30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Selama Bulan Ramadan, Sisa Makanan Jadi Penyumbang Sampah Terbesar di Kota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, produksi sampah di Kota Medan cukup meningkat bila dibandingkan bulan-bulan sebelumnya dan berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, dari total seluruh sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Terjun, 44 persen diantaranya merupakan sampah sisa makanan.

SOSIALISASI: M.Afri Rizki Lubis saat sosialisasi Perda No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan TB Simatupang.markus/sumutpos.

Hal itu terungkap dalam kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan yang digelar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Medan, M.Afri Rizki Lubis di Jalan TB Simatupang Gg Pantai Anto, Lingk. IV, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (25/4) sore.

“Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, yang menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Medan saat ini adalah sampah sisa makanan. Banyaknya hampir separuh dari total sampah yang ada, tepatnya mencapai 44 persen,” ucap perwakilan DKP Kota Medan, M.Yamin Daulay kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Padahal, kata Yamin, sebelumnya yang mendominasi sampah rumah tangga adalah sampah plastik, walaupun sampah plastik juga mengalami peningkatan selama bulan Ramadan.

“Sedangkan kalau di luar bulan puasa (Ramadan), jumlah sampah sisa makanan jauh di bawah jumlah saat ini,” ujarnya.

Mendengar penjelasan perwakilan Dinas Kebersihan tersebut, Anggota DPRD Medan Rizki Lubis mengajak masyarakat untuk meninggalkan prilaku mubazir selama bulan Ramadan dengan membeli banyak makanan untuk berbuka puasa.

Dikatakan Rizki, kebiasaan masyarakat pada umumnya saat berpuasa adalah ingin membeli semua makanan untuk berbuka. Padahal saat berbuka puasa, kebanyakan masyarakat hanya butuh segelas teh manis dan sedikit kurma atau sedikit panganan kecil.

“Intinya ‘lapar mata’, semua makanan mau dibeli. Akhirnya banyak makanan yang terbuang, mubazir jadinya. Ayo kita ubah prilaku seperti ini. Pertama, membuang-buang makanan itu mubazir, dilarang oleh agama. Kedua, produksi sampah sisa makanan kita meningkat tajam, gak boleh begini terus,” ajaknya.

Dalam kegiatan yang turut dihadiri Kasi PMK Kecamatan Medan Sunggal Agus Silaban, Lurah Sunggal Rinaldi Sahputra Siagian, dan Kepala Lingkungan IV Sunggal Masuddin itu, Rizki Lubis juga meminta masyarakat untuk mematuhi Perda No.6 Tahun 2015 dengan mengurangi produksi sampah rumah tangga, salah satunya produksi sampah plastik. Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Rizki juga meminta masyarakat untuk memanfaatkan Bank Sampah yang ada di Kelurahan Sunggal. Apalagi menurutnya, saat ini hanya segelintir Kelurahan di Kota Medan yang sudah memiliki Bank Sampah.

“Beruntung sekali kita di Kelurahan ini sudah punya Bank Sampah. Sebab selain dapat mengurai produksi sampah berdasarkan jenisnya, Bank Sampah juga membuat sebagian sampah bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Artinya sampah juga bisa memberi tambahan penghasilan bagi masyarakat bila kita mau memanfaatkan Bank Sampah ini dengan baik,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, produksi sampah di Kota Medan cukup meningkat bila dibandingkan bulan-bulan sebelumnya dan berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, dari total seluruh sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Terjun, 44 persen diantaranya merupakan sampah sisa makanan.

SOSIALISASI: M.Afri Rizki Lubis saat sosialisasi Perda No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan di Jalan TB Simatupang.markus/sumutpos.

Hal itu terungkap dalam kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah No.6 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Persampahan yang digelar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Medan, M.Afri Rizki Lubis di Jalan TB Simatupang Gg Pantai Anto, Lingk. IV, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (25/4) sore.

“Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, yang menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Medan saat ini adalah sampah sisa makanan. Banyaknya hampir separuh dari total sampah yang ada, tepatnya mencapai 44 persen,” ucap perwakilan DKP Kota Medan, M.Yamin Daulay kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Padahal, kata Yamin, sebelumnya yang mendominasi sampah rumah tangga adalah sampah plastik, walaupun sampah plastik juga mengalami peningkatan selama bulan Ramadan.

“Sedangkan kalau di luar bulan puasa (Ramadan), jumlah sampah sisa makanan jauh di bawah jumlah saat ini,” ujarnya.

Mendengar penjelasan perwakilan Dinas Kebersihan tersebut, Anggota DPRD Medan Rizki Lubis mengajak masyarakat untuk meninggalkan prilaku mubazir selama bulan Ramadan dengan membeli banyak makanan untuk berbuka puasa.

Dikatakan Rizki, kebiasaan masyarakat pada umumnya saat berpuasa adalah ingin membeli semua makanan untuk berbuka. Padahal saat berbuka puasa, kebanyakan masyarakat hanya butuh segelas teh manis dan sedikit kurma atau sedikit panganan kecil.

“Intinya ‘lapar mata’, semua makanan mau dibeli. Akhirnya banyak makanan yang terbuang, mubazir jadinya. Ayo kita ubah prilaku seperti ini. Pertama, membuang-buang makanan itu mubazir, dilarang oleh agama. Kedua, produksi sampah sisa makanan kita meningkat tajam, gak boleh begini terus,” ajaknya.

Dalam kegiatan yang turut dihadiri Kasi PMK Kecamatan Medan Sunggal Agus Silaban, Lurah Sunggal Rinaldi Sahputra Siagian, dan Kepala Lingkungan IV Sunggal Masuddin itu, Rizki Lubis juga meminta masyarakat untuk mematuhi Perda No.6 Tahun 2015 dengan mengurangi produksi sampah rumah tangga, salah satunya produksi sampah plastik. Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Rizki juga meminta masyarakat untuk memanfaatkan Bank Sampah yang ada di Kelurahan Sunggal. Apalagi menurutnya, saat ini hanya segelintir Kelurahan di Kota Medan yang sudah memiliki Bank Sampah.

“Beruntung sekali kita di Kelurahan ini sudah punya Bank Sampah. Sebab selain dapat mengurai produksi sampah berdasarkan jenisnya, Bank Sampah juga membuat sebagian sampah bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Artinya sampah juga bisa memberi tambahan penghasilan bagi masyarakat bila kita mau memanfaatkan Bank Sampah ini dengan baik,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/