Site icon SumutPos

Kenalkan Batik Kosong untuk Dilukis

Memasuki Medan City Expo ada sedikit berbeda yang dirasakan. Sederetan kerajinan tangan terlihat di lokasi Lapangan Merdeka. Kerajinan-kerajinan tangan dari berbagai daerah di Indonesia itu, sembilan di antaranya khas etnis di Sumatrea Utara (Sumut). Menariknya, dari seluruh stan ada kerajinan batik asal Jogja yang cukup digandrungi pengunjung.

PEMILIK BATIK: Pemilik Kusumavignette, Ice Kusumaningrum berpose di depan stan Batik Kontemporer di acara Harkopnas, Lapangan Merdeka.//puput damanik/sumut pos

Seluruh stan sangat memiliki daya tarik tersendiri. Ada Nusa Tenggara Timut (NTT) dengan perhiasan mutiara air tawarnya. Kalimantan Tengah dengan asesoris manik-manik. Ada juga Bali dengan kain khas bali, serta ada Aceh dengan kopi gayonya dan banyak lainnya.

Sumut Pos memasuki satu per satu stan yang ada. Semua tampak sibuk melayani customer. Berjalan lebih jauh, akhirnya kain batik bertema kontemporer menjadi pilihan. Kain tersebut berasal dari stan Jogjakarta.

“Coba dilihat batiknya mbak,” ujar seorang quide di stan tersebut.

Setelah memperkenalkan diri, quide yang ternyata perajin sekaligus pengusaha batik Kusumavignette, Ice Kusumaningrum begitu ramah menyambut. Tanpa segan Ice Kusumaningrum menceritakan kain batik khas Jogja yang ia bawa ke Medan.

“Kainnya kain santung, batik lukis dan temanya kontemporer perpaduan antara batik klasik dan batik lukis,” ujarnya.

Batik kontemporer ini cenderung berbeda dengan pola batik lainnya. Batik kontemporer memiliki ciri khas warna yang cenderung mencolok dan motif beragam tanpa meninggalan motif tradisional.

“Kain ini motifnya beragam, enggak harus khas Jogja karena dalam desain itu sengaja ada yang kami kosongkan sehingga dapat diisi dengan motif keinginan. Jadi kalau mau motif Batak, khas Medan juga bisa,” katanya.

Sebelum ke Medan, lanjut Ice ia sempat bingung harus membawa desin batik yang mana. Namun, ia memutuskan membawa batik yang terbuat dari bahan kain santung ini karena dinilainya masih banyak orang Sumatera yang belum familiar dengan kain tersebut.

“Kalau di Jogja sih desin ini sudah biasa, tapi kalau di luar kota tampaknya ini kain yang berbeda. Pengalaman saya mengikuti pameran di daerah-daerah, antusiasnya besar. Khususnya di Medan ini, lumayan banyak yang tertarik,” ujar Ice.

Sementara itu, untuk kain santung sendiri juga lebih bagus karena memiliki tekstur halus, tidak panas, dan agak kaku. Bahan kain santung terbuat dari serat katun, biasanya dicampur dengan serat sintetis.

“Nuansanya baru kain ini, kain yang kami jual di sini panjangnya 2 meter dan harganya Rp400 ribu. Tapi kalau pesan banyak, minimal 20 lembar bisa murah dan motifnya juga bisa tentukan sendiri. Orang Medan yang mau dimasukkan motif khas etnis Sumut juga bisa. Hubungi saja saya 0818271640 atau email kusuma_batik23@yahoo.com,” katanya sembari mengatakan batik yang ia jual tidak hanya batik lukis santung saja namun banyak jenis lainnya dan sudah dijual hingga ke luar kota Jogja dan luar negeri. (*/azw)

Exit mobile version