29 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Plt Gubsu Makan Gatot

MEDAN- Kerinduan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho menyantap makanan tradisional gatot akhirnya terobati.

Gatot menyantap makanan tradisional tersebut saat menghadiri halal bi halal dan sepeda santai yang digelar Relawan Syampurno di halaman Koperasi Unit Desa (KUD), Desa Pematang Johar, Labuhan Deli, Deli Serdang, Minggu (25/9).
Plt Gubsu terlihat begitu antusias begitu melihat panganan tersebut terhidang di wadah yang disediakan panitia. Ketika Gatot memasuki area halal bil halal yang dipasangi tenda, di bagian depannya telah tersaji beberapa jenis panganan tradisional. Dan, ternyata Gatot langsung menghampiri wadah tempat panganan yang berisi kue gatot. Gatot langsung mencicipinya dan makan secukupnya. Selanjutnya dia mencicipi panganan tradisional lainnya yakni, tiwul.

“Ya, itu kenangan masa kecil lah. Saya lebih suka pada umbi-umbian,” jawabnya saat dikonfirmasi Sumut Pos usai acara makan Ambeng dan Tumpeng Bersama di acara halal bi halal tersebut.

Terkait rangkaian kegiatan halal bi halal dan sepeda santai tersebut, Gatot mengatakan, kegiatan itu merupakan agenda besar sebagai langkah untuk membangun Sumatera Utara. Kenapa ini menjadi agenda besar? Karena kenyataannya, segenap tenaga dan pikiran relawan Syampurno lah yang menghantarkan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho menjadi pimpinan di Sumatera Utara.

“Acara halal bil halal dan sepeda santai yang diikuti komunitas sepeda ontel ini, diselenggarakan oleh para relawan Syampurno. Bahwa di 2008 lalu, telah sama-sama berjuang, dan ini ditandai dengan model kerakyaatan,” ujar Gatot.
Model kerakyatan itu, pada substansinya adalah semestinya, tidak perlu ada jarak antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Karena, dengan cara itu akan lebih efektif untuk menyalurkan aspirasi, sehingga bisa terserap dan menjadi masukan untuk menjadi program-program yang dihasilkan bagi kepentingan bersama.

“Sebenarnya, antara pemimpin dengan yang dipimpin, tidak ada jarak. Itu agar, komunikasi bisa efektif dan aspiratif. Dari bawah bisa terkomunikasikan secara langsung, Untuk kemudian nantinya, menghasilkan program-program untuk kepentingan bersama,” terang Gatot.

Salah satu contoh ril yang ditunjukan berdasarkan adat dan kebiasaan, yang mencerminkan kebersamaan itu adalah acara makan ambeng yang dalam arti Indonesia nya bermaksud, makan dengan memakai wadah atau tempat yang besar, yang biasa disebut tampah secara bersamaan. “Realisasinya diwujudkan dengan makan ambeng,” katanya.
Apakah, agenda seperti ini nantinya akan berkelanjutan atau menjadi sebuah rutinitas? Terkait hal itu, Gatot menyatakan, Sebenarnya relawan Syampurno akan mengagendakan ini, untuk dibuat secara berkala. “Dengan kegiatan seperti ini, kita ingin bangun kebersamaan dengan masyarakat,” tambahnya.

Saat memberi kata sambutan, Gatot juga sempat mengatakan, sudah saatnya Sumatera Utara komit untuk menjadi daerah yang mandiri, maju, sejahtera. “16 Juni 2013 mendatang, masa kepemimpinan Syampurno berakhir. Kita terus bekerja, untuk membangun Sumut sesuai visi dan misi kita, menjadikan Sumut maju, mandiri dan sejahtera. Agenda ini, menjadi landasan untuk membangun Sumut dengan sebuah keikhlasan,” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Panitia kegiatan tersebut, Chocking Susilo Sakeh mengungkapkan, acara yang mengambil start di Jalan Pulau Penang, Lapangan Merdeka Medan tersebut, diikuti 300-an orang penggemar dan pemilik sepeda ontel, yang akan menempuh jarak sepanjang 13 kilometer menuju Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli. “Sekitar 300-an orang. Jarak tempuhnya 13 kilometer,” katanya saat dikonfirmasi Sumut Pos.(ari)

MEDAN- Kerinduan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho menyantap makanan tradisional gatot akhirnya terobati.

Gatot menyantap makanan tradisional tersebut saat menghadiri halal bi halal dan sepeda santai yang digelar Relawan Syampurno di halaman Koperasi Unit Desa (KUD), Desa Pematang Johar, Labuhan Deli, Deli Serdang, Minggu (25/9).
Plt Gubsu terlihat begitu antusias begitu melihat panganan tersebut terhidang di wadah yang disediakan panitia. Ketika Gatot memasuki area halal bil halal yang dipasangi tenda, di bagian depannya telah tersaji beberapa jenis panganan tradisional. Dan, ternyata Gatot langsung menghampiri wadah tempat panganan yang berisi kue gatot. Gatot langsung mencicipinya dan makan secukupnya. Selanjutnya dia mencicipi panganan tradisional lainnya yakni, tiwul.

“Ya, itu kenangan masa kecil lah. Saya lebih suka pada umbi-umbian,” jawabnya saat dikonfirmasi Sumut Pos usai acara makan Ambeng dan Tumpeng Bersama di acara halal bi halal tersebut.

Terkait rangkaian kegiatan halal bi halal dan sepeda santai tersebut, Gatot mengatakan, kegiatan itu merupakan agenda besar sebagai langkah untuk membangun Sumatera Utara. Kenapa ini menjadi agenda besar? Karena kenyataannya, segenap tenaga dan pikiran relawan Syampurno lah yang menghantarkan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho menjadi pimpinan di Sumatera Utara.

“Acara halal bil halal dan sepeda santai yang diikuti komunitas sepeda ontel ini, diselenggarakan oleh para relawan Syampurno. Bahwa di 2008 lalu, telah sama-sama berjuang, dan ini ditandai dengan model kerakyaatan,” ujar Gatot.
Model kerakyatan itu, pada substansinya adalah semestinya, tidak perlu ada jarak antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Karena, dengan cara itu akan lebih efektif untuk menyalurkan aspirasi, sehingga bisa terserap dan menjadi masukan untuk menjadi program-program yang dihasilkan bagi kepentingan bersama.

“Sebenarnya, antara pemimpin dengan yang dipimpin, tidak ada jarak. Itu agar, komunikasi bisa efektif dan aspiratif. Dari bawah bisa terkomunikasikan secara langsung, Untuk kemudian nantinya, menghasilkan program-program untuk kepentingan bersama,” terang Gatot.

Salah satu contoh ril yang ditunjukan berdasarkan adat dan kebiasaan, yang mencerminkan kebersamaan itu adalah acara makan ambeng yang dalam arti Indonesia nya bermaksud, makan dengan memakai wadah atau tempat yang besar, yang biasa disebut tampah secara bersamaan. “Realisasinya diwujudkan dengan makan ambeng,” katanya.
Apakah, agenda seperti ini nantinya akan berkelanjutan atau menjadi sebuah rutinitas? Terkait hal itu, Gatot menyatakan, Sebenarnya relawan Syampurno akan mengagendakan ini, untuk dibuat secara berkala. “Dengan kegiatan seperti ini, kita ingin bangun kebersamaan dengan masyarakat,” tambahnya.

Saat memberi kata sambutan, Gatot juga sempat mengatakan, sudah saatnya Sumatera Utara komit untuk menjadi daerah yang mandiri, maju, sejahtera. “16 Juni 2013 mendatang, masa kepemimpinan Syampurno berakhir. Kita terus bekerja, untuk membangun Sumut sesuai visi dan misi kita, menjadikan Sumut maju, mandiri dan sejahtera. Agenda ini, menjadi landasan untuk membangun Sumut dengan sebuah keikhlasan,” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Panitia kegiatan tersebut, Chocking Susilo Sakeh mengungkapkan, acara yang mengambil start di Jalan Pulau Penang, Lapangan Merdeka Medan tersebut, diikuti 300-an orang penggemar dan pemilik sepeda ontel, yang akan menempuh jarak sepanjang 13 kilometer menuju Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli. “Sekitar 300-an orang. Jarak tempuhnya 13 kilometer,” katanya saat dikonfirmasi Sumut Pos.(ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/