31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Makin Ruwet Akibat Campur Tangan Pemerintah

Kasus Doping Alberto Contador yang tak Kunjung Berakhir

Kabar buruk menimpa Alberto Contador Oktober 2010. Dalam sampel darahnya yang diambil saat Tour de France 2010 terdapat zat terlarang. Hingga kini, belum didapat kejelasan dari kasusnya tersebut.
Akhir tahun 2010 hingga awal tahun 2011 seharusnya menjadi periode istirahat bagi seorang pembalap sepeda profesional kategori ProTeam seperti Alberto Contador. Setelah Oktober hingga Februari, tak ada jadwal kompetisi di kalender UCI (Federasi Balap Sepeda Internasional). Tapi, periode tersebut justru dijalani Contador dengan suasana tegang.

Juara tiga kali Tour de France (TdF) asal Spanyol itu menghadapi ancaman berat dalam karirnya. Dia menghadapi pemeriksaan atas temuan doping dalam darahnya saat menjuarai TdF 2010. Federasi Balap Sepeda Spanyol (RFEC) pun sudah telanjur menjatuhkan sanksi larangan tampil untuk pembalap 28 tahun itu. Gelar ketiganya di TdF pun terancam dicabut.

Contador mengalami nasib sial usai perhelatan TdF 2010. Dalam tes sampel darah sepanjang lomba, positif terkandung zat terlarang jenis clenbuterol. Meski dengan tegas menyangkal, Contador tak dapat berbuat banyak atas penemuan tersebut. Hingga saat ini, meski RFEC akhirnya mencabut keputusan hukuman, Contador bersikeras meminta rehabilitasi atas cap negatif yang melekat pada namanya.

Sejak awal hebohnya kasus tersebut, Contador tak begitu saja menerima keputusan hukuman yang menimpanya. Dia menyatakan tetap akan mengajukan banding terhadap sanksi apa pun yang dijatuhkan padanya.
Contrador dengan tegas menyatakan dirinya merupakan korban dari sistem. Oleh sebab itu, dia akan memperjuangkan haknya untuk bebas dari segala macam hukuman. “Saya tidak bersalah dan saya akan bertahan hingga detik terakhir,” ujar Contrador, dalam jumpa pers dua hari setelah RFEC menjatuhkan skorsing satu tahun kepadanya. Berdasarkan hasil tes, dia terbukti positif menggunakan clenbuterol.

Contrador menyebut zat terlarang tersebut ada dalam tubuhnya karena dia mengonsumsi daging yang dikonsumsinya. RFEC menerima pembelaan Contrador tersebut sehingga mereka menurunkan sanksi skorsing dari dua tahun menjadi hanya satu tahun.
“Mereka menerima bahwa saya tidak bersalah namun mereka tetap menghukum saya. Saya sama sekali tidak mengerti. Saya merasa menjadi korban dari sistem,” tutur Contrador.

Contador kini sudah bebas dan kembali berkompetisi. Dia kini tengah berlomba di Volta a Catalunya alias Tour Catalunya di Spanyol. Kubunya pun telah menghentikan proses banding ke Badan Arbitrase Olahraga (CAS).
Kini, giliran UCI yang melakukan banding ke CAS. UCI tak puas dengan keputusan RFEC yang mencabut semua hukuman pada Contador Februari lalu. Mereka menuding ada campur tangan politik dalam keputusan RFEC tersebut.
“Satu-satunya cara untuk meyakinkan kami mendapatkan hasil yang kredibel dan adil adalah membawanya ke otoritas yang lebih tinggi, bagi kami itu adalah CAS. Mereka punya kapasitas untuk menangani kasus ini dan mendapatkan dukungan dari badan-badan olahraga,” ungkap Pat McQuaid, Presiden UCI.
McQuaid beranggapan, keputusan RFEC tak lepas dari desakan pemerintah Spanyol dan pihak-pihak berkuasa di negara itu. Sehingga, banyak yang menganggap janggal, karena dalam darah Contador benar-benar terkandung zat terlarang. Apa pun alasannya, biasanya sang atlet tepa mendapatkan hukuman.

“Kami tahu dengan pasti Contador akan melakukan pembelaan dengan kuat dalam kasus ini. Tapi, melihat jalannya kasus ini di Spanyol, kami tak punya pilihan lain. RFEC menerima tekanan hebat dari sumber-sumber politik, termasuk Perdana Menteri yang mengatakan sanksi harus dicabut,” ujar McQuaid.
McQuaid mengakui, pihaknya menyadari Contador merupakan atlet yang dihormati di Spanyol. Namun, campur tangan pemerintah Spanyol beserta Komite Olimpiade Spanyol tanpa menghiraukan kasus yang terjadi, tak bisa dibenarkan.

UCI punya waktu hingga sebulan mendatang untuk memasukkan berkas bandingnya ke CAS. Kubu Contador menyambut baik maksud UCI tersebut. Bahkan, mereka berharap semuanya jadi lebih jelas dan menguntungkan perjalanan Contador.

“Mereka berhak untuk melakukan banding. Proses tersebut akan mengklarifikasi saya tidak bersalah. Mungkin UCI tidak melihat dokumentasi dengan lengkap dan detail,” papar Contador.
UCI punya tanggung jawab untuk menjelaskan kasus tersebut pada publik. Terlepas dari dikabulkannya banding mereka atau tidak. Tapi yang jelas, tak ada maksud dari UCI untuk menghambat karir Contador. “Keputusan itu bisa kami terima, CAS akan memberikan keputusan yang bisa dipahami dan diterima semua pihak,” tutur McQuaid. (ady/jpnn)

Kasus Doping Alberto Contador yang tak Kunjung Berakhir

Kabar buruk menimpa Alberto Contador Oktober 2010. Dalam sampel darahnya yang diambil saat Tour de France 2010 terdapat zat terlarang. Hingga kini, belum didapat kejelasan dari kasusnya tersebut.
Akhir tahun 2010 hingga awal tahun 2011 seharusnya menjadi periode istirahat bagi seorang pembalap sepeda profesional kategori ProTeam seperti Alberto Contador. Setelah Oktober hingga Februari, tak ada jadwal kompetisi di kalender UCI (Federasi Balap Sepeda Internasional). Tapi, periode tersebut justru dijalani Contador dengan suasana tegang.

Juara tiga kali Tour de France (TdF) asal Spanyol itu menghadapi ancaman berat dalam karirnya. Dia menghadapi pemeriksaan atas temuan doping dalam darahnya saat menjuarai TdF 2010. Federasi Balap Sepeda Spanyol (RFEC) pun sudah telanjur menjatuhkan sanksi larangan tampil untuk pembalap 28 tahun itu. Gelar ketiganya di TdF pun terancam dicabut.

Contador mengalami nasib sial usai perhelatan TdF 2010. Dalam tes sampel darah sepanjang lomba, positif terkandung zat terlarang jenis clenbuterol. Meski dengan tegas menyangkal, Contador tak dapat berbuat banyak atas penemuan tersebut. Hingga saat ini, meski RFEC akhirnya mencabut keputusan hukuman, Contador bersikeras meminta rehabilitasi atas cap negatif yang melekat pada namanya.

Sejak awal hebohnya kasus tersebut, Contador tak begitu saja menerima keputusan hukuman yang menimpanya. Dia menyatakan tetap akan mengajukan banding terhadap sanksi apa pun yang dijatuhkan padanya.
Contrador dengan tegas menyatakan dirinya merupakan korban dari sistem. Oleh sebab itu, dia akan memperjuangkan haknya untuk bebas dari segala macam hukuman. “Saya tidak bersalah dan saya akan bertahan hingga detik terakhir,” ujar Contrador, dalam jumpa pers dua hari setelah RFEC menjatuhkan skorsing satu tahun kepadanya. Berdasarkan hasil tes, dia terbukti positif menggunakan clenbuterol.

Contrador menyebut zat terlarang tersebut ada dalam tubuhnya karena dia mengonsumsi daging yang dikonsumsinya. RFEC menerima pembelaan Contrador tersebut sehingga mereka menurunkan sanksi skorsing dari dua tahun menjadi hanya satu tahun.
“Mereka menerima bahwa saya tidak bersalah namun mereka tetap menghukum saya. Saya sama sekali tidak mengerti. Saya merasa menjadi korban dari sistem,” tutur Contrador.

Contador kini sudah bebas dan kembali berkompetisi. Dia kini tengah berlomba di Volta a Catalunya alias Tour Catalunya di Spanyol. Kubunya pun telah menghentikan proses banding ke Badan Arbitrase Olahraga (CAS).
Kini, giliran UCI yang melakukan banding ke CAS. UCI tak puas dengan keputusan RFEC yang mencabut semua hukuman pada Contador Februari lalu. Mereka menuding ada campur tangan politik dalam keputusan RFEC tersebut.
“Satu-satunya cara untuk meyakinkan kami mendapatkan hasil yang kredibel dan adil adalah membawanya ke otoritas yang lebih tinggi, bagi kami itu adalah CAS. Mereka punya kapasitas untuk menangani kasus ini dan mendapatkan dukungan dari badan-badan olahraga,” ungkap Pat McQuaid, Presiden UCI.
McQuaid beranggapan, keputusan RFEC tak lepas dari desakan pemerintah Spanyol dan pihak-pihak berkuasa di negara itu. Sehingga, banyak yang menganggap janggal, karena dalam darah Contador benar-benar terkandung zat terlarang. Apa pun alasannya, biasanya sang atlet tepa mendapatkan hukuman.

“Kami tahu dengan pasti Contador akan melakukan pembelaan dengan kuat dalam kasus ini. Tapi, melihat jalannya kasus ini di Spanyol, kami tak punya pilihan lain. RFEC menerima tekanan hebat dari sumber-sumber politik, termasuk Perdana Menteri yang mengatakan sanksi harus dicabut,” ujar McQuaid.
McQuaid mengakui, pihaknya menyadari Contador merupakan atlet yang dihormati di Spanyol. Namun, campur tangan pemerintah Spanyol beserta Komite Olimpiade Spanyol tanpa menghiraukan kasus yang terjadi, tak bisa dibenarkan.

UCI punya waktu hingga sebulan mendatang untuk memasukkan berkas bandingnya ke CAS. Kubu Contador menyambut baik maksud UCI tersebut. Bahkan, mereka berharap semuanya jadi lebih jelas dan menguntungkan perjalanan Contador.

“Mereka berhak untuk melakukan banding. Proses tersebut akan mengklarifikasi saya tidak bersalah. Mungkin UCI tidak melihat dokumentasi dengan lengkap dan detail,” papar Contador.
UCI punya tanggung jawab untuk menjelaskan kasus tersebut pada publik. Terlepas dari dikabulkannya banding mereka atau tidak. Tapi yang jelas, tak ada maksud dari UCI untuk menghambat karir Contador. “Keputusan itu bisa kami terima, CAS akan memberikan keputusan yang bisa dipahami dan diterima semua pihak,” tutur McQuaid. (ady/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/