26.7 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Perampok Antarnegara Dibekuk di Medan

MEDAN- Tim Reskrim Polsekta Medan Barat meringkus  anggota sindikat perampok yang kerap beraksi di beberapa negara di Asia Tenggara, Selasa (21/2). Tersangka dibekuk saat hendak menguras ATM milik korbanya di ATM BNI depan Swalayan Macan Yaohan Jalan Kolonel Yosudarso, Pulo Brayan Medan.

Tersangka berinisial MR alias Syafril (41), warga Jalan Taman Raya Tahap IV Blok NQ, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, Kepri, selanjutnya diboyong ke Mapolsekta Medan Barat guna menjalani pemeriksaan. Dari tersangka, polisi menyita stiker ATM BNI Call Center, sejumlah kartu ATM dan handpone Nokia tipe X2 warna hitam sebagai barang bukti.

Kapolsekta Medan Barat Kompol Nasrun Pasaribu didampingi Kanit Reskrim AKP Anthoni Simamora mengatakan, pria asal Bandung ini merupakan anggota sindikat perampok Asia Tenggara dan residivis kasus perampokan di Kuala Lumpur, Malaysia dan Singapura sejak 1989 hingga 2010.
Selanjutnya, setelah bolak balik Malaysia-Singapura dan akhirnya pada 2011, tersangka menetap di Batam. Di Indonesia, tersangka bergabung dengan sindikat perampok kelas kakap dan pada 2007 beraksi bersama kelompoknya merampok Kantor Imigrasi Riau. Tersangka juga berulang kali tertangkap dan ditembak kakinya serta mengalami patah tangan ketika ditangkap polisi di Malaysia dan Singapura.
Guna memenuhi kebutuhan hidupnya, tersangka kemudian bergabung dangan penjahat kelas kakap antar provinsi pembobol ATM sejumlah bank di antaranya BRI, BCA dan BNI.

Kepada petugas, tersangka mengaku baru belajar menjadi pembobol ATM. Tersangka juga mengaku baru dua malam berada di Medan dan menginap di Hotel  Pardede Belawan. Waktu itu, korban inisial RLS (21), penduduk Jalan Pertempuran hendak mengambil uang tunai di ATM BNI depan swalayan tersebut. Namun setelah selesai transaksi tiba-tiba kartu ATM-nya sangkut, tidak bisa keluar karena terganjal korek api yang dimasukkan tersangka.

Selain memasukkan korek api, tersangka juga menempelkan stiker palsu berisi call center BNI dengan nomor ponsel temannya. Karena panik siswa Akademi Maritim Martadinata tersebut lalu menghubungi ke nomor call center BNI tersebut, namun setelah lima kali dihubungi ke nomor itu tidak ada yang angkat.

Melihat korbannya mulai panik, muncul tersangka berlagak pahlawan lalu langsung menghubungi ke nomor call center tersebut ternyata teleponnya diangkat operator BNI gadungan. Operator gadungan itu meminta korban memberitahukan nomor PIN nya setelah itu tersangka menyuruh korban mendatangi kantor BNI terdekat.

Mulanya korban tanpa curiga pergi menuju kantor BNI, namun dipertengahan jalan muncul kecurigaan korban. Selanjutnya korban menemui sekuriti Macan Yaohan dan langsung menghubungi Reskrim Medan Barat.

Ketika dibekuk, tersangka tengah menggunakan kartu ATM korban yang berhasil dikeluarkannya pakai penjepit, untuk menarik tunai uang korban di ATM CIMB Niaga yang bersebelahan dengan ATM BNI.

Tanpa melakukan perlawanan berarti, tersangka berikut barang bukti lalu diboyong ke Mapolsekta Medan Barat. Kepada polisi tersangka mengaku sudah beraksi di beberapa ATM dan menguras tabungan korbannya.

“Sampai saat ini kami masih memeriksa tersangka guna menangkap operator gadungan dan rekannya  yang lain. Ketika ditelusuri, operator gadungan itu berada di Padang, Sumbar,” tukas Kapolsek.(gus)

MEDAN- Tim Reskrim Polsekta Medan Barat meringkus  anggota sindikat perampok yang kerap beraksi di beberapa negara di Asia Tenggara, Selasa (21/2). Tersangka dibekuk saat hendak menguras ATM milik korbanya di ATM BNI depan Swalayan Macan Yaohan Jalan Kolonel Yosudarso, Pulo Brayan Medan.

Tersangka berinisial MR alias Syafril (41), warga Jalan Taman Raya Tahap IV Blok NQ, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, Kepri, selanjutnya diboyong ke Mapolsekta Medan Barat guna menjalani pemeriksaan. Dari tersangka, polisi menyita stiker ATM BNI Call Center, sejumlah kartu ATM dan handpone Nokia tipe X2 warna hitam sebagai barang bukti.

Kapolsekta Medan Barat Kompol Nasrun Pasaribu didampingi Kanit Reskrim AKP Anthoni Simamora mengatakan, pria asal Bandung ini merupakan anggota sindikat perampok Asia Tenggara dan residivis kasus perampokan di Kuala Lumpur, Malaysia dan Singapura sejak 1989 hingga 2010.
Selanjutnya, setelah bolak balik Malaysia-Singapura dan akhirnya pada 2011, tersangka menetap di Batam. Di Indonesia, tersangka bergabung dengan sindikat perampok kelas kakap dan pada 2007 beraksi bersama kelompoknya merampok Kantor Imigrasi Riau. Tersangka juga berulang kali tertangkap dan ditembak kakinya serta mengalami patah tangan ketika ditangkap polisi di Malaysia dan Singapura.
Guna memenuhi kebutuhan hidupnya, tersangka kemudian bergabung dangan penjahat kelas kakap antar provinsi pembobol ATM sejumlah bank di antaranya BRI, BCA dan BNI.

Kepada petugas, tersangka mengaku baru belajar menjadi pembobol ATM. Tersangka juga mengaku baru dua malam berada di Medan dan menginap di Hotel  Pardede Belawan. Waktu itu, korban inisial RLS (21), penduduk Jalan Pertempuran hendak mengambil uang tunai di ATM BNI depan swalayan tersebut. Namun setelah selesai transaksi tiba-tiba kartu ATM-nya sangkut, tidak bisa keluar karena terganjal korek api yang dimasukkan tersangka.

Selain memasukkan korek api, tersangka juga menempelkan stiker palsu berisi call center BNI dengan nomor ponsel temannya. Karena panik siswa Akademi Maritim Martadinata tersebut lalu menghubungi ke nomor call center BNI tersebut, namun setelah lima kali dihubungi ke nomor itu tidak ada yang angkat.

Melihat korbannya mulai panik, muncul tersangka berlagak pahlawan lalu langsung menghubungi ke nomor call center tersebut ternyata teleponnya diangkat operator BNI gadungan. Operator gadungan itu meminta korban memberitahukan nomor PIN nya setelah itu tersangka menyuruh korban mendatangi kantor BNI terdekat.

Mulanya korban tanpa curiga pergi menuju kantor BNI, namun dipertengahan jalan muncul kecurigaan korban. Selanjutnya korban menemui sekuriti Macan Yaohan dan langsung menghubungi Reskrim Medan Barat.

Ketika dibekuk, tersangka tengah menggunakan kartu ATM korban yang berhasil dikeluarkannya pakai penjepit, untuk menarik tunai uang korban di ATM CIMB Niaga yang bersebelahan dengan ATM BNI.

Tanpa melakukan perlawanan berarti, tersangka berikut barang bukti lalu diboyong ke Mapolsekta Medan Barat. Kepada polisi tersangka mengaku sudah beraksi di beberapa ATM dan menguras tabungan korbannya.

“Sampai saat ini kami masih memeriksa tersangka guna menangkap operator gadungan dan rekannya  yang lain. Ketika ditelusuri, operator gadungan itu berada di Padang, Sumbar,” tukas Kapolsek.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/