Dua Garuda ’Selamat’ dari Ledakan di Udara
MEDAN-Dua peristiwa teror bom terjadi di dua tempat berbeda, kemarin (25/5). Teror pertama menggegerkan kantor wali kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis pukul 17.15 WIB. Kondisi tegang berhasil dicairkan saat tim penjinak bahan peledak (Jihandak) dari Gegana Brimob Polda Sumut mengamankan tas hitam diduga berisi bom dan membawanya ke labotorium Gegana Brimob Polda Sumut.
Teror kedua terjadi di Bandara Juanda, Surabaya. Dua pesawat Garuda yang akan diterbangkan dari Surabaya ke Jakarta, diancam diledakkan di udara.
Tas hitam di kantor wali kota Medan yang dicurigai berisi bom ditemukan Dapotan Tambunan, petugas Linmas, di belakang Masjid Al-Musaabiqin dikawasan kantor yang dipimpin Rahudman Harahap itu. Tas yang tidak diketahui siapa pemilkinya tersebut ditemukan Pukul 17.15 WIB, Rabu (25/5). Dapot langsung melaporkan penemuan tersebut kepada komandan Linmas Pemko Medan, Kasihrun Kasihrun langsung menghubungi Mapolresta Medan, pada Pukul 18.00 WIB Tim penjinakan bahan peledak (Jihandak)
dari Gegana Brimob Polda Sumut. Pukul 19.35 WIB tas tersebut diamankan dan tidak diledakkan dilokasi penemuan, selanjutnya tas tersebut dibawa langsung Tim Gegana Polda Sumut untuk penyelidikkan lebih lanjut.
Pihak Gegana Brimob Polda Sumut belum bisa memastikan apakah tas tersebut berisi peledak atau bukan. “Untuk sementara ini kita amankan dulu ke labotorium untuk diselediki. Kalau sudah dibuka dan diketahui apa isinya, kita akan beritahukan kepada kawan-kawan media,” ujar Wakil Kepala Detasmen Gegana Brimob Polda Sumut, AKP Adam Malik Lubis di lokasi.
Sementara itu Dapotan Tambunan kepada Sumut Pos menuturkan, saat itu dia dia bertugas menjaga keamanan di areal kantor wali kota Medan. “Saya sedang memeriksa keadaan sekitar kantor wali kota. Tas itu saya temukan di belakang masjid Al-Musaabaqin lalu saya melapor kepada komandan saya, Kasihrun,” katanya.
Kepala Satuan Polisi Pamongpraja (Satpol PP) Kota Medan mengatakan, kejadian ini mendorong pihaknya untuk memprketat pengamanan sekitar kantor pemerintahan kota Medan. “Tiap pengunjung dan tamu akan diberikan identitas khusus,” tegasnya.
Kriswan tak ingin, teror bom yang sudah dua kali terjadi I areal kantor wali kota. Pada 2003 silam, di masa kepimpinan Abdillah, kantor wali kota diteror bom sepeda. “Meledak tetapi tidak ada korban,” ujarnya.
Dari Pantauan Sumut Pos, Atas penemuan Tas yang dicurigai menyimpan bahan peledak tersebut membuat kepanikkan sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas dikantor Walikota Medan dan menjadi pusat perhatian, namun pelaksanaan salat Maghrib berjamaah tetap terlaksana seperti biasanya.
Di sisi lain, penelitian dilakukan petugas di laboratorium di Mako Brimobdasu. Setelah tas diledakkan, ternyata isinya hanya kaset video model lama. (mag-7)