MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum (RSU) Murni Teguh, Medan dikabarkan menyediakan alat tes cepat (rapid test) virus corona (Covid-19). Namun tes dikenakan biaya. Kabar itu beredar lewat pesan berantai atau broadcast brosur di media sosial whatsapp.
Dalam pesan itu disebutkan, RSU Murni Teguh menyediakan rapid test covid Rp700.000 dan foto thorax portable Rp344.000.
Adapun alur cek Covid-19 rapid test igM/igG, yaitu whatsapp foto KTP dan bukti transfer ke nomor Silvia (08191990 dan seterusnya). Kemudian, sesuai appointment, pengecekan dilakukan di ruangan ambulatory IGD (masuk melalui samping salon/pintu kaca).
“Kami tidak akan melayani tanpa appointment. Rekening BCA A/C 8005060 dan seterusnya, rekening Mandiri 1050012 dan seterusnya, atas nama PT Murni Sadar,” bunyi brosur yang telah beredar.
Terkait informasi itu, Direktur Pelayanan Medis RSU Murni Teguh, dr Jong Khai mengatakan, rapid test covid hanya untuk internal rumah sakit. Bukan dijual bebas ke masyarakat. “Brosur itu bukan kita yang buat. Kita lagi lacak siapa yang buat. Jadi hoaks (brosur) itu. Enggak betul brosur itu. Diabaikan saja,” kata dr Jong Khai kepada wartawan via whatsapp, Rabu (25/3).
Mengenai biaya yang ditetapkan di brosur tersebut, Jong Khai berkilah, manajemen tak mungkin minta biaya kepada dokter dan perawat. “Alat tersebut diperoleh dari donasi perusahaan yang peduli dengan tenaga kesehatan RS Murni Teguh, mengingat tingkat kecemasan yang tinggi akibat virus yang sangat infeksius. Namun saat ini alat tesnya sudah habis, karena hanya 50 alat saja diberikan,” ujarnya.
Sekali lagi, tegasnya, tes hanya digunakan untuk internal tenaga kesehatan RS Murni Teguh saja. “Skrining ini harus dilanjutkan dengan swab dan pemeriksaan PCR di Laboratorium Balitbangkes, Jakarta. Jadi hasil skriningnya digunakan internal kita untuk tenaga kesehatan yang berisiko, agar lebih cepat mengetahui kondisi kesehatannya, sembari menunggu swab dari pemerintah,” tambahnya.
Senada, Kepala CS dan Pusat Informasi dan Pengaduan Pelanggan (PIPP) RSU Murni Teguh, Winda Aqmalia Lingga menyatakan, brosur itu hoaks. Saat ini, pihaknya sedang melacak siapa yang membuat dan menyebarkan.
“Dari kemarin (Selasa, 24/3) sudah heboh dibahas kenapa bisa sampai info ini beredar. Bahkan di beberapa grup dokter spesialis, juga sudah banyak menanyakan ke kita dari tadi (Selasa) malam. Ini kita sedang diselidiki juga darimana asalnya. Tapi pada intinya kita tidak ada melakukan pemeriksaan seperti yang terlampir di brosur,” kata Winda.
Ia menambahkan, rapid test yang ada hanya 50 alat, tetapi sudah habis. “Rapid test itu donasi dari perusahaaan yang peduli kesehatan tenaga kesehatan kita, hanya penggunaan internal,” tandasnya.
Wakil Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut dr Aris Yudhariansyah mengaku brosur tersebut sudah dicek. “Itu hoaks, tidak benar dari RSU Murni Teguh,” ungkapnya.
Aris mengatakan, hingga sekarang rapid test Covid-19 yang dipesan pemerintah belum sampai. “Kita baru terima Virus Transport Media (VTM) untuk swab spesimen covid, yang kemarin kita jemput ke Jakarta,” katanya singkat. (prn/ris)