31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Ruhut, Sutan, Ramadhan dan Wahab Rebutan Kue

JAKARTA-Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe tampaknya harus bersaing ketat dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) mendatang. Empat politisi Partai Demokrat berdarah Sumatera Utara ini akan berebut kue Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut I yang meliputi Medan, Deliserdang, Serdang Bedagai, dan Tebingtinggi.

Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan,  Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos
Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos

“Tidak ada saling jegal, kita akan bersaing sehat untuk membesarkan Partai Demokrat. Jadi kita akan maju bersama-sama. Siapa nanti yang terpilih tinggal bagaimana penerimaan dari masyarakat dan urusan Yang Maha Kuasa,” ujar Ketua Komisi VII, Sutan Bathoegana, kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (22/4).

Sutan mengaku belum tahu pasti ditempatkan di Dapil mana dan nomor urut berapa. Namun begitu, ia yakin kemungkinan masih di Dapil yang sama seperti Pemilu 2009 lalu. “Jadi kalau ditanya persiapan, karena saya anggota dewan mungkin selangkah lebih maju. Karena selama ini selalu turun ke daerah menjalankan tugas wakil rakyat,” katanya.

Ditanya persiapan yang dilakukan, Sutan mengaku hanya tinggal mengintensifkan apa yang telah dilakukan selama ini. Sebagai contoh, setiap akhir pekan ia turun ke daerah. Selain itu lewat peran di Komisi VII, ia juga memperjuangkan ketersediaan listrik di Sumut, salah satunya mengawal hingga terwujudnya pembangunan pembangkit listrik Sarulla.

Namun, ia menolak jika langkah tersebut dikatakan mencuri start. “Karena sebagai anggota dewan, kita harus mendengar aspirasi masyarakat. Masyarakat itu kan sangat ingin suaranya didengar dan kita di DPR memperjuangkan pembangunan yang mereka harapkan. Jadi perlu diingat, DPR itu memperjuangkan aspirasi, tapi yang melakukan pembangunan itu tetap eksekutif. Nah itu yang harus kita perjuangkan,” ujarnya.

Berbeda dengan Sutan, Ruhut Sitompul justru menyatakan maju untuk Dapil Sumut. Selain itu, ia juga memastikan menempati nomor urut satu. “Saya itu prinsipnya mengalir seperti air. Artinya akan menjalankan semua aturan yang berlaku. Itu harus benar-benar kita patuhi. Tidak boleh politik uang, curi start, melakukan fitnah atau pun pembunuhan karakter calon dari partai lain maupun yang dari partai sendiri,” katanya.

Jika ini dipatuhi semua calon, Ruhut yakin anggota parlemen yang terpilih nantinya benar-benar berkualitas. Karena dari pengalaman sebagai anggota DPR yang senantiasa turun ke daerah, masyarakat menurutnya menyatakan menolak anggota DPR yang hanya melakukan 4D. Yaitu duduk Datang, Duduk, Diam dan hanya menerima Duit. “Jadi anggota DPR yang diinginkan itu yang mau berjuang untuk daerah pemilihannya. Tidak boleh kacang lupa akan kulitnya. Jangan hanya melihat ke atas, namun harus lebih rajin melihat ke bawah. Jadi betul-betul menjadi wakil rakyat yang sebenarnya” ujar anggota Komisi III DPR RI ini.

Ruhut memastikan berada di Dapil Sumut I, murni merupakan pilihan yang berasal dari hati nurani dan bukan karena keterpaksaan. Karena itu ia yakin dengan melakukan amanah semaksimal mungkin, masyarakat tentu akan dapat melihat siapa yang paling layak untuk dipilih. “Jadi kita itu cukup melakukan hal yang terbaik dalam memperjuangkan aspirasi. Kebetulan selain turun pada masa reses, saya itu juga penceramah 4 pilar. Jadi akhirnya banyak kesempatan turun ke Dapil,” katanya.

Terkait keputusan itu, Ruhut mengucapkan terima kasih kepada partainya yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya. “Aku terima kasih sekali kepada Pak SBY,” ujar Ruhut.

Ruhut mengalahkan rekan sesama partainya yaitu Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana yang mendapat nomor urut dua, dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan di nomor urut lima. “Saingan saya berat-berat, di bawah saya ada Sutan, terus cewek, ada Abdul Wahab Dalimunthe, kelima ada Ramadhan Pohan,” tegasnya.

Namun, Ruhut membantah jika perolehan nomor urut satu itu, dia peroleh sebagai imbalan karena tak mendapat jabatan di struktur pengurus DPP Demokrat. “Enggak, tanya saja sama Syarief Hasan (Ketua Umum Harian), aku enggak pernah minta-minta. Pak SBY paling baik. Kayak aku ini enggak pernah minta-minta tiba-tiba dapat nomor urut satu. Aku pun kaget. Kalau sudah milik, ya milik,” tuturnya.

Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan,  Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos
Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos

Ruhut mengaku ditawari posisi di struktur DPP Demokrat, namun dia menolaknya lantaran posisi yang ditawarkan selalu sama yaitu Departemen Komunikasi dan Informasi. “Aku Kominfo ditawari, kalau di sana lebih baik enggak usah. Masa aku di sana terus. Aku diminta di sana, tapi aku bilang yang lain sajalah,” katanya.

Anggota Komisi III DPR ini menegaskan bahwa posisi nomor urut cantik itu dia peroleh dari hasil kinerjanya yang baik di partai berlambang bintang mercy itu. “Kerja kita yang baik, kurang kerja apa gua, masa enggak ada hasilnya. Karena itu fokus total dalam bekerja. Dapilku itu Kota Medan, itu kotaku dari SD, SMP, SMA aku di sana. Kalau Deliserdang kebunku di sana,” kata Ruhut.

Kendati mendapat nomor urut satu di Dapil Sumut 1, namun Ruhut tak mau besar kepala. Dia mengaku tetap bekerja keras untuk mendapatkan suara banyak di dapilnya. “Sekarang harus kerja keras, badai (Demokrat) kan belum berakhir. Dulu enak partai yang membantu kita. Sekarang kita kerja keras,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, politisi Partai Demokrat lainnya Ramadahan Pohan, menyatakan pindah dari dapil Jawa Timur VII ke Sumut I, karena keterpanggilan membangun kampung halaman. Karena itu sejak setahun terakhir, ia mengaku telah turun hingga di 200 titik.

“Nah ternyata 95 persen masyarakat yang saya temui di sana, menyatakan tidak pernah bersentuhan langsung dengan anggota DPR dari dapil daerah tersebut. Jadi daerah-daerah yang saya datangi, itu merupakan tempat pertama yang dikunjungi anggota DPR,” katanya.
Kondisi inilah yang membuat anggota Komisi I DPR ini mengaku sangat terenyuh. Apalagi melihat infrastruktur yang ada di daerah-daerah tersebut, benar-benar sangat tidak memadai. “Padahal yang satu tahu, jalan tol pertama kali dibangun di luar Pulau Jawa, itu adanya di Sumut. Tapi kenapa sangat tertinggal? Ini ada apa sebenarnya? Belum lagi kita lihat tingginya angka golput pada Pilkada kemarin sampai 65 persen. Jadi bagaimana bisa kita menilai tidak ada masalah di Sumut?” katanya.

Kondisi ini masih diperparah kenyataan Sumut merupakan daerah kedua tertinggi angka korupsi. Padahal dulunya menurut Ramadhan, banyak tokoh Sumut yang terkenal bersih yang dapat membangun. “Ini yang menjadi obsesi saya, membangun kampung halaman. Kalau hanya untuk menjadi anggota DPR, hasil survei memperlihatkan saya nomor 2 yang elektabilitasnya tertinggi setelah Eddy Baskoro di Jatim VII. Tapi saya lebih memilih untuk memulai dari nol,” katanya.

Meski pindah pindah Dapil, Ramadhan mengaku optimis. Alasannya, karena kondisi budaya yang ada, mengingat Dapil Sumut I 40 persen penduduknya juga keturunan suku Jawa. “Jadi model pendekatannya tidak begitu sulit. Polanya hampir sama yang saya lakukan sebelumnya di Jatim VII. Selain itu 95 persen keluarga saya juga ada di Sumut I. Selain itu saya juga alumni SMA 3 Medan, makanya tim sukses saya melibatkan teman-teman alumni. Mereka yang bantu menciptakan titik-titik daerah dimana masyarakat yang sangat perlu untuk diperjuangkan,” katanya.

Cara lain, untuk sosialisasi Ramadahan mengaku dirinya saat ini juga tengah melahirkan sebuah majalah bulanan yang diberi nama Gardu Aspirasi. “Majalah ini kita bagikan pada kepala-kapal desa, masyarakat hingga ke Cikeas. Lalu juga ada updating kegiatan dan visi-misi saya lewat website,” katanya.(gir)

JAKARTA-Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe tampaknya harus bersaing ketat dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) mendatang. Empat politisi Partai Demokrat berdarah Sumatera Utara ini akan berebut kue Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut I yang meliputi Medan, Deliserdang, Serdang Bedagai, dan Tebingtinggi.

Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan,  Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos
Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos

“Tidak ada saling jegal, kita akan bersaing sehat untuk membesarkan Partai Demokrat. Jadi kita akan maju bersama-sama. Siapa nanti yang terpilih tinggal bagaimana penerimaan dari masyarakat dan urusan Yang Maha Kuasa,” ujar Ketua Komisi VII, Sutan Bathoegana, kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (22/4).

Sutan mengaku belum tahu pasti ditempatkan di Dapil mana dan nomor urut berapa. Namun begitu, ia yakin kemungkinan masih di Dapil yang sama seperti Pemilu 2009 lalu. “Jadi kalau ditanya persiapan, karena saya anggota dewan mungkin selangkah lebih maju. Karena selama ini selalu turun ke daerah menjalankan tugas wakil rakyat,” katanya.

Ditanya persiapan yang dilakukan, Sutan mengaku hanya tinggal mengintensifkan apa yang telah dilakukan selama ini. Sebagai contoh, setiap akhir pekan ia turun ke daerah. Selain itu lewat peran di Komisi VII, ia juga memperjuangkan ketersediaan listrik di Sumut, salah satunya mengawal hingga terwujudnya pembangunan pembangkit listrik Sarulla.

Namun, ia menolak jika langkah tersebut dikatakan mencuri start. “Karena sebagai anggota dewan, kita harus mendengar aspirasi masyarakat. Masyarakat itu kan sangat ingin suaranya didengar dan kita di DPR memperjuangkan pembangunan yang mereka harapkan. Jadi perlu diingat, DPR itu memperjuangkan aspirasi, tapi yang melakukan pembangunan itu tetap eksekutif. Nah itu yang harus kita perjuangkan,” ujarnya.

Berbeda dengan Sutan, Ruhut Sitompul justru menyatakan maju untuk Dapil Sumut. Selain itu, ia juga memastikan menempati nomor urut satu. “Saya itu prinsipnya mengalir seperti air. Artinya akan menjalankan semua aturan yang berlaku. Itu harus benar-benar kita patuhi. Tidak boleh politik uang, curi start, melakukan fitnah atau pun pembunuhan karakter calon dari partai lain maupun yang dari partai sendiri,” katanya.

Jika ini dipatuhi semua calon, Ruhut yakin anggota parlemen yang terpilih nantinya benar-benar berkualitas. Karena dari pengalaman sebagai anggota DPR yang senantiasa turun ke daerah, masyarakat menurutnya menyatakan menolak anggota DPR yang hanya melakukan 4D. Yaitu duduk Datang, Duduk, Diam dan hanya menerima Duit. “Jadi anggota DPR yang diinginkan itu yang mau berjuang untuk daerah pemilihannya. Tidak boleh kacang lupa akan kulitnya. Jangan hanya melihat ke atas, namun harus lebih rajin melihat ke bawah. Jadi betul-betul menjadi wakil rakyat yang sebenarnya” ujar anggota Komisi III DPR RI ini.

Ruhut memastikan berada di Dapil Sumut I, murni merupakan pilihan yang berasal dari hati nurani dan bukan karena keterpaksaan. Karena itu ia yakin dengan melakukan amanah semaksimal mungkin, masyarakat tentu akan dapat melihat siapa yang paling layak untuk dipilih. “Jadi kita itu cukup melakukan hal yang terbaik dalam memperjuangkan aspirasi. Kebetulan selain turun pada masa reses, saya itu juga penceramah 4 pilar. Jadi akhirnya banyak kesempatan turun ke Dapil,” katanya.

Terkait keputusan itu, Ruhut mengucapkan terima kasih kepada partainya yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya. “Aku terima kasih sekali kepada Pak SBY,” ujar Ruhut.

Ruhut mengalahkan rekan sesama partainya yaitu Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana yang mendapat nomor urut dua, dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan di nomor urut lima. “Saingan saya berat-berat, di bawah saya ada Sutan, terus cewek, ada Abdul Wahab Dalimunthe, kelima ada Ramadhan Pohan,” tegasnya.

Namun, Ruhut membantah jika perolehan nomor urut satu itu, dia peroleh sebagai imbalan karena tak mendapat jabatan di struktur pengurus DPP Demokrat. “Enggak, tanya saja sama Syarief Hasan (Ketua Umum Harian), aku enggak pernah minta-minta. Pak SBY paling baik. Kayak aku ini enggak pernah minta-minta tiba-tiba dapat nomor urut satu. Aku pun kaget. Kalau sudah milik, ya milik,” tuturnya.

Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan,  Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos
Ilustrasi Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, Ramadhan Pohan, dan Abdul Wahab Dalimunthe//sumut pos

Ruhut mengaku ditawari posisi di struktur DPP Demokrat, namun dia menolaknya lantaran posisi yang ditawarkan selalu sama yaitu Departemen Komunikasi dan Informasi. “Aku Kominfo ditawari, kalau di sana lebih baik enggak usah. Masa aku di sana terus. Aku diminta di sana, tapi aku bilang yang lain sajalah,” katanya.

Anggota Komisi III DPR ini menegaskan bahwa posisi nomor urut cantik itu dia peroleh dari hasil kinerjanya yang baik di partai berlambang bintang mercy itu. “Kerja kita yang baik, kurang kerja apa gua, masa enggak ada hasilnya. Karena itu fokus total dalam bekerja. Dapilku itu Kota Medan, itu kotaku dari SD, SMP, SMA aku di sana. Kalau Deliserdang kebunku di sana,” kata Ruhut.

Kendati mendapat nomor urut satu di Dapil Sumut 1, namun Ruhut tak mau besar kepala. Dia mengaku tetap bekerja keras untuk mendapatkan suara banyak di dapilnya. “Sekarang harus kerja keras, badai (Demokrat) kan belum berakhir. Dulu enak partai yang membantu kita. Sekarang kita kerja keras,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, politisi Partai Demokrat lainnya Ramadahan Pohan, menyatakan pindah dari dapil Jawa Timur VII ke Sumut I, karena keterpanggilan membangun kampung halaman. Karena itu sejak setahun terakhir, ia mengaku telah turun hingga di 200 titik.

“Nah ternyata 95 persen masyarakat yang saya temui di sana, menyatakan tidak pernah bersentuhan langsung dengan anggota DPR dari dapil daerah tersebut. Jadi daerah-daerah yang saya datangi, itu merupakan tempat pertama yang dikunjungi anggota DPR,” katanya.
Kondisi inilah yang membuat anggota Komisi I DPR ini mengaku sangat terenyuh. Apalagi melihat infrastruktur yang ada di daerah-daerah tersebut, benar-benar sangat tidak memadai. “Padahal yang satu tahu, jalan tol pertama kali dibangun di luar Pulau Jawa, itu adanya di Sumut. Tapi kenapa sangat tertinggal? Ini ada apa sebenarnya? Belum lagi kita lihat tingginya angka golput pada Pilkada kemarin sampai 65 persen. Jadi bagaimana bisa kita menilai tidak ada masalah di Sumut?” katanya.

Kondisi ini masih diperparah kenyataan Sumut merupakan daerah kedua tertinggi angka korupsi. Padahal dulunya menurut Ramadhan, banyak tokoh Sumut yang terkenal bersih yang dapat membangun. “Ini yang menjadi obsesi saya, membangun kampung halaman. Kalau hanya untuk menjadi anggota DPR, hasil survei memperlihatkan saya nomor 2 yang elektabilitasnya tertinggi setelah Eddy Baskoro di Jatim VII. Tapi saya lebih memilih untuk memulai dari nol,” katanya.

Meski pindah pindah Dapil, Ramadhan mengaku optimis. Alasannya, karena kondisi budaya yang ada, mengingat Dapil Sumut I 40 persen penduduknya juga keturunan suku Jawa. “Jadi model pendekatannya tidak begitu sulit. Polanya hampir sama yang saya lakukan sebelumnya di Jatim VII. Selain itu 95 persen keluarga saya juga ada di Sumut I. Selain itu saya juga alumni SMA 3 Medan, makanya tim sukses saya melibatkan teman-teman alumni. Mereka yang bantu menciptakan titik-titik daerah dimana masyarakat yang sangat perlu untuk diperjuangkan,” katanya.

Cara lain, untuk sosialisasi Ramadahan mengaku dirinya saat ini juga tengah melahirkan sebuah majalah bulanan yang diberi nama Gardu Aspirasi. “Majalah ini kita bagikan pada kepala-kapal desa, masyarakat hingga ke Cikeas. Lalu juga ada updating kegiatan dan visi-misi saya lewat website,” katanya.(gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/