26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Praja Yudi Dikebumikan, Keluarga Bungkam

MEDAN- Praja Yudhi Wardana Siregar yang meninggal di Bandung, Jumat (25/5) subuh di RS Al Islam, Bandung, langsung dimakamkan di dekat kediamannya di Kelurahan Sei Kera Hilir 1, Medan Perjuangan, Sabtu kemarin. Kedatangan jenazah Yudhi disambut duka mendalam oleh keluarga dan sahabat. Ibunda Yudhi, Arbert Tanjung, paling merasakan kehilangan anak ketiganya itu. Menurutnya, anaknya tersebut sudah menyelesaikan studinya pada Agustus mendatang.
Jenazah Yudhi tiba di Medan setelah melalui perjalanan jauh dari Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Tentang sebab kematian Yudhi, pihak keluarga sudah mendapat informasi dari pihak IPDN bahwa paraja tingkat empat itu meninggal akibat gagal ginjal.

Pasca dikebumikannya praja IPDN Yudhi Wardhana Siregar itu, pihak keluarga memilih bungkam. Bahkan, tak ada yang mau memberikan suaranya prihal meninggalnya Yudhi Wardhana.
Kasubag Humas IPDN Sudaryana kembali menegaskan bahwasanya Praja Yudhi tewas lantaran sakit.“ Kami masih menunggu hasil rekam medis RS Al Islam,“ ujarnya. Terakhir, Yudhi duduk di bangku kuliah IPDN tingkat empat (wasana praja). Dia tercatat sebagai wasana praja di Fakultas Politik Pemerintahan jurusan kebijakan pemerintah. Berdasar keterangan almarhum terserang sakit per 13 Mei kemudian dirujuk ke rumah sakit AMC Cileunyi. Kemudian Kamis malam dibawa ke RS Al Islam dan meninggal dunia, Jumat subuh sekitar pukul 05.00 WIB.

Kontingen Jakarta

Pemko Medan mengaku tak bisa mengambil tindakan apapun mengenai meninggalnya Praja warga Jalan Pimpinan Gang Tegas No. 10 A, Kelurahan Sei Kera Hilir, Medan Perjuangan.
Seperti diungkapkan Sekda Kota Medan, Ir H Syaiful Bahri, Sabtu (26/5), praja IPDN yang meninggal di kampusnya itu bukan kontingen asal Kota Medan, melainkan kontingen asal Jakarta.

“Kami tidak bisa mengambil tindakan apapun, karena Praja IPDN itu kontingen Jakarta. Berbeda kalau tadi warga Medan dan kontingennya asal Kota Medan, tentunya kami buat langkah-langkah, seminimalnya bertanya langsung ke IPDN,” bebernya.

Syaiful mengaku, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk bertanya ataupun meminta klarifikasi soal penyebab kematian Yudi.

Saat disinggung bagaimana procedural mempertanyakan penyebab kematiannya, mantan Kepala Bappeda Kota Medan itu membeberkan, pertama sekali yakni pemerintah daerah asal Praja IPDN tersebut, yang bertanya ke IPDN. Selanjutnya, bila masih ada kejanggalan atau lainnya bisa melengkapi hasil visum dan outopsi.

“Tapi semuanya tetap dilalui dengan prosedural dan administrasi surat menyurat, dan tak menutup kemungkinan pencarian data hingga dibentuknya tim investigasi,” sebutnya.
Sebelumnya, meninggalnya Wasana Praja (Praja tingkat akhir di IPDN) ini cukup mengejutkan keluarga. Meski pihak RS Al Islam Jalan Soekarno Hatta, Bandung menyebutkan Yudhi meninggal karena ada gangguan di selaput otaknya, pihak keluarga mengaku Yudhi tidak memiliki sejarah penyakit berat.

“Sepengetahuan keluarga, almarhum tidak pernah menderita sakit keras, karena itu keluarga terkejut mendapat kabar almarhum meninggal karena sakit,” sebut Paman Yudhi, Ardon Suhartono, kemarin di rumah duka di kawasan Jalan Pimpinan, Gang Tegas, No 10A, Kelurahan Sei Kera Hilir, Medan.

Menurut Ardon, almarhum Yudhi rencananya akan diwisuda pada Agustus mendatang. Dia terdaftar sebagai Praja IPDN tahun 2008 lalu. Praja Yudhi Wardhana Siregar kelahiran 22 April 1990, merupakan putra ketiga dari empat bersaudara.
“Dia itu sudah semester akhir, dan anaknya pintar. Rencananya dia wisuda Agustus nanti, tapi kok bisa gini dia meninggal,” ucap Iyet, tante Yudhi, dengan nada curiga atas kematian keponakannya yang terlalu cepat. (ril/bbs)

Berita sebelumnya: Praja IPDN Asal Medan Tewas

MEDAN- Praja Yudhi Wardana Siregar yang meninggal di Bandung, Jumat (25/5) subuh di RS Al Islam, Bandung, langsung dimakamkan di dekat kediamannya di Kelurahan Sei Kera Hilir 1, Medan Perjuangan, Sabtu kemarin. Kedatangan jenazah Yudhi disambut duka mendalam oleh keluarga dan sahabat. Ibunda Yudhi, Arbert Tanjung, paling merasakan kehilangan anak ketiganya itu. Menurutnya, anaknya tersebut sudah menyelesaikan studinya pada Agustus mendatang.
Jenazah Yudhi tiba di Medan setelah melalui perjalanan jauh dari Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Tentang sebab kematian Yudhi, pihak keluarga sudah mendapat informasi dari pihak IPDN bahwa paraja tingkat empat itu meninggal akibat gagal ginjal.

Pasca dikebumikannya praja IPDN Yudhi Wardhana Siregar itu, pihak keluarga memilih bungkam. Bahkan, tak ada yang mau memberikan suaranya prihal meninggalnya Yudhi Wardhana.
Kasubag Humas IPDN Sudaryana kembali menegaskan bahwasanya Praja Yudhi tewas lantaran sakit.“ Kami masih menunggu hasil rekam medis RS Al Islam,“ ujarnya. Terakhir, Yudhi duduk di bangku kuliah IPDN tingkat empat (wasana praja). Dia tercatat sebagai wasana praja di Fakultas Politik Pemerintahan jurusan kebijakan pemerintah. Berdasar keterangan almarhum terserang sakit per 13 Mei kemudian dirujuk ke rumah sakit AMC Cileunyi. Kemudian Kamis malam dibawa ke RS Al Islam dan meninggal dunia, Jumat subuh sekitar pukul 05.00 WIB.

Kontingen Jakarta

Pemko Medan mengaku tak bisa mengambil tindakan apapun mengenai meninggalnya Praja warga Jalan Pimpinan Gang Tegas No. 10 A, Kelurahan Sei Kera Hilir, Medan Perjuangan.
Seperti diungkapkan Sekda Kota Medan, Ir H Syaiful Bahri, Sabtu (26/5), praja IPDN yang meninggal di kampusnya itu bukan kontingen asal Kota Medan, melainkan kontingen asal Jakarta.

“Kami tidak bisa mengambil tindakan apapun, karena Praja IPDN itu kontingen Jakarta. Berbeda kalau tadi warga Medan dan kontingennya asal Kota Medan, tentunya kami buat langkah-langkah, seminimalnya bertanya langsung ke IPDN,” bebernya.

Syaiful mengaku, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk bertanya ataupun meminta klarifikasi soal penyebab kematian Yudi.

Saat disinggung bagaimana procedural mempertanyakan penyebab kematiannya, mantan Kepala Bappeda Kota Medan itu membeberkan, pertama sekali yakni pemerintah daerah asal Praja IPDN tersebut, yang bertanya ke IPDN. Selanjutnya, bila masih ada kejanggalan atau lainnya bisa melengkapi hasil visum dan outopsi.

“Tapi semuanya tetap dilalui dengan prosedural dan administrasi surat menyurat, dan tak menutup kemungkinan pencarian data hingga dibentuknya tim investigasi,” sebutnya.
Sebelumnya, meninggalnya Wasana Praja (Praja tingkat akhir di IPDN) ini cukup mengejutkan keluarga. Meski pihak RS Al Islam Jalan Soekarno Hatta, Bandung menyebutkan Yudhi meninggal karena ada gangguan di selaput otaknya, pihak keluarga mengaku Yudhi tidak memiliki sejarah penyakit berat.

“Sepengetahuan keluarga, almarhum tidak pernah menderita sakit keras, karena itu keluarga terkejut mendapat kabar almarhum meninggal karena sakit,” sebut Paman Yudhi, Ardon Suhartono, kemarin di rumah duka di kawasan Jalan Pimpinan, Gang Tegas, No 10A, Kelurahan Sei Kera Hilir, Medan.

Menurut Ardon, almarhum Yudhi rencananya akan diwisuda pada Agustus mendatang. Dia terdaftar sebagai Praja IPDN tahun 2008 lalu. Praja Yudhi Wardhana Siregar kelahiran 22 April 1990, merupakan putra ketiga dari empat bersaudara.
“Dia itu sudah semester akhir, dan anaknya pintar. Rencananya dia wisuda Agustus nanti, tapi kok bisa gini dia meninggal,” ucap Iyet, tante Yudhi, dengan nada curiga atas kematian keponakannya yang terlalu cepat. (ril/bbs)

Berita sebelumnya: Praja IPDN Asal Medan Tewas

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/