Tahun politik tak menyurutkan kerja Menteri Negara (Men) BUMN Dahlan Iskan. Buktinya, dua pekerjaan besar dikerjakan sekaligus dalam kunjungan kerja ke Jepang dan Tiongkok Selasa dan Rabu kemarin (26/2).
Pertama, menyaksikan penandatanganan kontrak pembangunan dan pengoperasian terminal satu New Priok atau Kalibaru tahap I dengan perusahaan Jepang Mitsuin.
Kedua, menjajaki peluang kerja sama dengan tiga BUMN Kepelabuhanan Tiongkok untuk berinvestasi di terminal dua dan tiga New Priok tahap I.
Proyek terminal satu ditargetkan selesai dikerjakan akhir tahun ini. Penggarapannya membawa dampak bagi pendalaman alur di New Priok sampai 16 meter. Dengan begitu, kapal terbesar di dunia berisi kontainer ukuran 18.000 TEUs (Twenty Foot Equivalent Units) bisa bersandar ke tanah air. “Ini sejarah baru bagi Indonesia,” tegas Dahlan kepada wartawan di Beijing kemarin (26/2).
Selain itu, kata mantan direktur utama PLN ini, setelah terminal satu New Priok beroperasi awal tahun depan, arus ekspor dan impor bisa tidak lagi melalui Singapura atau Hongkong. Namun, bisa langsung ke Amerika dan Eropa atau tujuan lain. Begitu pula sebaliknya. Itu artinya, terminal baru sanggup memangkas biaya angkut sampai 40 persen. Ini mendorong produk dalam negeri dapat lebih bersaing dengan produk dari Tiongkok maupun Thailand.
Dahlan mengaku sangat menghargai keseriusan pihak Mitsui yang melakukan rapat kerja sampai pukul dua pagi sebelum penandatanganan. Meski begitu, kata dia, enaknya kerja sama dengan Jepang, awal pembicaraan sangat detail, tapi dibayar komitmen tinggi mewujudkan kesepakatan yang telah dibuat. Ketimbang ada sebuah negara yang proses negosiasinya mudah, namun selalu ada persoalan di tengah jalan. “Karena itu, kami punya program serupa untuk pelabuhan lain di Indonesia, seperti Makassar, Medan, dan Surabaya agar kapal berukuran 5.000 TEUs bisa masuk. Caranya dengan memperdalam alur,” ungkap Dahlan.
Namun, lanjut dia, khusus untuk pelabuhan di Surabaya izinnya hingga kini belum keluar dari Kementerian Perhubungan dengan alasan birokrasi. Padahal, BUMN siap membiayai sendiri pengerjaannya jika tidak ada dana dari pemerintah. Izin itu diperlukan agar kondisi pelabuhan bisa mengikuti yang ada di Jakarta. “Tapi, izinnya (pendalaman alur) nggak keluar-keluar juga. Ampun deh,” ucap ayah dua anak ini seraya menerima sapaan dari banyak koleganya di Tiongkok.
Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino menjelaskan, setelah perjanjian kerja sama ditandatangani, Mitsui akan membangun bagian suprastruktur pelabuhan dan sumber daya manusia di terminal satu New Priok. Sedangkan Pelindo II atau Indonesia Port Corporation (IPC) membangun infrastruktur yang kini pengerjaannya sudah sampai 50 persen. Pembiayaan yang diberikan Mitsui dalam proyek tersebut sebesar USD 300 juta.
Perusahaan multinasional itu digandeng setelah memenangkan pemilihan terbatas yang dilakukan akhir tahun lalu. Mitsui juga akan memberikan pembayaran di muka USD 100 juta, dan sewa pengoperasian pelabuhan terminal satu New Priok senilai USD 14 juta setiap tiga bulan sekali kepada PT Pelindo II. “Suprastruktur pelabuhan itu seperti crane dan alat-alat di lapangan yang akan didatangkan secara bertahap sampai pertengahan tahun depan,” kata pria yang menyelesaikan studi Project Management Course di Virginia Polytechnic Institute and State University di Virginia, Amerika Serikat, pada 1981 ini.
Bagi pria kelahiran Rote, Nusa Tenggara Timur ini, proyek New Priok harus jalan. Perencanaan yang matang sampai seratus tahun ke depan. Lalu dianggap bersejarah dilakukan setelah tidak ada pembangunan dalam dua puluh terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok. Semula, banyak pihak meragukan PT Pelindo II bisa menandatangani kerja sama pembangunan dan pengoperasian New Priok dengan Mitsui. “Proyek ini (New Priok) tidak boleh gagal. Kalau gagal, namanya berjudi. Kita sudah beri syarat dalam perjanjian (dengan Mitsui) harus bawa kapal besar masuk ke Indonesia,” ungkap dia.
Dani Rusli Utama, direktur utama PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia II sebagai anak perusahaan PT Pelindo II, yang berkewajiban membangun infrastruktur New Priok menambahkan, penjajakan kerja sama dengan tiga BUMN kepelabuhanan di Tiongkok dilakukan untuk menggarap proyek terminal dua dan tiga New Priok tahap satu.
Untuk diketahui, groundbreaking New Priok telah dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Maret 2013. Setelah menemui tiga BUMN kepelabuhanan Tiongkok, sorenya Dahlan bersama Lino mengikuti pertemuan tingkat menteri dengan wakil menteri transportasi Tiongkok. Pembicaraan berlangsung tertutup. (rik/c2/kim/jpnn/rbb)