32 C
Medan
Monday, October 28, 2024
spot_img

Bandara Polonia Dijadikan Pangkalan Militer

Panglima Pemandu Sektor Pertahanan Udara Nasional III, Marskal TNI, Sungkono menegaskan bahwa Polonia akan dijadikan sebagai pengkalan pesawat TNI AU, dan berganti nama menjadi Landasan Udara Soewondo. Hal ini dikarenakan letak Polonia yang strategis atau tepat di bagian pintu barat Indonesia.

MILITER: Personel TNI berjaga  depan gerbang masuk Bandara Polonia Medan, Kamis (25/7). //aminoer rasyid/sumut pos
MILITER: Personel TNI berjaga di depan gerbang masuk Bandara Polonia Medan, Kamis (25/7). //aminoer rasyid/sumut pos

“Polonia akan tetap menjadi bandara. Hanya saja, ini khusus militer. Rencananya akan kita jadikan skuadron udara atau Lanud Type A atau tempat mendaratnya pesawat intai,” ujarnya saat soft operation Kualanamu, kemarin (25/7).

Dijelaskannya, status lahan saat ini sudah resmi menjadi milik TNI AU karena sudah serah terima sebelum opersional Kualanamu. Rencananya, pada 29 Juli mendatang, akan ada 1 pesawat militer yang akan mendarat di Polonia. “Untuk saat ini kita rencanankan 1 skuadron dulu (sekitar 10 pesawat). Tapi ke depannya ada kemungkinan Polonia mampu menampung 3 hingga 4 skuadron,” jelasnya.

Sungkono menegaskan tidak akan ada perubahan yang mencolok dari Polonia saat beralih fungsi menjadi Lanud. Bangunan akan tetap dipertahankan, dan alat navigasi udara juga masih tetap menggunakan peninggalan dari Angkasa Pura II. “Radar dan alat navigasi bekas Polonia masih bagus dan layak digunakan. Karena itu, kita masih akan tetap menggunakannya. Dan dikelola bersama dengan AP II. Tidak akan ada perubahan bangunan dari lainnya saat berubah fungsi. Bahkan, pesawat jenis apa yang bisa mendarat di Polonia, maka bisa juga di Lanud Soewondo,” tambahnya.

Sedangkan untuk pesawat yang akan mendarat di Lanud kedepannya akan dikontrol langsung di Kualanamu. Atau dengan kata lain, harus seizin Kualanamu. Karena, kedua bandara ini memiliki depan landasan yang kuadrat nya sangat dekat. “Semua akan dikontrol dari Kualanamu. Ini sesuai dengan SoP penerbangan,” lanjutnya.

Terkait dengan bangunan yang di sekitar Lanud nantinya, Sungkono menyatakan tidak akan ada masalah bila bangunan tinggi sudah berada di Kota Medan. Hanya saja, untuk sekitar Lanud, tidak diizinkan, karena dapat menganggu penerbangan pesawat. “Tidak masalah bila ada bangunan tinggi di Kota Medan, asal jangan dekat Lanud karena itu berbahaya kedepannya,” tutupnya.

Kemarin, di Bandara Polonia sekitar pukul 08.30 WIB, beberapa anggota TNI tampak beraga-jaga di pintu masuk bandara. Dan puluhan tentara lainnya terlihat sedang apel di depan terminal kedatangan dalam negeri. Bandara Polonia sudah tidak sebebas dahulu, masyarakat umum sudah tidak dapat memasuki bandara lagi, kecuali dengan izin dari TNI di bandara tersebut.

Berbagai media cetak juga elektronik, bahkan jejaring sosial saat ini heboh membicarakan tentang Polonia dan Kualanamu. Mulai dari sejarah Polonia, Kualanamu, proses pemindahan dan khususnya askes menuju Medan ke bandara baru, Kualanamu. (ram/put)

Panglima Pemandu Sektor Pertahanan Udara Nasional III, Marskal TNI, Sungkono menegaskan bahwa Polonia akan dijadikan sebagai pengkalan pesawat TNI AU, dan berganti nama menjadi Landasan Udara Soewondo. Hal ini dikarenakan letak Polonia yang strategis atau tepat di bagian pintu barat Indonesia.

MILITER: Personel TNI berjaga  depan gerbang masuk Bandara Polonia Medan, Kamis (25/7). //aminoer rasyid/sumut pos
MILITER: Personel TNI berjaga di depan gerbang masuk Bandara Polonia Medan, Kamis (25/7). //aminoer rasyid/sumut pos

“Polonia akan tetap menjadi bandara. Hanya saja, ini khusus militer. Rencananya akan kita jadikan skuadron udara atau Lanud Type A atau tempat mendaratnya pesawat intai,” ujarnya saat soft operation Kualanamu, kemarin (25/7).

Dijelaskannya, status lahan saat ini sudah resmi menjadi milik TNI AU karena sudah serah terima sebelum opersional Kualanamu. Rencananya, pada 29 Juli mendatang, akan ada 1 pesawat militer yang akan mendarat di Polonia. “Untuk saat ini kita rencanankan 1 skuadron dulu (sekitar 10 pesawat). Tapi ke depannya ada kemungkinan Polonia mampu menampung 3 hingga 4 skuadron,” jelasnya.

Sungkono menegaskan tidak akan ada perubahan yang mencolok dari Polonia saat beralih fungsi menjadi Lanud. Bangunan akan tetap dipertahankan, dan alat navigasi udara juga masih tetap menggunakan peninggalan dari Angkasa Pura II. “Radar dan alat navigasi bekas Polonia masih bagus dan layak digunakan. Karena itu, kita masih akan tetap menggunakannya. Dan dikelola bersama dengan AP II. Tidak akan ada perubahan bangunan dari lainnya saat berubah fungsi. Bahkan, pesawat jenis apa yang bisa mendarat di Polonia, maka bisa juga di Lanud Soewondo,” tambahnya.

Sedangkan untuk pesawat yang akan mendarat di Lanud kedepannya akan dikontrol langsung di Kualanamu. Atau dengan kata lain, harus seizin Kualanamu. Karena, kedua bandara ini memiliki depan landasan yang kuadrat nya sangat dekat. “Semua akan dikontrol dari Kualanamu. Ini sesuai dengan SoP penerbangan,” lanjutnya.

Terkait dengan bangunan yang di sekitar Lanud nantinya, Sungkono menyatakan tidak akan ada masalah bila bangunan tinggi sudah berada di Kota Medan. Hanya saja, untuk sekitar Lanud, tidak diizinkan, karena dapat menganggu penerbangan pesawat. “Tidak masalah bila ada bangunan tinggi di Kota Medan, asal jangan dekat Lanud karena itu berbahaya kedepannya,” tutupnya.

Kemarin, di Bandara Polonia sekitar pukul 08.30 WIB, beberapa anggota TNI tampak beraga-jaga di pintu masuk bandara. Dan puluhan tentara lainnya terlihat sedang apel di depan terminal kedatangan dalam negeri. Bandara Polonia sudah tidak sebebas dahulu, masyarakat umum sudah tidak dapat memasuki bandara lagi, kecuali dengan izin dari TNI di bandara tersebut.

Berbagai media cetak juga elektronik, bahkan jejaring sosial saat ini heboh membicarakan tentang Polonia dan Kualanamu. Mulai dari sejarah Polonia, Kualanamu, proses pemindahan dan khususnya askes menuju Medan ke bandara baru, Kualanamu. (ram/put)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru