26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tolak Kelompok 78 Beserta Antek-anteknya

MEDAN-Sepak bola Indonesia terancam dibekukan oleh FIFA terkait kericuhan yang terjadi pada Kongres PSSI beberapa hari lalu.
Banyak pengamat sepak bola menilai bahwa biang kekisruhan itu adalah Kelompok 78 (K-78) yang ngotot membela salah satu calon, meski tak direstui induk organisasi tertinggi sepak bola dunia.

Melihat kondisi itu, Forum Komunikasi Pelatih Sepak Bola Sumatera  Utara (FKPSBSU) turut prihatin. Sekretaris FKPSBSU, Helmi Yahya menuturkan bahwa FKPSBSU menyatakan penolakan kepada K-78, tak terkecuali antek-anteknya yang ada di Sumut. Menurut  Helmi, K-78 beserta antek-anteknya tadi bersikap egois dan tak peduli terhadap perkembangan dan kemajuan sepak bola nasional.

“Saya yakin K-78 itu sarat kepentingan. Mereka pasti tidak peduli  bagaimana nasib orang-orang yang terlibat di sepak bola, utamanya yang menjadikan sepak bola sebagai sandaran hidup seperti pemain, pelatih, wasit atau pun perangkat pertandingan,” bilang Helmy.

“Artinya, jika nanti Indonesia mendapat sanksi dari FIFA, mereka (K-78) tidak  merasakan dampaknya. Tapi, para pemain, wasit dan perangkat pertandingan bisa kehilangan sumber pencarian,” tambah Helmy lagi.

Ya, jika ditelaah lebih jauh, andai FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia, hampir dapat dipastikan jika sepak bola negeri ini bakal mati suri, sebab sponsorship bakal semakin menjauh. Penanaman modal yang dinilai tidak prospektif menjadi alasan paling sakti untuk menolak semua tawaran kerja sama yang digagas pengelola even.

Tak percaya? Lihatlah ketika kondisi belum separah ini saja,  tak cukup banyak yang bersedia menjadi sponsor utama sebuah even. Bahkan Piala Indonesia yang sejatinya bergulir setiap tahun, untuk tahun ini tidak bergulir karena ketiadaan sponsor.

Coba bayangkan apa yang akan terjadi bila Indonesia benar-benar mendapat sanksi dari FIFA. Masihkah ada pihak yang bersedia menjadi sponsorship sebuah turnamen atau pun kompetisi sepak bola?

Jika pun ada, pasti nilainya tidak seberapa karena kompetisi atau pun turnamen yang bergulir tidak diakui FIFA sehingga mengecilkan nilai ekonomis even tadi.

Imbasnya, gaji pemain pun akan semakin kecil dibanding yang mereka peroleh sekarang. Bahkan tak tertutup kemungkinan para pemain asing yang awalnya diharapkan menjadi modal untuk membangun industri sepak bola negeri ini kembali ke kampung halamannya masing-masing.

Karenanya Helmi berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas guna menyelamatkan sepak bola nasional. Caranya, menginstruksikan kepada pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro mundur dari pencalonan, sebagaimana yang diinstruksikan FIFA.

“Saya yakin jika pemerintah mau, maka masalah yang melanda PSSI sekarang ini bisa selesai dalam waktu sekejap,” bilang Helmy.

“Sayangnya, hingga kini pemerintah terkesan tidak peduli. Begitupun, saya yakin seluruh insan sepak bola  tetap berharap agar  Indonesia terbebas dari sanksi, sehingga para pemain, pelatih, wasit dan perangkat pertandingan  tetap bisa menghidupi keluarganya,” bilang Helmy. (jun/ful/jpnn)

MEDAN-Sepak bola Indonesia terancam dibekukan oleh FIFA terkait kericuhan yang terjadi pada Kongres PSSI beberapa hari lalu.
Banyak pengamat sepak bola menilai bahwa biang kekisruhan itu adalah Kelompok 78 (K-78) yang ngotot membela salah satu calon, meski tak direstui induk organisasi tertinggi sepak bola dunia.

Melihat kondisi itu, Forum Komunikasi Pelatih Sepak Bola Sumatera  Utara (FKPSBSU) turut prihatin. Sekretaris FKPSBSU, Helmi Yahya menuturkan bahwa FKPSBSU menyatakan penolakan kepada K-78, tak terkecuali antek-anteknya yang ada di Sumut. Menurut  Helmi, K-78 beserta antek-anteknya tadi bersikap egois dan tak peduli terhadap perkembangan dan kemajuan sepak bola nasional.

“Saya yakin K-78 itu sarat kepentingan. Mereka pasti tidak peduli  bagaimana nasib orang-orang yang terlibat di sepak bola, utamanya yang menjadikan sepak bola sebagai sandaran hidup seperti pemain, pelatih, wasit atau pun perangkat pertandingan,” bilang Helmy.

“Artinya, jika nanti Indonesia mendapat sanksi dari FIFA, mereka (K-78) tidak  merasakan dampaknya. Tapi, para pemain, wasit dan perangkat pertandingan bisa kehilangan sumber pencarian,” tambah Helmy lagi.

Ya, jika ditelaah lebih jauh, andai FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia, hampir dapat dipastikan jika sepak bola negeri ini bakal mati suri, sebab sponsorship bakal semakin menjauh. Penanaman modal yang dinilai tidak prospektif menjadi alasan paling sakti untuk menolak semua tawaran kerja sama yang digagas pengelola even.

Tak percaya? Lihatlah ketika kondisi belum separah ini saja,  tak cukup banyak yang bersedia menjadi sponsor utama sebuah even. Bahkan Piala Indonesia yang sejatinya bergulir setiap tahun, untuk tahun ini tidak bergulir karena ketiadaan sponsor.

Coba bayangkan apa yang akan terjadi bila Indonesia benar-benar mendapat sanksi dari FIFA. Masihkah ada pihak yang bersedia menjadi sponsorship sebuah turnamen atau pun kompetisi sepak bola?

Jika pun ada, pasti nilainya tidak seberapa karena kompetisi atau pun turnamen yang bergulir tidak diakui FIFA sehingga mengecilkan nilai ekonomis even tadi.

Imbasnya, gaji pemain pun akan semakin kecil dibanding yang mereka peroleh sekarang. Bahkan tak tertutup kemungkinan para pemain asing yang awalnya diharapkan menjadi modal untuk membangun industri sepak bola negeri ini kembali ke kampung halamannya masing-masing.

Karenanya Helmi berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas guna menyelamatkan sepak bola nasional. Caranya, menginstruksikan kepada pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro mundur dari pencalonan, sebagaimana yang diinstruksikan FIFA.

“Saya yakin jika pemerintah mau, maka masalah yang melanda PSSI sekarang ini bisa selesai dalam waktu sekejap,” bilang Helmy.

“Sayangnya, hingga kini pemerintah terkesan tidak peduli. Begitupun, saya yakin seluruh insan sepak bola  tetap berharap agar  Indonesia terbebas dari sanksi, sehingga para pemain, pelatih, wasit dan perangkat pertandingan  tetap bisa menghidupi keluarganya,” bilang Helmy. (jun/ful/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/