Cadangan 453 MW Mampu Memenuhi Kebutuhan Investor
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjaga keandalan listrik juga menjadi tugas utama PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (UIK SBU). Unit ini memiliki tanggungjawab di 4 provinsi, Aceh, Sumut, Riau dan Kepulauan Riau. Terlebih menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021.
Untuk memastikan kesiapan itu semua , General Manager PLN UIKSBU Bambang Iswanto, melakukan pengecekan ke Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Sicanang, Belawan, Rabu (23/12)
Di sela peninjauan dan wawancara akhir tahun 2020, Bambang Iswanto,didampingi Senior Manager SDM dan Umum Sigit Prasetyo , Manager UPK Belawan Syahminan Siregar mengatakan, bahwa ada 3 hal penting di akhir tahun yang sejak awal sudah dipersiapkan pihaknya dan semuanya menyangkut keandalan listrik.
“Yang pertama Pilkada, alhamdulillah sudah bisa dilalui dengan baik. Sekarang akan kita hadapi adalah perayaan Natal 25 Desember dan tahun baru,” katanya.
Untuk itu semua, 7 UPK di bawah PLN UIP SBU yang tersebar mulai dari Nagan Raya dan Arun di Aceh. Pangkalansusu, Sicanang, Renun, Labuhan Angin dan Pandan di Sumut, serta Riau dan Kepulauan Riau, seluruhnya bersiaga dalam menyukseskan hari besar keagamaan itu.
Dijelaskan, selain Nagan Raya, ada UPK Arun1 dengan daya 190 MW, Arun2 daya 250 MW. PLTU Pangkalansusu 4 x 200 MW. Belawan kapasitas total 1.200 MW. Kemudian Pandan 100 MW yang ditopang oleh Sipan Sipahoras dan Renun. Labuhan Angin 2×100 MW. Pekanbaru dan Kota Panjang. Duri 250 MW. Tembilahan 2×7 MW. Ada juga pembangkit di Kepri. Tanjungbalai Karimun 2×7 MW, serta ditopang lagi dengan PLTD di Bintan, Tanjungpinang.
“Dengan daya mampu 2.700 MW, beban puncak 2.200 MW dan kemampuan cadangan yang tersedia sekitar 453 MW , kita cukup aman dan optimis tidak hanya mampu menyalurkan listrik ke masyarakat yang pengelolaannya ditangani pihak PLN Wilayah, serta optimisi mampu memenuhi kebutuhan investor yang akan berinvestasi di wilayah kerja kita,” katanya.
Namun khusus untuk hari besar keagamaan Nataru, lanjut Bambang, pihaknya tetap mengakui adanya dilema ketika di saat pembangkit banyak, tapi harus beroperasi di beban minimal.
“Misalnya saja pada saat musim libur seperti ini, banyak perusahaan yang selama ini penggunaan listriknya tinggi, lalu tidak beroperasi. Atau dampak dari pandemi Covid-19 ini, banyak perusahaan yang mengurangi jam operasional atau bahkan yang terpaksa menutup usahanya. Meski demikian, kelangsungan sistem elektrifikasi harus tetap kita penuhi,” katanya.
Khusus untuk Nataru, juga turut disiagakan personel di seluruh UPK. “Jam piket kita berlakukan sehingga tidak terjadi kekosongan petugas selama Nataru,” ujarnya. (ila)