Site icon SumutPos

Polisi Serahkan Keputusan ke Kampus

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO_Seorang mahasiswa tidur di depan pos sekuriti Universitas Sumatra Utara (USU) saat menggelar aksi protes di Universitas Suamtera Utara Jalan Dr, Mansyur Medan, Jumat (20/10). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap tindak kekerasan yang dialami salah satu mahasiswa, yang diduga dilakukan oleh oknum sekuriti USU.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascaribut-ribut mahasiswa Fakultas Imu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) dengan oknum sekuriti di dalam kampus Kamis (19/10) kemarin, kepolisian mengaku telah menerima laporan dari pihak USU. Polisi menyatakan, laporan yang masuk ada soal dugaan penganiayaan sekuriti yang dilakukan oknum mahasiswa FIB.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Baru, Kompol Victor Ziliwu yang dikonfirmasi, Minggu (22/10) mengatakan, akan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kampus USU karena menghargai apa yang menjadi keputusan kampus.

“Kita ketahui ya itu merupakan lingkungan kampus, saya menyerahkan sepenuhnya masalah ini ke mereka apakah itu pihak rektorat atau pihak-pihak lainnya. Yang pentingkan tidak semua harus diselesaikan degan cara final justice. Itu kan lingkungan pendidikan, biar pihak mereka yang menyelesaikan masalahnya,” kata Victor.

Meski demikian, ia tetap memproses laporan yang sudah masuk soal penganiayaan yang dilakukan oleh oknum mahasiswa FIB kepada seorang sekuriti.”Untuk laporan penganiayaannya kita masih selidiki dulu ya. Seperti yang saya ungkap sebelumnya, kejadian ini bukan bentrok antar mahasiswa dengan sekuriti. Ini seakan-akan menggambarkan keseluruhan kampus dengan keseluruhan sekuriti,” ujar Victor.

Sedangkan siapa saja yang sudah diperiksa dan terduga penganiayanya, pihaknya a tidak bisa membeberkan. Sebab, masih dalam proses penyelidikan dan masuk dalam teknis. “Kita tidak bisa serta merta membeberkannya ke media. Nanti, kalau sudah masuk tahap penyidikan baru bisa kita ungkap ke media,” terangnya.

Sementara itu Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan yang sempat berkunjung ke rumahsakit Colombia tempat seorang mahasiswa Immanuel Silaban. Menurutnya, ada luka di kepala bagian kiri depan dan dagu yang diduga bekas penganiayaan oleh pihak sekuriti kampus.

“Kemarin saya selaku alumni USU begitu mendengar kejadian penganiayaan itu saya coba jenguk Nuel. Tapi karena dia belum bisa berkomunikasi. Saya sangat menyayangkan sikap sekuriti yang bertindak arogan seperti itu,” kata Sutrisno.

Menurutnya, bila memang polisi menerima laporan dari pihak sekuriti soal adanya penganiayaan, polisi juga harus mengusut laporan dari oknum mahasiswa yang mendapat penganiayaan.

“Benar memang kata kapolsek kalau USU itu daerah netral, lingkungan pendidikan. Tapi jangan laporan dari pihak sekuriti ini disalahgunakan atau senagai bargaining dari pihak sekuriti kepada keluarga Nuel agar kejadian ini tidak dibesar-besarkan. Kalau memang ada sekuriti yang dianiaya mahasiswa harusnya pertama kali diselesaikan secara internal baru diserahkan ke polsek terdekat. Bukan malah balik menganiaya,” terangnya.

Dia menyebut sikap arogansi sekuriti USU sudah lama terjadi. Sebagai alumni dia meminta pihak kampus menjadikan momen ini untuk ‘pembersihan’ lingkungan kampus dari orang-orang tak bermoral.”Hal ini semuanya tak terlepas ya, menurut dugaan saya karena pengaruh narkotika, baik di oknum mahasiswanya maupun sekuritinya. Memang di belakang kampus itu masif ya peredaran narkotikanya, makanya saya berharap pihak kampus menyikapi hal ini seserius mungkin,” pungkas Sutrisno.

Diberitakan sebelumnya, Jumat (20/10) pagi kampus USU diramaikan puluhan personel polisi, setidaknya ada sekira 4 truk polisi Sabhara berjaga di pinggir Jalan Dr Mansyur. Ternyata, ada aksi dari puluhan mahasiswa yang mar menduduki markas komando Satpam USU.

Usut punya usut, aksi ini merupakan rentetan dari aksi bentrok antara mahasiswa FIB dan sekuriti USU. Salahseorang mahasiswa, Immanuel Silaban atau yang akrab disapa Nuel

Dia mengalami penganiaya serius sejak Kamis (19/10) malam. Sejak malam itu pula, massa menduduki kantor sekuriti USU. Mereka menuntut tanggung jawab kepada para pelaku penganiayaan yang diduga sekuriti USU. (dvs/ila)

 

Exit mobile version