akan tunggu beberapa hari ini. Menganai kejadian ini, kita akan mendatangkan tenaga ahli, agar tidak timbul masalah lagi ke depannya,’ kata Akhyar di lokasi.

Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) HT Bahrumsyah mengaku kecewa dengan Pemko Medan terkesan lambat mengerjakan proyek itu. Kemudian kurang memperhatikan kondisi jembatan Titi Dua Sicanang.

“Ini bukti, Pemko Medan tidak serius memperbaiki jembatan itu. Padahal di 2016 sudah dianggarkan, tapi karena tidak ada keseriusan, makanya perbaikan jembatan itu terkesan asal jadi. Ini bukti kerja wali kota bobrok,” tegas Bahrum.

Sementara, Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangungsong merasa bingung dan aneh dengan kejadian tersebut. Sebab, bila sudah dikerjakan mengapa tanahnya masih amblas juga. “Ini sudah kejadian yang kedua kali. Seharusnya pihak-pihak terkait harus meneliti penyebab terjadinya abrasi. Kekuatan tanah di masing-masing daerah berbeda, Pemko Medan setidaknya harus meneliti seluruh jembatan yang berada dekat laut terutama daerah Medan Utara,” sebutnya.

Diutarakan Parlaungan, saat ini cuaca cukup ekstrem dan harus ada antisipasi agar hal-hal demikian tidak terjadi kembali.

“Kita mendorong agar Pemko Medan dalam hal ini Dinas PU Medan melakukan analisis rutin dan melihat seluruh jembatan yang ada di Medan Utara. Jangan sampai pas ada musibah dan korban, baru Pemko Medan memberi perhatian. Kasihan masyarakat Sicanang, karena selalu was-was ketika melewati jembatan tersebut, padahal jembatan itu satu-satunya jalan keluar masuknya warga setempat,” cetusnya.

Parlaungan mengaku, dalam waktu dekat Komisi D DPRD Medan akan turun langsung meninjau ke lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa masalah yang terjadi hingga jembatan amblas. “Harus diketahui akar penyebab sebenarnya, agar bisa diselesaikan secara bersama,” tukasnya. (ris/fac/azw)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MENYEBERANG: Sejumlah warga melewati titi darurat untuk digunakan sementara selama proses perbaikan jembatan di Jalan Si Canang Medan Labuhan, Minggu (21/10). Jembatan Sicanang kembali ambruk, dan warga sementara menggunakan titi darurat untuk beraktivitas.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jembatan Titi Dua Sicanang Kecamatan Medan Belawan kembali putus, Sabtu (20/10). Akibatnya, lebih kurang 11 ribu jiwa masyarakat di Kelurahan Sicanang terisolir. Pantauan di lapangan menyebutkan, jembatan yang sudah masuk tahap perbaikan dari Dinas Bina Marga Kota Medan, tanpa disadari bagian sisi tanah yang menghubungkan jembatan lama untuk melintas kendaraan tiba-tiba amblas.

Akibatnya, jembatan yang menjadi akses satu-satunya perlintasan masyarakat putus total. Peristiwa yang disebabkan faktor alam itu, membuat sejumlah masyarakat panik, karena pejalan kaki dan kendaraan tidak bisa melintas dari jembatan tersebut.

Tokoh Pemuda Belawan, Togu Silaen mengatakan, penyebab dari amblasnya tanah di sisi jembatan, karena masalah human error. Diduga, pihak yang berkompeten tidak paham pola pengerjaan terhadap objek yang akan dikerjakan.

“Peristiwa ini, tahun semalam sudah pernah terjadi, baru-baru ini juga pernah kejadian. Kami masyarakat Sicanang kecewa dengan perbaikan ini, terkesan tidak maksimal. Lihatlah, sekarang jembatan putus total, ada 11 ribu jiwa terisolir. Aktivitas masyarakat pasti terganggu,” ungkap Togu.

Ditegaskan Ketua Laskar Merah Putih Belawan ini, dia pernah menyampaikan kepada dinas untuk perbaikan jalan itu agar dikerjakan tidak terkesan asal-asalan, dan jangan dipercayakan kepada pemborong yang tidak punya kualitas.

“Inilah akibat dari Pemko Medan yang mempercayakan kepada pemenang tender yang gagal di tahun semalam. Jembatan ini jadi terbengkalai, padahal sudah berulang kali terjadi masalah alam, harusnya pemborong punya skala kualitas dalam pengerjaan yang tidak berdampak pada masyarakat,” tegas Togu.

Harapan Togu, kepada Pemko Medan untuk segera membangun kembali jembatan darurat, agar aktivitas masyarakat tidak terganggu. Misalnya, orang kerja, anak sekolah, dan angkutan umum sebagai fasilitas masyarakat bisa melintas di jembatan tersebut.

“Kita sebagai masyarakat setempat, meminta agar jembatan darurat diperbaiki dalam waktu 1X24 jam, karena ada 11 ribu jiwa yang menggunakan jembatan itu. Kami minta, ini segera ditanggulangi,” tegas Togu.

Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution turun ke lapangan, meninjau langsung musibah alam yang telah memutuskan akses jembatan itu. Orang nomor dua di Pemko Medan ini berjanji akan memaksimalkan proses pengerjaan agara segera selesai. Dia menegaskan, akan membangun jembatan darurat agar masyarakat dapat melintas.

“Untuk jembatan darurat akan segera dibangun untuk sementara masih kita bangun bagi pejalan kaki, untuk akses kendaraan akan tunggu beberapa hari ini. Menganai kejadian ini, kita akan mendatangkan tenaga ahli, agar tidak timbul masalah lagi ke depannya,’ kata Akhyar di lokasi.

Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) HT Bahrumsyah mengaku kecewa dengan Pemko Medan terkesan lambat mengerjakan proyek itu. Kemudian kurang memperhatikan kondisi jembatan Titi Dua Sicanang.

“Ini bukti, Pemko Medan tidak serius memperbaiki jembatan itu. Padahal di 2016 sudah dianggarkan, tapi karena tidak ada keseriusan, makanya perbaikan jembatan itu terkesan asal jadi. Ini bukti kerja wali kota bobrok,” tegas Bahrum.

Sementara, Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangungsong merasa bingung dan aneh dengan kejadian tersebut. Sebab, bila sudah dikerjakan mengapa tanahnya masih amblas juga. “Ini sudah kejadian yang kedua kali. Seharusnya pihak-pihak terkait harus meneliti penyebab terjadinya abrasi. Kekuatan tanah di masing-masing daerah berbeda, Pemko Medan setidaknya harus meneliti seluruh jembatan yang berada dekat laut terutama daerah Medan Utara,” sebutnya.

Diutarakan Parlaungan, saat ini cuaca cukup ekstrem dan harus ada antisipasi agar hal-hal demikian tidak terjadi kembali.

“Kita mendorong agar Pemko Medan dalam hal ini Dinas PU Medan melakukan analisis rutin dan melihat seluruh jembatan yang ada di Medan Utara. Jangan sampai pas ada musibah dan korban, baru Pemko Medan memberi perhatian. Kasihan masyarakat Sicanang, karena selalu was-was ketika melewati jembatan tersebut, padahal jembatan itu satu-satunya jalan keluar masuknya warga setempat,” cetusnya.

Parlaungan mengaku, dalam waktu dekat Komisi D DPRD Medan akan turun langsung meninjau ke lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa masalah yang terjadi hingga jembatan amblas. “Harus diketahui akar penyebab sebenarnya, agar bisa diselesaikan secara bersama,” tukasnya. (ris/fac/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/