Site icon SumutPos

10 Personel Sabhara Dijatuhi Sanksi Disiplin

Foto: Gibson/PM Boy Sinaga (kiri) dan Almuhajjirin, keduanya petugas pengamanan di kompleks Johor Citu Medan, masih dirawat di RS Mitra Sejati Medan.
Foto: Gibson/PM
Boy Sinaga (kiri) dan Almuhajjirin, keduanya petugas pengamanan di kompleks Johor Citu Medan, masih dirawat di RS Mitra Sejati Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyerangan dan penganiayaan yang dilakukan puluhan personel Ditsabhara Poldasu terhadap warga dan security komplek perumahan Johor City, Sabtu (21/2) lalu berbuntut panjang. Sedikitnya 10 personel Sabhara dipastikan mendapat sanksi disiplin.

Hal ini dikatakan Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf saat ditemui, Senin (23/2) siang. Dijelaskan Helfi, pasca keributan pecah di komplek Johor City Jalan Karya Wisata, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Bid Propam Poldasu telah memeriksa sekitar 50 personel Sabhara. Hasilnya, 10 orang di antaranya terbukti melakukan pelanggaran dan akan dijatuhi sanksi disiplin. Personel itu adalah Bripda JT, Bripda BR,Bripda BN, Bripda RB, Bripda PS, Bripda SS, Bripda ML, Bripda BB, Bripda FJ dan Bripda GP.

“Kasus ini masih dalam penyelidikan,” katanya.

Masih kata Helfi, setelah diperiksa Propam,para personel Sabhara itu akan diperiksa Ditreskrimum. hasil penyelidikan sementara,para korban (security J. City-red) bukan termasuk Satuan Pengamanan (Satpam). “Karena yang dinyatakan Satpam adalah mereka yang telah mengikuti pelatihan dan mempunyai sertifikat. Nah, bila sudah mempunyai itu, mereka dalam pengawasan Polri. Seyogianya mereka harus mengikuti pelatihan Garda Pratama, namun mereka tidak mengikutinya. Jadi mereka adalah pengaman internal yang direkrut oleh perusahaan dan dipekerjakan sebagai petugas keamanan. Saat ini, kami sedang menyelidiki seperti apa kasusnya. Memang perdamaian sudah ada, namun kasusnya masih berjalan,” tegas Helfi.

Setelah diperiksa, para personel Sabhara itu akan secepatnya disidang. Sedangkan dalam mendalami pidananya, pihaknya tidak menonjolkan organisasi atau institusi, melainkan individu.

“Kalau soal perdamaian, pihak Sabhara dan security J.City sudah melakukannya selama 2 kali. Permasalahannya sudah selesai, dan laporan polisi dilakukan untuk mengetahui ada tindakan hukum. Siapa yang salah akan kita beri sanksi. Intinya, setelah danton dan personel kita mintai keterangan. 10 orang akan diberi sanksi,” katanya.

Mengenai ketiga anggota polisi yang luka, menurutnya, masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan. ”Secepatnya kami akan memanggil security yang terlibat dalam keributan itu. Identitas mereka sudah kita kantongi,” ucapnya.

Foto: Gibson/PM
Almuhajirin (kiri) dan Boy Sinaga, satpam komplek Johor City di Jalan Karya Wisata, saat dirawat di RS Mitra Sejati Medan, Minggu (22/2/2015).

 

SUDAH DAMAI KOK DIRIBUTI?

Di lokasi terpisah, Rangga Pakpahan selaku Komandan Pleton (Danton) Security Komplek J. City mengaku pihaknya telah memenuhi panggilan kepolisian, namun korban masih menjalani perawatan di RS Mitra Sejati Medan. Dia juga mengaku heran, mengapa kasus ini sampai besar padahal sudah ia damaikan. “Sudah saya damaikan, tapi mereka masih meributinnya lagi,” bebernya saat ditemui di pos jaga komplek J. City.

Lanjut Rangga, saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Poldasu. Dia juga berharap keadilan ditegakkan dalam mendalami kasus ini. Seandainya perdamaian itu diterima oleh personel Sabhara, kejadian ini tidak akan terjadi. “Sudahlah, yang pasti kami tidak salah,” terangnya.

Ditanya mengenai sertifikat yang dimiliki anggotanya, Rangga menjelaskan dalam perekrutan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Setelah diterima, selanjutnya, anggota akan diberi latihan baris berbaris dan apel yang dilakukan olehnya. Sekitar tiga bulan dilatih, baru bergabung dengan security lainnya.

“Jadi, bila sudah diterima tidak langsung terjun, kita beri pelatihan lagi agar mahir dan disiplin. Security berjumlah sekitar 38 orang dan dibagi 2 shiff,” bebernya sembari mengaku sudah 41 jam tidak tidur karena kasus itu.

sehari dirawat di RS Mitra Sejati, kondisi Almuhajirrin dan Boy Ronal Sinaga berangsur membaik. Rencananya, keduanya akan pulang hari ini (malam) setelah administrasi selesai. ” Kami sudah baikan, dan mau pulang,”tutur Boy saat ditemui di ruang 313 rumah sakit. Sejak 9 bulan bekerja di sana, Boy mengaku baru kali ini terjadi keributan yang besar.

Meski jadi korban, tapi Boy berharap kasus itu segera selesai agar ia bisa bekerja kembali. ” Pihak Sabhara sudah datang untuk melihat keadaan kami,”tutur pria yang masih lajang itu. Hal senada juga dikatakan Almuhajjirin yang akan memetik kejadian sebagai pelajaran berharga. Meski begitu, yang ia sesalkan adalah kenapa mereka yang tidak tahu persoalan yang kena imbas.

“Namun sudahlah, semua sudah terjadi dan kami akan segera pulang ke rumah. Kami sehat dan mau pulang bang,”tutur lajang yang mengaku baru 4 bulan bekerja itu.

Kapoldasu Irjen Pol Eko Hadi

Pelindung Malah Intimidasi Rakyat

Aksi penyerangan yang dilakukan puluhan personel Ditsabhara Poldasu terhadap petugas security komplek J.City dinilai sebagai bentuk tindakan arogansi personel Polri.

Karena itu, Ketua Komisi A DPRD Sumut, Tony Togatorop mengimbau Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi menghukum anggotanya yang terlibat. Hal itu dikatakan Tony saat disambangi kru koran ini di ruang kerjanya, Senin (23/2) siang. Dikatakannya, tindakan arogansi yang ditunjukkan personel tersebut sudah sangat mencoreng citra kepolisian.

Bagaimana tidak, personel Polri yang seharusnya melindungi malah mengintimidasi rakyat. “Hal ini kan sudah sangat mencoreng citra kepolisian. Makanya kita minta kapolda memberi tindakan tegas kepada anggotanya tersebut. Bahkan sampai penundaan pangkat,” ungkapnya. Lebih lanjut, tambah Tony, akibat tindakan anggota Polri tersebut membuat masyarakat makin cemas. Pasalnya, tindakan para oknum tersebut membuat masyarakat jadi takut. “Kan jadi takut masyakat atas tindakan mereka ini,” tukasnya.

Ia meminta petinggi Polri melakukan pembekalan kembali kepada anggotanya yang mungkin melupakan fungsinya.

“Perlu ada evaluasi lagi tampaknya ini. Kalau tidak, ini akan terus berlanjut,” pungkasnya.

Sekedar mengingatkan, diduga karena salah paham, puluhan personel Sabhara menyerbu pos security komplek perumahan tersebut, Sabtu (21/2) malam. Menurut informasi, penyerbuan buntut teguran terhadap seorang oknum polisi yang mengebut di lokasi perumahan dengan mengendarai sepeda motor jenis trail. Akibat penyerbuan ini tiga orang petugas security dan dua warga mengalami luka memar di tubuhnya.. (gib/ind/deo)

Exit mobile version