32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pasien Bakal Sulit Membeli Obat

Rencana Pintu Masuk RSUD Pirngadi jadi Satu

MEDAN-Rencana penerapan sistem satu pintu di RSUD dr Pirngadi Medan  dianggap tidak layak oleh sejumlah pasien. Pasalnya, pasien menilai akses masuk ke rumah sakit milik Pemko Medan tersebut semakin terbatas.

“Sekarang ruang IGD hampir seluruhnya bergembok, ditambah lagi malam seluruh lift dimatikan. Jadi ketika membeli obat yang dibutuhkan, selain harus melewati tangga kita juga kesulitan untuk keluar rumah sakit, karena satpam sering tidak di tempat,”ujar salahsatu pasien, Adi (41) Warga Datuk Kabu, Medan Denai, yang mengakun anaknya tengah dirawat di lantai V RSUD dr Pirngadi Medan, saat ditemui wartawan koran ini beberapa waktu lalu.

ANTRE: Warga antre berobat  RSU Pirngadi Medan.//redianto/sumut pos
ANTRE: Warga antre berobat di RSU Pirngadi Medan.//redianto/sumut pos

Adi juga menilai sistem satu pintu yang diterapkan rumah sakit seakan memberikan kesan layaknya sebuah penjara.

Pasalnya, bilang Adi, keluarga yang ingin menjenguk anaknya di rumah sakit kesulitan untuk masuk.

“Kalau memang mau memberikan keamanan bagi pasien bukan begini caranya, karena kita bukan hanya butuh rasa aman saja melainkan kenyamanan,”ucapnya lagi.

Menyikapi hal itu Dirut Pirngadi Medan, Amran Lubis menganggap bahwa sebuah perubahan awalnya tidak mudah untuk diterima masyarakat.

Selama ini, menurut Amran akses masuk yang cukup bebas cenderung membuat sebuah rumah sakit tidak terjamin keamanannya. Untuk meminimalisasi hal itu, penerapan pelayanan satu pintu adalah langkah yang tengah diterapkan rumah sakit. Dimana setiap pasien yang akan masuk dan keluar rumah sakit bisa terkontrol dengan kartu tanda pengenal yang disiapkan oleh rumah sakit.

“Sebenarnya dengan sistem satu pintu ini tujuan utamanya adalah memberikan pasien rasa aman, kenyamanan, dihargai sebagai manusia serta mendapatkan pelayanan yang optimal. Sehingga perlu adaptasi untuk menyikapi perubahan ini,” sebutnya.

Hanya saja dalam kesempatan itu, Amran mengaku masih belum puas dengan kinerja satuan pengamanan (Satpam) RSUD dr Pirngadi. Karena, bilang Amran, untuk penerapan satu pintu perlu keseriusan dari kinerja petugas keamanan rumah sakit.
“Ya memang saya masih belum puas dengan kinerja petugas keamanan kita, karena untuk penerapannya memang satpam harus terus berada dilokasi jaga untuk memudahkan pasien hanya saja ini belum berjalan maksimal,”ungkap Amran.

Masih menurut Amran, ke depannya manajemen Pirngadi akan melakukan pembenahan dengan memberikan pembinaan disiplin bagi petugas keamanan.
Yakni dengan rencana melakukan kerjasama dengan petugas kepolisian. “Saya sudah pernah jumpa dengan pihak Polresta, memang udah ada percakapan mengarah kesana, tinggal menunggu penerapannya saja,”tuturnya.

Disinggung mengenai rumahsakit yang terkesan kotor, dirinya menilai hal tersebut wajar.

Pasalnya, bilang Amran, semasa lebaran mobilitas kunjungan keluarga pasien cukup tinggi, sementara petugas kebersihan minim karena masa libur.
“Jadi wajar, karena tingkat kunjungan lebih tinggi dibanding petugas kita. Meskipun begitu ini tidak dibiarkan saja namun akan kita benahi coba lihat sekarang rumah sakit sudah mulai bersih,” ujarnya. (uma)

Rencana Pintu Masuk RSUD Pirngadi jadi Satu

MEDAN-Rencana penerapan sistem satu pintu di RSUD dr Pirngadi Medan  dianggap tidak layak oleh sejumlah pasien. Pasalnya, pasien menilai akses masuk ke rumah sakit milik Pemko Medan tersebut semakin terbatas.

“Sekarang ruang IGD hampir seluruhnya bergembok, ditambah lagi malam seluruh lift dimatikan. Jadi ketika membeli obat yang dibutuhkan, selain harus melewati tangga kita juga kesulitan untuk keluar rumah sakit, karena satpam sering tidak di tempat,”ujar salahsatu pasien, Adi (41) Warga Datuk Kabu, Medan Denai, yang mengakun anaknya tengah dirawat di lantai V RSUD dr Pirngadi Medan, saat ditemui wartawan koran ini beberapa waktu lalu.

ANTRE: Warga antre berobat  RSU Pirngadi Medan.//redianto/sumut pos
ANTRE: Warga antre berobat di RSU Pirngadi Medan.//redianto/sumut pos

Adi juga menilai sistem satu pintu yang diterapkan rumah sakit seakan memberikan kesan layaknya sebuah penjara.

Pasalnya, bilang Adi, keluarga yang ingin menjenguk anaknya di rumah sakit kesulitan untuk masuk.

“Kalau memang mau memberikan keamanan bagi pasien bukan begini caranya, karena kita bukan hanya butuh rasa aman saja melainkan kenyamanan,”ucapnya lagi.

Menyikapi hal itu Dirut Pirngadi Medan, Amran Lubis menganggap bahwa sebuah perubahan awalnya tidak mudah untuk diterima masyarakat.

Selama ini, menurut Amran akses masuk yang cukup bebas cenderung membuat sebuah rumah sakit tidak terjamin keamanannya. Untuk meminimalisasi hal itu, penerapan pelayanan satu pintu adalah langkah yang tengah diterapkan rumah sakit. Dimana setiap pasien yang akan masuk dan keluar rumah sakit bisa terkontrol dengan kartu tanda pengenal yang disiapkan oleh rumah sakit.

“Sebenarnya dengan sistem satu pintu ini tujuan utamanya adalah memberikan pasien rasa aman, kenyamanan, dihargai sebagai manusia serta mendapatkan pelayanan yang optimal. Sehingga perlu adaptasi untuk menyikapi perubahan ini,” sebutnya.

Hanya saja dalam kesempatan itu, Amran mengaku masih belum puas dengan kinerja satuan pengamanan (Satpam) RSUD dr Pirngadi. Karena, bilang Amran, untuk penerapan satu pintu perlu keseriusan dari kinerja petugas keamanan rumah sakit.
“Ya memang saya masih belum puas dengan kinerja petugas keamanan kita, karena untuk penerapannya memang satpam harus terus berada dilokasi jaga untuk memudahkan pasien hanya saja ini belum berjalan maksimal,”ungkap Amran.

Masih menurut Amran, ke depannya manajemen Pirngadi akan melakukan pembenahan dengan memberikan pembinaan disiplin bagi petugas keamanan.
Yakni dengan rencana melakukan kerjasama dengan petugas kepolisian. “Saya sudah pernah jumpa dengan pihak Polresta, memang udah ada percakapan mengarah kesana, tinggal menunggu penerapannya saja,”tuturnya.

Disinggung mengenai rumahsakit yang terkesan kotor, dirinya menilai hal tersebut wajar.

Pasalnya, bilang Amran, semasa lebaran mobilitas kunjungan keluarga pasien cukup tinggi, sementara petugas kebersihan minim karena masa libur.
“Jadi wajar, karena tingkat kunjungan lebih tinggi dibanding petugas kita. Meskipun begitu ini tidak dibiarkan saja namun akan kita benahi coba lihat sekarang rumah sakit sudah mulai bersih,” ujarnya. (uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/