31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Berawal dari Iseng, Kini Raup Keuntungan

Berawal dari keisengan membuat kerajinan tangan dari sisa kain atau perca menjadi produk siap pakai, seperti keset kaki, Ibu Tan mampu mengubahnya menjadi peluang usaha. Bahkan, dari hasil keisengannya itu, dia kini memiliki gallery handy craft yang diberi nama TAN Collection.

TAN Collection milik Ibu Tan berlokasi di Jalan Pangeran Dipenogoro Binjai, dibangun lewat sebuah pemikiran yang dilandasi dengan kreatifitas. Bahkan untuk memeriahkan ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI) ke-IX tahun 2011, TAN Collection turut ambil bagian dalam acara pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digelar Sabtu (24/9) hingga Minggu (25/9).

“Sebelumnya saya berdomisili di Aceh, namun pada 2004 saya pindah ke Binjai. Kepindahan saya saat itu seakan tidak memberikan manfaat dengan membiarkan waktu terbuang sia-sia,” sebutnya.

Kondisi itu lantas menarik minatnya untuk memanfaatkan waktunya. Saat itu dia terinspirasi dari sebuah kain perca yang bisa dijadikan produk berguna seperti keset kaki dan lainnnya yang dianggap menguntungkan.

Tidak ingin terpatok dengan satu produk saja, Ibu Tan selanjutnya memanfaatkan kreatifitas dirinya dengan mengikuti pelatihan menyulam yang dilaksanakan Disperindag Kota Binjai.

Dengan keseriusan yang dimilikinya, Ibu Tan mampu menunjukkan kapasitas sebagai peserta terbaik dengan hasil kerajinan yang paling bagus di antara 24 peserta lainnya.

“Karena banyak prestasi yang saya dapat dari program pelatihan, saya sering diajak mengikuti pameran dan memberikan beberapa pelatihan di beberapa tempat tidak hanya di Sumatera Utara, namun juga Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya. Bahkan saya juga pernah ke Penang dan Thailand dalam mengisi pameran rajut sulaman,” terangnya.

Seiring berjalannya waktu dan tingginya minat pasar, pada 2005, Ibu Tan memutuskan untuk membuka gallery pengrajin handy craft.

Alhasil, dengan bakat dan keseriusannya, galery Ibu Tan kini mampu menghasilkan banyak produk kerajinan tangan yang sebahagian bahan dasarnya terbuat dari barang yang tidak terpakai lagi. Di antara produk yang telah dihasilkannya yakni, bantal, sarung bantal, boneka berbahan panel yang kental dengan unsur kebudayaan, tapak gelas berbahan kain, dan produk rumah tangga lainnya.

Tidak hanya mampu menghasilkan produk, ternyata gallery Tan Collection juga memberikan banyak manfaat, yakni mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai golongan seperti ibu rumah tangga, tunawicara, serta remaja yang telah putus sekolah.

“Untuk para remaja putus sekolah, mereka juga mendapatkan program pelatihan terlebih dahulu di Kelompok Usia Pemuda Produktif (KUPP) yang dilaksanakan oleh Dispora Prov Binjai. Setelah itu baru diberdayakan dalam proses pembuatan produk yang siap dipasarkan,”sebutnya.(*)

Berawal dari keisengan membuat kerajinan tangan dari sisa kain atau perca menjadi produk siap pakai, seperti keset kaki, Ibu Tan mampu mengubahnya menjadi peluang usaha. Bahkan, dari hasil keisengannya itu, dia kini memiliki gallery handy craft yang diberi nama TAN Collection.

TAN Collection milik Ibu Tan berlokasi di Jalan Pangeran Dipenogoro Binjai, dibangun lewat sebuah pemikiran yang dilandasi dengan kreatifitas. Bahkan untuk memeriahkan ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI) ke-IX tahun 2011, TAN Collection turut ambil bagian dalam acara pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digelar Sabtu (24/9) hingga Minggu (25/9).

“Sebelumnya saya berdomisili di Aceh, namun pada 2004 saya pindah ke Binjai. Kepindahan saya saat itu seakan tidak memberikan manfaat dengan membiarkan waktu terbuang sia-sia,” sebutnya.

Kondisi itu lantas menarik minatnya untuk memanfaatkan waktunya. Saat itu dia terinspirasi dari sebuah kain perca yang bisa dijadikan produk berguna seperti keset kaki dan lainnnya yang dianggap menguntungkan.

Tidak ingin terpatok dengan satu produk saja, Ibu Tan selanjutnya memanfaatkan kreatifitas dirinya dengan mengikuti pelatihan menyulam yang dilaksanakan Disperindag Kota Binjai.

Dengan keseriusan yang dimilikinya, Ibu Tan mampu menunjukkan kapasitas sebagai peserta terbaik dengan hasil kerajinan yang paling bagus di antara 24 peserta lainnya.

“Karena banyak prestasi yang saya dapat dari program pelatihan, saya sering diajak mengikuti pameran dan memberikan beberapa pelatihan di beberapa tempat tidak hanya di Sumatera Utara, namun juga Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya. Bahkan saya juga pernah ke Penang dan Thailand dalam mengisi pameran rajut sulaman,” terangnya.

Seiring berjalannya waktu dan tingginya minat pasar, pada 2005, Ibu Tan memutuskan untuk membuka gallery pengrajin handy craft.

Alhasil, dengan bakat dan keseriusannya, galery Ibu Tan kini mampu menghasilkan banyak produk kerajinan tangan yang sebahagian bahan dasarnya terbuat dari barang yang tidak terpakai lagi. Di antara produk yang telah dihasilkannya yakni, bantal, sarung bantal, boneka berbahan panel yang kental dengan unsur kebudayaan, tapak gelas berbahan kain, dan produk rumah tangga lainnya.

Tidak hanya mampu menghasilkan produk, ternyata gallery Tan Collection juga memberikan banyak manfaat, yakni mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai golongan seperti ibu rumah tangga, tunawicara, serta remaja yang telah putus sekolah.

“Untuk para remaja putus sekolah, mereka juga mendapatkan program pelatihan terlebih dahulu di Kelompok Usia Pemuda Produktif (KUPP) yang dilaksanakan oleh Dispora Prov Binjai. Setelah itu baru diberdayakan dalam proses pembuatan produk yang siap dipasarkan,”sebutnya.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/