25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Lagi, Guru SMPN 44 Ngadu ke Kadisdik

MEDAN-Untuk kesekian kalinya juga, para guru di SMP Negeri 44 Medan mengadukan kepala sekolah mereka, Asmiaty. Kemarin, sekitar 5 orang perwakilan guru langsung mendatangi kantor Wali Kota Medan karena keluhan mereka tidak pernah ditanggapi oleh Kadis Pendidikan Kota Medan. Para guru yang hadir menuntut agar Asmiaty dimutasi ke sekolah lain karena  kepemimpinannya dinilai otoriter, juga tidak transparan terutama dalam hal pengelolaan dana BOS.

“Sudah berulang kalinya kami menyatakan tidak puas atas kepemimpinan Kapsek, tapi aspirasi kami tidak pernah direspon. Kami juga sudah berulangkali menyampaikannya kepada PKS tapi tak ditanggapi. Kami mau Kapsek dicopot karena sikapnya selama ini yang arogan,” ujar Guru SMP Negeri 44 Medan, Petronela M, ketika bertemu dengan Kadis Pendidikan kota Medan, Marasutan didampingi Sekretaris Disdik Medan, Ramlan Tarigan, di Balaikota, Rabu (21/5) sore.

Guru lainnya, Meliana Nasution mengatakan, sebelumnya guru yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Asmiaty sudah dua kali mengirimkan surat kepada Pemko. Dikatakannya, terdapat sebanyak 26 guru di SMP Negeri 44 Medan dan 18 di antaranya sudah menandatangani surat untuk meminta agar Kapsek dicopot.

“Saya di SMP Negeri 44 itu sudah lama, dan sudah beberapa Kasek saya di situ, tapi memang Kasek yang satu ini lain, Pak. Saya sudah tertekan maka saya mau Ibu Asmiaty dimutasikan,” ujar Meliana.

Dikatakan Meliana, bila Kasek Asmiaty tidak dimutasikan oleh Pemko Medan ke sekolah lain, maka guru yang menolak kepemimpinannya meminta sebaliknya dimutasikan untuk mengajar ke sekolah lain. “Kalau tidak dia yang dimutasikan, maka kami yang meminta agar Pemko Medan memutasikan kami ke sekolah lain. Biar saja kami mengajar di sekolah lain, saya sudah sangat tertekan,” kata Meliana.

Begitu juga dengan guru lainnya, Suriani Situmorang yang mengatakan, tindakan Kasek Asmiaty tidak bisa ditolerir. “Sikapnya arogan, masalah dana BOS tidak pernah transparan kepada kami, dia memecat tenaga honorer dan tenaga tata usaha sesuka hatinya,” kata Suriani.

Bahkan, kata Suriani, Kasek Asmiaty pun menyuruh murid mengisi angket untuk memilih dua guru yang dibenci oleh siswa. “Kalau kami sudah tidak nyaman dipimpin oleh Ibu Asmiaty, kami juga tidak bisa bekerja sama dengan dia, bagaimana kami mau nyaman untuk mengajar siswa. Maka dari itulah Pak, kami minta agar Pemko Medan bisa memutasinya. Kalau tidak dia yang keluar, kami yang keluar Pak, mutasikan saja kami, pak,” tegas Suriani.

Kadisdik Medan, Marasutan mengatakan, dirinya selama ini sudah berupaya untuk terus memperhatikan persoalan sekolah SMP Negeri 44 Medan. “Dari bulan dua lalu, masalah ini sudah menjadi perhatian kami, bahkan 30 persen pikiran saya terus memikirkan soal SMP Negeri 44 Medan ini,” kata Marasutan.

Marasutan mengatakan, pihaknya memang sudah meminta agar permasalahan ini dapat diselesaikan oleh PKS, tapi kalau PKS ternyata dinilai para guru tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini, maka  ia akan menyelesaikan permasalahan ini pada Rabu (28/5) mendatang.(dik/ila)
”Kita tidak bisa memihak kasek ataupun guru, tapi kami akan pertemukan mereka nanti hari Rabu pekan depan,” tegasnya. (dik/ila)

MEDAN-Untuk kesekian kalinya juga, para guru di SMP Negeri 44 Medan mengadukan kepala sekolah mereka, Asmiaty. Kemarin, sekitar 5 orang perwakilan guru langsung mendatangi kantor Wali Kota Medan karena keluhan mereka tidak pernah ditanggapi oleh Kadis Pendidikan Kota Medan. Para guru yang hadir menuntut agar Asmiaty dimutasi ke sekolah lain karena  kepemimpinannya dinilai otoriter, juga tidak transparan terutama dalam hal pengelolaan dana BOS.

“Sudah berulang kalinya kami menyatakan tidak puas atas kepemimpinan Kapsek, tapi aspirasi kami tidak pernah direspon. Kami juga sudah berulangkali menyampaikannya kepada PKS tapi tak ditanggapi. Kami mau Kapsek dicopot karena sikapnya selama ini yang arogan,” ujar Guru SMP Negeri 44 Medan, Petronela M, ketika bertemu dengan Kadis Pendidikan kota Medan, Marasutan didampingi Sekretaris Disdik Medan, Ramlan Tarigan, di Balaikota, Rabu (21/5) sore.

Guru lainnya, Meliana Nasution mengatakan, sebelumnya guru yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Asmiaty sudah dua kali mengirimkan surat kepada Pemko. Dikatakannya, terdapat sebanyak 26 guru di SMP Negeri 44 Medan dan 18 di antaranya sudah menandatangani surat untuk meminta agar Kapsek dicopot.

“Saya di SMP Negeri 44 itu sudah lama, dan sudah beberapa Kasek saya di situ, tapi memang Kasek yang satu ini lain, Pak. Saya sudah tertekan maka saya mau Ibu Asmiaty dimutasikan,” ujar Meliana.

Dikatakan Meliana, bila Kasek Asmiaty tidak dimutasikan oleh Pemko Medan ke sekolah lain, maka guru yang menolak kepemimpinannya meminta sebaliknya dimutasikan untuk mengajar ke sekolah lain. “Kalau tidak dia yang dimutasikan, maka kami yang meminta agar Pemko Medan memutasikan kami ke sekolah lain. Biar saja kami mengajar di sekolah lain, saya sudah sangat tertekan,” kata Meliana.

Begitu juga dengan guru lainnya, Suriani Situmorang yang mengatakan, tindakan Kasek Asmiaty tidak bisa ditolerir. “Sikapnya arogan, masalah dana BOS tidak pernah transparan kepada kami, dia memecat tenaga honorer dan tenaga tata usaha sesuka hatinya,” kata Suriani.

Bahkan, kata Suriani, Kasek Asmiaty pun menyuruh murid mengisi angket untuk memilih dua guru yang dibenci oleh siswa. “Kalau kami sudah tidak nyaman dipimpin oleh Ibu Asmiaty, kami juga tidak bisa bekerja sama dengan dia, bagaimana kami mau nyaman untuk mengajar siswa. Maka dari itulah Pak, kami minta agar Pemko Medan bisa memutasinya. Kalau tidak dia yang keluar, kami yang keluar Pak, mutasikan saja kami, pak,” tegas Suriani.

Kadisdik Medan, Marasutan mengatakan, dirinya selama ini sudah berupaya untuk terus memperhatikan persoalan sekolah SMP Negeri 44 Medan. “Dari bulan dua lalu, masalah ini sudah menjadi perhatian kami, bahkan 30 persen pikiran saya terus memikirkan soal SMP Negeri 44 Medan ini,” kata Marasutan.

Marasutan mengatakan, pihaknya memang sudah meminta agar permasalahan ini dapat diselesaikan oleh PKS, tapi kalau PKS ternyata dinilai para guru tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini, maka  ia akan menyelesaikan permasalahan ini pada Rabu (28/5) mendatang.(dik/ila)
”Kita tidak bisa memihak kasek ataupun guru, tapi kami akan pertemukan mereka nanti hari Rabu pekan depan,” tegasnya. (dik/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/