MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan data dari Polrestabes Medan, tak sedikit pelaku begal masih berusia di bawah umur atau kalangan pelajar. Untuk itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Medan Burhanuddin Sitepu meminta para orang tua untuk lebih ketat mengawasi aktivitas anaknya di luar rumah.
Hal ini disampaikan Burhanuddin Sitepu ketika menggelar Sosialisasi Produk Hukum Peraturan Daerah Kota Medan VII, Perda Nomor 10 Tahun 2021 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum yang digelar di Jalan Bunga Mawar, Kelurahan PB Selayang II Medan Selayang, Minggu (23/7/2023). Hadir dalam sosialisasi ini sejumlah narasumber, diantaranya Iptu Rudianto Manurung SH MH dari Polrestabes Medan, Irvan Pane dari Satpol PP Kota Medan, Sunardi mewakili Camat Medan Selayang, dan Staff Ahli DPRD Medan Arifin Siregar.
Menurut Burhanuddin, saat ini aksi begal tak cuma beraksi di jalanan, mereka juga sudah menyasar tempat usaha masyarakat. “Baru-baru ini, tempat usaha salon di Medan Selayang ini, menjadi sasaran begal. Aksi begal ini memang sudah sangat meresahkan. Kita jangan sampai lengah. Harus ada tindakan tegas bagi mereka agar ada efek jera,” ungkap Burhanuddin.
Bahkan, ungkap Burhanuddin, meski Pemko Medan telah mendirikan posko di setiap kelurahan dan kecamatan, tak menyurutkan nyali para begal. “Mereka malah mendatangi posko itu. Seperti yang terjadi di Posko dekat Kantor Camat Medan Selayang. Mereka datang beramai-ramai menggunakan sepeda motor dan mengatakan kepada petugas di posko itu, ‘terima kasih ya sudah menjaga kami’. Bukannya takut, tapi mereka malah seakan menantang,” ungkapnya.
Sangkin geramnya terhadap pelaku begal, lanjut Burhanuddin, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengeluarkan statemen keras, agar pelaku begal ditembak mati. “Bahkan ini menjadi isu nasional,” ungkapnya lagi.
Karenanya, sebut anggota DPRD Medan tiga periode ini, pemberantasan begal menjadi tanggung jawab bersama. “Untuk itu kepada bapak ibu agar memperhatikan pergaulan anak-anak kita. Kalau ada gelagat yang tidak baik, harus segera dicegah. Dan yang sangat penting, beri bekal agama yang cukup kepada anak-anak kita,” tandasnya.
Menyikapi aksi begal yang semakin nekat dalam melakukan aksinya, Zulhasan Basri selaku tokoh masyarakat, menanyakan kepada perwakilan Polrestabes Medan Iptu Rudianto Manurung, bagaimana jika setiap posko Pemko Medan juga dilengkapi dengan personel Polisi bersenjata api. “Supaya tidak ada lagi pelecehan dari pelaku begal terhadap Posko Pemko Medan seperti yang di sampaikan Pak Burhanuddin tadi,” kata Zulhasan Basri.
Menyikapi ini, Iptu Rudianto Manurung mengatakan, tidak semua aksi kriminalitas harus dilumpuhkan dengan senjata api. Setiap personel kepolisian sudah tahu, kapan pelaku kejahatan harus dilumpuhkan dengan senjata api. “Namun, jika ada permintaan agar setiap personel yang disiagakan di posko dipersenjatai, memang sah-sah saja. Tapi ada prosedur yang harus dipatuhi. Bisa saja diusulkan” ujarnya.
Dalam memberantas begal di Kota Medan, sebut Iptu Rudianto, Polrestabes sudah bersinergi dengan TNI dan Satpol PP. Bahkan, tim gabungan ini sudah sering kali melakukan operasi. Operasi yang kami lakukan dari pagi hingga malam hari.
Dari hasil operasi tersebut, dilakukan sejumlah analisa kasus. “Berdasarkan analisa kami, aksi begal ini marak terjadi saat anak-anak libur sekolah. Saat ini anak-anak sudah sekolah, kegiatannya sudah semakin banyak, aksi begal pun sudah mulai berkurang,” ungkapnya.
Artinya, lanjut Rudianto, waktu luang memberi kesempatan bagi mereka melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. “Banyak anak yang terikut temannya. Mereka juga berinteraksi di media sosial dan ini menjadi perhatian kami dari kepolisian,” sebutnya.
Kepada para orangtua, Rudianto juga meminta agar melakukan pengawasan secara ketat kepada anak-anaknya. “Saat akan berangkat ke sekolah, mohon diperiksa tas dan barang bawaan mereka. Jika ada yang membawa pakaian selain pakaian sekolah, segera tegur dan larang. Begitu juga dengan orangtua yang sudah membebaskan anaknya membawa sepeda motor ke sekolah, agar diawasi,” tegasnya.
Sementara, Ketua DPC LPM Medan Selayang Bahder Johan Hasibuan mengungkapkan, kondisi yang terjadi saat ini tidak lepas dari kurangnya silaturahim yang terjalin saat ini. Bahkan, kata Bahder, dulunya bangsa ini lahir hanya bermodalkan silaturahmi.
“Kalau kita lihat sekarang, silaturahmi inilah yang terputus. Kita sekarang ada dalam kelompok-kelompok. Apakah ini disengaja atau tidak, jadi arah perhatian kita hanya pada kelompok kita saja. Kita lupa dengan keluarga kita, lupa dengan lingkungan kita dan lainnya,” ungkapnya.
Dia pun menyayangkan ketidakhadiran Lurah PB Selayang II maupun perwakilannya dalam sosialisasi tersebut. “Ketidakhadiran lurah dalam acara ini pun membuktikan silaturahim yang terputus,” tegasnya sembari meminta kepada Wali Kota Medan untuk mengevaluasi Lurah PB Selayang II. (adz)