25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ngobrolin Jalan Rusak sebelum Imsak

Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumut, Chairuman Harahap

KELUARGA: Chairuman Harahap beserta istri  anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POs
KELUARGA: Chairuman Harahap beserta istri dan anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POs

Tim Sahur Sumut Pos terus bergerak. Kali ini menyambangi kediaman mantan Kejatisu yang kini menjadi anggota DPR RI, Chairuman Harahap di Jalan AH Nasution Medan.  Menariknya, demi sahur bersama ini, Chairuman pun rela menunda jam keberangkatannya kembali ke Jakarta.

Tim tiba pukul 03.30 WIB untuk bersiap sahur bersama keluarga anggota DPD RI asal pemilihan Sumut ini. “Halo, apa kabar? Pasti kalian belum ada yang tidur nih?” sambut Chairuman Haharap saat menyambut kedatangan tim sahur Sumut Pos.
“Sebentar ya, lagi disiapkan makan sahur kita,” tambah Chairuman.

Anggota DPR Ri dari farkasi Golkar itu pun langsungn
mempersilahkan Sumut Pos duduk di ruang tamu. Sambil menunggu makan sahur dihidangkan, obrolan pun mengalir. Pada kesempatan itu, Chairuman ditemani satu anak lelakinya yang baru menyelesaikan S2-nya di London.

Perbincangan mengarah ke infrastruktur di Sumut yang menurut Chairuman sudah sangat tertinggal dibanding daerah lain. “Ya, sekarang bagaimana berjuangnya pemerintah kabupaten dan provinsi kita, dan pencapaian target pembangunannya. Katakanlah jalan itu rusaknya 5 tahun yang lalu, harusnya sudah punya target perbaikannya seperti apa. Ini bukan kasus baru, ini sudah sangat lama,” ujar pria yang memiliki empat anak ini.

Tidak hanya persoalan infrastruktur jalan saja, Chairuman juga menyoroti Bandara Kualanamu. Menurutnya, beroperasinya Bandara Kualanamu nantinya bakal menjadi barometer pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

“Coba lihat Kualanamu, bagaimana kita mengantisipasinya bandara itu agar cepat selesai untuk memajukan ekonomi rakyat. Misalnya, infrastruktur jalan menuju Bandara Kualanamu seperti Jalan Batang Kuis. Tentu kalau kita bangun akses jalannya dengan baik ke Bandara Kualanamu, tentu akan memberi pengaruh kepada rakyat di sekitarnya karena ada pertumbuhan ekonomi baru di situ,” kata Chairuman.

Sebab, kata Chairuman, Kualanamu akan memberi dampak ekonomi masyarakat di sekitarnya menjadi tumbuh. “Nah, konsepsionalnya nih bagaimana. Memang Kualanamu dibangun pemerintah pusat, tapi pemerintah daerah harus bisa berbuat untuk kepentingan kemajuan ekonomi rakyat. Ini harus dipersiapkan,” tambah Chairuman.

Chairuman kembali mengatakan, sebagai putra Sumatra Utara, dirinya bertekad akan membangun provinsi ini. Tidak hanya sebatas Marsipature Hutanabe (membenahi kampung masing-masing, Red) saja, tapi juga secara keseluruhan. “Saya ini ‘kan putra Sumut, jadi saya harus bangun Sumut, bukan kampung sendiri. Ini agar ada pemerataan pembangunan,” kata Chairuman.

Tak terasa, sudah setengah jam kami ngobrol di ruangan tamu. Makan sahur pun sudah dihidangkan. “Ayo, kita makan sahur. Nanti ngobrolnya dilanjuti lagi,” ajak istri Chairuman, Ratna Sari Lubis.

Di meja makan, kami dipersilahkan menjajal makanan yang ada. Mulai dari ikan bakar-gulai ikan mas, dendeng daging sapi, gulai ayam dan beberapa menu lainnya. Dan tak ketinggalan menu kesukaan Chairuman, pakat (rotan muda). “Ayo, boleh dirasakan pakat ini kalau mau. Coba dulu, enak ini. Tapi rasanya pahit sedikitlah,” kata Chairuman kepada kami.

Memang, makanan pakat selalu menjadi menu istrimewa di bulan puasa bagi Chairuman. Pria kelahiran Gunungtua Kabupaten Padang Lawas Utara ini tak bosan-bosannya bila disuguhi makanan Pakat tiap makan sahur. “Istri saya ini pintar masak. Kalau dulu waktu kami baru menikah, belum pintar masak,” kata Chairuman sambil bercanda.

Sambil menyantap makanan, kami melanjutkan obrolan. Saat ditanya pendapatnya soal penegakan hukum di Sumut, menurut Chairuman hal itu harus jelas. “Harus jelas apa perkaranya, bagaimana perkara itu, bentuk pidananya harus jelas. Penegakan hukum harus jelas, tidak bisa abu-abu. Inilah yang harus kita tunjukkan agar citra penegak hukum tidak buruk di mata masyarakat,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara tahun 2001 hingga 2003 ini.

Obrolan dengan Chairuman mengalir deras. Berbagai tema bergantian dengan cepat. Tak terasa, waktu imsak tiba. Kami lalu pamitan pulang, pasalnya, beberapa jam kemudian Chairuman harus pergi ke Jakarta. “Harusnya saya berangkat jam lima pagi ini, tapi saya tunda jadi jam enam demi sahur ini,” ucapnya sambil tersenyum. (*)

Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumut, Chairuman Harahap

KELUARGA: Chairuman Harahap beserta istri  anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POs
KELUARGA: Chairuman Harahap beserta istri dan anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POs

Tim Sahur Sumut Pos terus bergerak. Kali ini menyambangi kediaman mantan Kejatisu yang kini menjadi anggota DPR RI, Chairuman Harahap di Jalan AH Nasution Medan.  Menariknya, demi sahur bersama ini, Chairuman pun rela menunda jam keberangkatannya kembali ke Jakarta.

Tim tiba pukul 03.30 WIB untuk bersiap sahur bersama keluarga anggota DPD RI asal pemilihan Sumut ini. “Halo, apa kabar? Pasti kalian belum ada yang tidur nih?” sambut Chairuman Haharap saat menyambut kedatangan tim sahur Sumut Pos.
“Sebentar ya, lagi disiapkan makan sahur kita,” tambah Chairuman.

Anggota DPR Ri dari farkasi Golkar itu pun langsungn
mempersilahkan Sumut Pos duduk di ruang tamu. Sambil menunggu makan sahur dihidangkan, obrolan pun mengalir. Pada kesempatan itu, Chairuman ditemani satu anak lelakinya yang baru menyelesaikan S2-nya di London.

Perbincangan mengarah ke infrastruktur di Sumut yang menurut Chairuman sudah sangat tertinggal dibanding daerah lain. “Ya, sekarang bagaimana berjuangnya pemerintah kabupaten dan provinsi kita, dan pencapaian target pembangunannya. Katakanlah jalan itu rusaknya 5 tahun yang lalu, harusnya sudah punya target perbaikannya seperti apa. Ini bukan kasus baru, ini sudah sangat lama,” ujar pria yang memiliki empat anak ini.

Tidak hanya persoalan infrastruktur jalan saja, Chairuman juga menyoroti Bandara Kualanamu. Menurutnya, beroperasinya Bandara Kualanamu nantinya bakal menjadi barometer pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

“Coba lihat Kualanamu, bagaimana kita mengantisipasinya bandara itu agar cepat selesai untuk memajukan ekonomi rakyat. Misalnya, infrastruktur jalan menuju Bandara Kualanamu seperti Jalan Batang Kuis. Tentu kalau kita bangun akses jalannya dengan baik ke Bandara Kualanamu, tentu akan memberi pengaruh kepada rakyat di sekitarnya karena ada pertumbuhan ekonomi baru di situ,” kata Chairuman.

Sebab, kata Chairuman, Kualanamu akan memberi dampak ekonomi masyarakat di sekitarnya menjadi tumbuh. “Nah, konsepsionalnya nih bagaimana. Memang Kualanamu dibangun pemerintah pusat, tapi pemerintah daerah harus bisa berbuat untuk kepentingan kemajuan ekonomi rakyat. Ini harus dipersiapkan,” tambah Chairuman.

Chairuman kembali mengatakan, sebagai putra Sumatra Utara, dirinya bertekad akan membangun provinsi ini. Tidak hanya sebatas Marsipature Hutanabe (membenahi kampung masing-masing, Red) saja, tapi juga secara keseluruhan. “Saya ini ‘kan putra Sumut, jadi saya harus bangun Sumut, bukan kampung sendiri. Ini agar ada pemerataan pembangunan,” kata Chairuman.

Tak terasa, sudah setengah jam kami ngobrol di ruangan tamu. Makan sahur pun sudah dihidangkan. “Ayo, kita makan sahur. Nanti ngobrolnya dilanjuti lagi,” ajak istri Chairuman, Ratna Sari Lubis.

Di meja makan, kami dipersilahkan menjajal makanan yang ada. Mulai dari ikan bakar-gulai ikan mas, dendeng daging sapi, gulai ayam dan beberapa menu lainnya. Dan tak ketinggalan menu kesukaan Chairuman, pakat (rotan muda). “Ayo, boleh dirasakan pakat ini kalau mau. Coba dulu, enak ini. Tapi rasanya pahit sedikitlah,” kata Chairuman kepada kami.

Memang, makanan pakat selalu menjadi menu istrimewa di bulan puasa bagi Chairuman. Pria kelahiran Gunungtua Kabupaten Padang Lawas Utara ini tak bosan-bosannya bila disuguhi makanan Pakat tiap makan sahur. “Istri saya ini pintar masak. Kalau dulu waktu kami baru menikah, belum pintar masak,” kata Chairuman sambil bercanda.

Sambil menyantap makanan, kami melanjutkan obrolan. Saat ditanya pendapatnya soal penegakan hukum di Sumut, menurut Chairuman hal itu harus jelas. “Harus jelas apa perkaranya, bagaimana perkara itu, bentuk pidananya harus jelas. Penegakan hukum harus jelas, tidak bisa abu-abu. Inilah yang harus kita tunjukkan agar citra penegak hukum tidak buruk di mata masyarakat,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara tahun 2001 hingga 2003 ini.

Obrolan dengan Chairuman mengalir deras. Berbagai tema bergantian dengan cepat. Tak terasa, waktu imsak tiba. Kami lalu pamitan pulang, pasalnya, beberapa jam kemudian Chairuman harus pergi ke Jakarta. “Harusnya saya berangkat jam lima pagi ini, tapi saya tunda jadi jam enam demi sahur ini,” ucapnya sambil tersenyum. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/