30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Koil Nyanyikan Lagu Perang untuk Medan

MEDAN-Band cadas asal Bandung, Koil manggung di Pardede Hall Medan menggebrak panggung musik Medan, Jumat (23/11) malam. Bersama line up lokal, Street Punk Rocker (SPR) dan Finger Print, grup musik yang digawangi Otong (vokal), Donny (gitar), Adam (bass) dan Leon (drum) ini memuaskan dahaga para penggemarnya dalam konser tunggal tanpa sponsor bertajuk Nyanyikan Lagu Perang yang digelar Sidecomm.

KOIL TAMPIL  MEDAN:Band Koil tampil saat tampil  Medan.//doni/sumut pos
KOIL TAMPIL DI MEDAN:Band Koil tampil saat tampil di Medan.//doni/sumut pos

Ainun, dari Sidecomm mengatakan pihaknya mengusung idealisme dengan konser tanpa sponsor meskipun harus berjudi dengan merogoh kocek lebih dalam.

“Konser tunggal Koil ini konsepnya idealisme. Kita tidak ingin sekadar menyajikan tapi tidak ingin membuat penonton kecewa. Kami pilih band-band ini karena secara lirik penyampainnya sama, protes, tidak kasar, bisa diterima soal kehidupan sosial, politik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Juga ada paduan suara untuk edukasi satu jenis musik lagi,” katanya.
Malam itu, suasana Pardede Hall malam itu tidak menunjukkan crowd yang sesuai harapan.

Namun, tak berarti para penggeber musik yang sarat kritik sosial itu melempem. Mereka tetap tampil all out. Diawali finger print yang naik menjadi band pembuka lewat pukul 19.30 WIB.
Suara vokal Lepot langsung menggemar di gedung berkapasitas 7.000 orang itu. Dengan lagu-lagu andalan seperti Lawan Musuhmu, Jiwa yang Hilang, Amarah dan lagu-lagu karya sendiri lainnya, grup band hardcore itu memanaskan suasana.

Yang ditunggu-tunggu tampil dengan dibalut kostum dominan putih dengan aksesoris logam dan sepatu boot tinggi, para personel Koil membuka pertemuan dengan lagu Matahari.  Sempat tidak nyaman pada sensor micnya, para kru membenahi keadaan. Di saat itu Otong mencoba berkomunikasi dengan penonton lewat candaan-candaannya.

“Suara saya seperti Harvey Malaiholo”, ujarnya disambut tawa penggemar.
Selain itu ada dua lagu yang dibawakan dengan gitar akustik. Otong dengan gitarnya pun beraksi ekstrem. Ia melemparkan gitarnya ke atas lalu membiarkannya jatuh. Penonton pun bertepuk tangan.  Hingga akhirnya konser berakhir dengan ditutup lagu Nyanyikan Lagu Perang sesuai tema konser tunggalnya malam itu. (don)

MEDAN-Band cadas asal Bandung, Koil manggung di Pardede Hall Medan menggebrak panggung musik Medan, Jumat (23/11) malam. Bersama line up lokal, Street Punk Rocker (SPR) dan Finger Print, grup musik yang digawangi Otong (vokal), Donny (gitar), Adam (bass) dan Leon (drum) ini memuaskan dahaga para penggemarnya dalam konser tunggal tanpa sponsor bertajuk Nyanyikan Lagu Perang yang digelar Sidecomm.

KOIL TAMPIL  MEDAN:Band Koil tampil saat tampil  Medan.//doni/sumut pos
KOIL TAMPIL DI MEDAN:Band Koil tampil saat tampil di Medan.//doni/sumut pos

Ainun, dari Sidecomm mengatakan pihaknya mengusung idealisme dengan konser tanpa sponsor meskipun harus berjudi dengan merogoh kocek lebih dalam.

“Konser tunggal Koil ini konsepnya idealisme. Kita tidak ingin sekadar menyajikan tapi tidak ingin membuat penonton kecewa. Kami pilih band-band ini karena secara lirik penyampainnya sama, protes, tidak kasar, bisa diterima soal kehidupan sosial, politik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Juga ada paduan suara untuk edukasi satu jenis musik lagi,” katanya.
Malam itu, suasana Pardede Hall malam itu tidak menunjukkan crowd yang sesuai harapan.

Namun, tak berarti para penggeber musik yang sarat kritik sosial itu melempem. Mereka tetap tampil all out. Diawali finger print yang naik menjadi band pembuka lewat pukul 19.30 WIB.
Suara vokal Lepot langsung menggemar di gedung berkapasitas 7.000 orang itu. Dengan lagu-lagu andalan seperti Lawan Musuhmu, Jiwa yang Hilang, Amarah dan lagu-lagu karya sendiri lainnya, grup band hardcore itu memanaskan suasana.

Yang ditunggu-tunggu tampil dengan dibalut kostum dominan putih dengan aksesoris logam dan sepatu boot tinggi, para personel Koil membuka pertemuan dengan lagu Matahari.  Sempat tidak nyaman pada sensor micnya, para kru membenahi keadaan. Di saat itu Otong mencoba berkomunikasi dengan penonton lewat candaan-candaannya.

“Suara saya seperti Harvey Malaiholo”, ujarnya disambut tawa penggemar.
Selain itu ada dua lagu yang dibawakan dengan gitar akustik. Otong dengan gitarnya pun beraksi ekstrem. Ia melemparkan gitarnya ke atas lalu membiarkannya jatuh. Penonton pun bertepuk tangan.  Hingga akhirnya konser berakhir dengan ditutup lagu Nyanyikan Lagu Perang sesuai tema konser tunggalnya malam itu. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/