MEDAN-Keberadaan Irham Buana Nasution, mantan Ketua KPU Sumut semakin kabur. Dia terus menghindar dari ‘kejaran’ wartawan yang ingin konfirmasi terkait dugaan kedekatannya dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Nonaktif, Akil Mochtarn
Bahkan, saat wartawan koran ini mendatangi rumah dan kantor pengacara Irham Buana & Partners yang terletak di Jalan Kepribadian No 11 A Medan, ia tidak berada di sana. Selasa (22/10) sore, sekira pukul 17.00 WIB, suasana Irham Buana di Jalan Sutan Sinumba nomor 7 terlihat sepi. Tidak ada mobil yang parkir di halaman depan garasi rumahnya. Ketika wartawan Koran ini memberi salam kepada penghuni rumah, seorang perempuan paruh baya menjawab salam dan keluar dari pintu depan rumah. Ditanya tentang keberadaan Irham, wanita yang mengaku sebagai kakak ipar Irham bernama Sri Wati mengatakan Irham tidak ada di rumah.
“Bapak tidak ada di rumah, keluar. Sampai sekarang belum juga pulang,” katanya.
Sri Wati mengaku tidak tahu ke mana Irham pergi. “Saya tidak tahu ke mana perginya. Dia pergi dari pagi sama istrinya. Tidak tahu kapan pulangnya. Biasanya sore atau malam dia sudah pulang,” tambahnya.
Sri juga menginformasikan pagi hari biasanya Irham ada di rumah, namun tidak tahu pagi pukul berapa berangkat. “Biasanya pagi dia di rumah, malam di rumah. Tapi kalau subuh mungkin belum bangun. Apa ada pesan nanti biar saya sampaikan ke dia (Irham),” katanya.
Sementara itu, saat wartawan Koran ini menyambangi kantornya di Jalan Kepribadian No 11 A Medan, bangunan ruko dengan pintu bercat hijau tua tersebut terkunci rapat dan bergembok.
Menurut seorang petugas parkir di Jalan Kepribadian itu, P Lubis (61), kantor pengacara Irham Buana & Partners itu sejak seminggu ini kosong. “Sudah seminggu ini kosong kantornya. Katanya sedang ada urusan di Jakarta,” ujar P Lubis.
Manurut dia, sejak tidak lagi menjabat Ketua KPUD Sumut, Irham Buana sering ke kantor itu. Biasanya juga kantornya cukup ramai orang. Namun setelah muncul pemberitaan terkait dirinya, Irham mulai jarang terlihat di kantor. “Biasanya selalu ada orang di kantor. Pak Irham juga biasanya datang ke kantor. Namun beberapa hari ini sudah jarang,” ujar P Lubis.
Seperti diberitakan, Roder Nababan, seorang pengacara mengaku banyak dirugikan dengan dugaan permainan Irham yang disinyalir sudah sering cincai-cincai dengan Akil Mochtar.
Roder pun mendesak agar Irham segara diproses hukum, atas dugaan memonopoli penunjukkan tim pengacara, yakni Sedarita Ginting dkk, untuk menangani hampir seluruh sengketa pemilukada di wilayah Sumut, sebagai pengacara pihak KPU kabupaten/kota dan KPU Sumut.
Sebagai tahap awal, Roder mendorong Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelisik aliran dana di rekening Irham.”Saya akan melaporkan Irham ke PPATK,” ujar Roder Nababan saat dihubungi koran ini, kemarin (21/10) lalu.
Pengacara asal Taput itu membeber kerugian yang dialaminya akibat dugaan ulah Irham. Dia menjelaskan, hampir seluruh perkara pilkada di MK asal Sumut, ditangani Sedarita Ginting dkk, yang di dalamnya ada nama Nasrul Ichsan Nasution, yang disebut-sebut adik kandung Irham.
Nah, yang menurut Roder juga aneh, hampir seluruh sengketa Pilkada asal Sumut, disidangkan di MK dengan ketua panelnya Akil Mochtar. “Dan semua Pilkada di Sumut, kecuali Tapsel, masuk MK,” terang Roder. (mag-2/mag-5/sam)