BELAWAN-Harga ikan teri kering di sentra penjemuran Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB), dalam sepekan terakhir terus mengalami kenaikan. Bahkan harga jual teri nasi halus, misalnya, kini tembus mencapai Rp85.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp70.000 per kg.
“Kenaikan harga jual teri terjadi karena hasil tangkapan nelaya pukat teri terus menurun selama satu minggu terakhir.
Ini selain disebabkan kondisi cuaca, juga adanya penertiban terhadap kapal ikan jenis ini oleh PSDKP,” ujar Rusman (38), pedagang di PPSB,
Kamis (24/1) kemarin.
Selain ikan teri nasi halus, kenaikan harga juga terjadi pada teri jenis toge dari sebelumnya Rp60.000 per kg, naik menjadi Rp75.000 per kg, sedangkan untuk teri kasar harganya saat ini tembus Rp65.000 per kg dari sebelumnya cuma Rp50.000 per kg. “Bukan soal kenaikan harga saja, tapi minimnya pasokan membuat pedagang kewalahan memenuhi permintaan yang terus meningkat,” katanya.
Minimnya hasil tangkapan teri juga diakui oleh para nelayan kapal ikan pukat teri di Belawan. Saat ini sebagian besar kapal-kapal ikan penangkap ikan teri terpaksa harus menggantungkan kapalnya dikarenakan cuaca buruk dan gelombang laut masih mengancam keselamatan mereka.
“Disamping ombak besar, kami nelayan kapal ikan pencari teri juga enggan melaut disebabkan adanya penertiban dari petugas keamanan laut,” sebut, Zulkifli (45) salah seorang nelayan kapal ikan pukat teri di Belawan.
Meski mengaku mendukung atas upaya penertiban terhadap kapal-kapal ikan bermasalah, namun dia meminta agar PSDKP dan pemangku jabatan terkait di Belawan supaya bisa berlaku adil, dan jangan pilih kasih dalam menindak tegas kapal-kapal ikan tidak ramah lingkungan.
“Kalau mau ditertibkan jangan hanya pukat teri saja, tapi kapal ikan dengan alat tangkap pukat trawl juga harus ditangkap. Karena trawl yang sekarang berubah nama itu, dalam beroperasi selain menggunakan dua papan (plat) penekan, juga memakai pemberat yang membuat pukat trawl tenggelam ke dasar laut,” ungkapnya.
Sementara itu, naiknya harga jual ikan teri kering di pasaran juga banyak dikeluhkan kalangan ibu rumah tangga. Khairani misalnya, ibu beranak empat ini mengaku bingung atas terjadinya kenaikan harga teri tersebut. Menurut dia, setelah harga ikan segar melambung lebih dulu, dirinya terpaksa memilih ikan teri sebagai menu pengganti ikan segar.
“Biasanya untuk kebutuhan makan di rumah teri saya sambal dengan dicampur tempe atau tahu. Sekarang saya bingung harus masak apa,” keluh, Khairani saat ditanyai sumut pos di Pajak Sore Tradisional Simpang Atap, Martubung Kecamatan Medan Labuhan.(mag-17)