32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Dua Stasiun Baru dan Jalur Layang Medan-Binjai Rampung 2024, 15 Menit Sekali KA Berangkat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Perhubungan telah memulai proses pembangunan jalur kereta api (KA) lintas Medan-Binjai Tahap II sejak 24 Agustus 2022. Nantinya, dalam pembangunan jalur KA sepanjang lebih kurang 20 kilometer ini, akan dibangun pula jalur KA layang sepanjang 6,8 kilometer.

Proyek ini diterget rampung 2024 mendatang, Sabtu (24/9) kemarin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution meninjau pembangunan jalur KA tersebut di Jalan Sekip, Medan Petisah.

“Menteri keuangan sudah memberikan atensi secara khusus kepada pembangunan angkutan massal ini. Yang sangat penting, di Medan macetnya mulai banyak,” kata Budi Karya.

Menurut Budi, selain pembangunan jalur KA, Kemenhub juga akan membangun dua stasiun KA tambahan di antara perlintasan KA Medan-Binjai tersebut, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal. “Anggaran pembangunannya Rp1 triliun dan akan ada jalur layangnya, sama seperti jalur kereta api layang dari Medan menuju Bandara Kualanamu,” ucap Budi Karya.

Diharapkan Budi, pembangunan jalur Kereta Api Medan-Binjai ini dapat membantu masyarakat kota Medan, terutama dalam mengatasi kemacetan yang terjadi saat ini. Tak cuma itu, Budi Karya Sumadi juga meminta Wali Kota Medan, Bobby Nasution untuk segera berkoordinasi dengan PT KAI terkait penambahan dua stasiun, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal serta penambahan jumlah kereta api. “Sebab untuk permasalahan penambahan stasiun dan juga jumlah kereta api itu, (Pemko Medan) bisa berkoodinasi langsung ke PT KAI karena mereka yang memiliki wewenang,” ujarnya.

Nantinya, sambung Budi, saat lintas KA Medan-Binjai selesai dan terdapat dua stasiun tambahan serta jumlah kereta api, Kemenhub memastikan bahwa masyarakat tidak perlu lagi menunggu lama untuk bisa menggunakan kereta api.

Sebab nantinya, setiap 15 menit sekali akan selalu ada kereta api yang berangkat dari stasiun-stasiun yang dimaksud. Kondisi ini akan berlangsung setiap harinya, sejak Pukul 05.00 WIB hingga Pukul 21.00 WIB. “Saya sudah sampaikan bahwa Head Way itu maksimal 15 menit, dimulai dari pukul 05.00 subuh hingga pukul 21.00 WIB,” kata Budi Karya.

Untuk itu, Budi juga sepakat dengan Pemko Medan untuk menambah jumlah stasiun dan jumlah kereta api yang beroperasi di lintas Medan – Binjai. “Karena kalau waktu menunggu 15 menit, saya yakin akan lebih banyak masyarakat yang menggunakan Kereta Api sehingga lebih mengurangi kemacetan di Kota Medan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Medan, Bobby Nasution mengaku jika Pemko Medan terus berupaya mendukung peningkatan jumlah pengguna transportasi umum di Kota Medan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan. Salah satunya, dengan berkolaborasi bersama Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI serta PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membangun jalur layang kereta api Kuala Namu – Medan – Binjai. Dikatakan Bobby, rencananya jalur layang KA lintas Medan – Binjai tersebut sudah dapat dipergunakan pada 2024 mendatang. “Rencananya, jalur layang KA ini dapat dipergunakan pada tahun 2024 mendatang,” kata Bobby.

Dalam kesempatan itu, Bobby Nasution juga berharap kepada Menteri Perhubungan serta PT KAI agar berkenan memperbanyak pembangunan stasiun dan jumlah kereta api di Kota Medan. “Izin pak Menteri, kalau boleh minta, saya perwakilan dari masyarakat Kota Medan untuk diperbanyak jumlah stasiunnya. Banyak juga masyarakat Kota Medan yang bukan hanya pergi dengan tujuan Medan – Binjai, tapi banyak masyarakat lainnya. Jadi kalau boleh, semakin banyak stasiun tentu semakin banyak jumlah penumpang yang ikut naik kereta api,” pinta Bobby.

Dijelaskan Bobby, saat ini, durasi jadwal keberangkatan dari satu kereta api ke kereta api lainnya sangat lama. Akibatnya, kereta api belum menjadi pilihan utama bagi masyarakat Sumut, khususnya Kota Medan untuk bepergian ke luar kota. Berbeda dengan kondisi yang terjadi di beberapa kota besar lainnya di Indonesia, dimana Kereta Api telah menjadi salah satu transportasi primadona.

“Kalau boleh juga jumlah keretanya pak agar ditambah. Karena waktu tunggu kita agak lama, kurang lebih 30 menit sampai 1 jam. Izin pak saya lihat kalau di kota besar atau kota lainnya, itu sudah hitungan menit kereta api langsung berdatangan,” jelasnya.

Menurut Bobby, penambahan jumlah kereta dan stasiun bisa meminimalisir kemacetan di jalan raya sekaligus mengurangi volume masyarakat yang menggunakan mobil pribadi. “Karena ada beberapa akses yang bisa membantu mengatasi kemacetan. Mohon izin jika berkenan ini untuk dibantu Pak Menteri,” imbuhnya.

Saat itu, Bobby juga berterimakasih atas langkah Menhub Budi Karya yang mau memperhatikan proses pembangunan jalur perlintasan Kereta Api Medan – Binjai. (map/gus/adz)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Perhubungan telah memulai proses pembangunan jalur kereta api (KA) lintas Medan-Binjai Tahap II sejak 24 Agustus 2022. Nantinya, dalam pembangunan jalur KA sepanjang lebih kurang 20 kilometer ini, akan dibangun pula jalur KA layang sepanjang 6,8 kilometer.

Proyek ini diterget rampung 2024 mendatang, Sabtu (24/9) kemarin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution meninjau pembangunan jalur KA tersebut di Jalan Sekip, Medan Petisah.

“Menteri keuangan sudah memberikan atensi secara khusus kepada pembangunan angkutan massal ini. Yang sangat penting, di Medan macetnya mulai banyak,” kata Budi Karya.

Menurut Budi, selain pembangunan jalur KA, Kemenhub juga akan membangun dua stasiun KA tambahan di antara perlintasan KA Medan-Binjai tersebut, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal. “Anggaran pembangunannya Rp1 triliun dan akan ada jalur layangnya, sama seperti jalur kereta api layang dari Medan menuju Bandara Kualanamu,” ucap Budi Karya.

Diharapkan Budi, pembangunan jalur Kereta Api Medan-Binjai ini dapat membantu masyarakat kota Medan, terutama dalam mengatasi kemacetan yang terjadi saat ini. Tak cuma itu, Budi Karya Sumadi juga meminta Wali Kota Medan, Bobby Nasution untuk segera berkoordinasi dengan PT KAI terkait penambahan dua stasiun, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal serta penambahan jumlah kereta api. “Sebab untuk permasalahan penambahan stasiun dan juga jumlah kereta api itu, (Pemko Medan) bisa berkoodinasi langsung ke PT KAI karena mereka yang memiliki wewenang,” ujarnya.

Nantinya, sambung Budi, saat lintas KA Medan-Binjai selesai dan terdapat dua stasiun tambahan serta jumlah kereta api, Kemenhub memastikan bahwa masyarakat tidak perlu lagi menunggu lama untuk bisa menggunakan kereta api.

Sebab nantinya, setiap 15 menit sekali akan selalu ada kereta api yang berangkat dari stasiun-stasiun yang dimaksud. Kondisi ini akan berlangsung setiap harinya, sejak Pukul 05.00 WIB hingga Pukul 21.00 WIB. “Saya sudah sampaikan bahwa Head Way itu maksimal 15 menit, dimulai dari pukul 05.00 subuh hingga pukul 21.00 WIB,” kata Budi Karya.

Untuk itu, Budi juga sepakat dengan Pemko Medan untuk menambah jumlah stasiun dan jumlah kereta api yang beroperasi di lintas Medan – Binjai. “Karena kalau waktu menunggu 15 menit, saya yakin akan lebih banyak masyarakat yang menggunakan Kereta Api sehingga lebih mengurangi kemacetan di Kota Medan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Medan, Bobby Nasution mengaku jika Pemko Medan terus berupaya mendukung peningkatan jumlah pengguna transportasi umum di Kota Medan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan. Salah satunya, dengan berkolaborasi bersama Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI serta PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membangun jalur layang kereta api Kuala Namu – Medan – Binjai. Dikatakan Bobby, rencananya jalur layang KA lintas Medan – Binjai tersebut sudah dapat dipergunakan pada 2024 mendatang. “Rencananya, jalur layang KA ini dapat dipergunakan pada tahun 2024 mendatang,” kata Bobby.

Dalam kesempatan itu, Bobby Nasution juga berharap kepada Menteri Perhubungan serta PT KAI agar berkenan memperbanyak pembangunan stasiun dan jumlah kereta api di Kota Medan. “Izin pak Menteri, kalau boleh minta, saya perwakilan dari masyarakat Kota Medan untuk diperbanyak jumlah stasiunnya. Banyak juga masyarakat Kota Medan yang bukan hanya pergi dengan tujuan Medan – Binjai, tapi banyak masyarakat lainnya. Jadi kalau boleh, semakin banyak stasiun tentu semakin banyak jumlah penumpang yang ikut naik kereta api,” pinta Bobby.

Dijelaskan Bobby, saat ini, durasi jadwal keberangkatan dari satu kereta api ke kereta api lainnya sangat lama. Akibatnya, kereta api belum menjadi pilihan utama bagi masyarakat Sumut, khususnya Kota Medan untuk bepergian ke luar kota. Berbeda dengan kondisi yang terjadi di beberapa kota besar lainnya di Indonesia, dimana Kereta Api telah menjadi salah satu transportasi primadona.

“Kalau boleh juga jumlah keretanya pak agar ditambah. Karena waktu tunggu kita agak lama, kurang lebih 30 menit sampai 1 jam. Izin pak saya lihat kalau di kota besar atau kota lainnya, itu sudah hitungan menit kereta api langsung berdatangan,” jelasnya.

Menurut Bobby, penambahan jumlah kereta dan stasiun bisa meminimalisir kemacetan di jalan raya sekaligus mengurangi volume masyarakat yang menggunakan mobil pribadi. “Karena ada beberapa akses yang bisa membantu mengatasi kemacetan. Mohon izin jika berkenan ini untuk dibantu Pak Menteri,” imbuhnya.

Saat itu, Bobby juga berterimakasih atas langkah Menhub Budi Karya yang mau memperhatikan proses pembangunan jalur perlintasan Kereta Api Medan – Binjai. (map/gus/adz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/