MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rektor ITM Dr Mahrizal Masri MT IPM AER bersama keluarga besar Institut Teknologi Medan (ITM), menggelar acara buka puasa bersama sekaligus menyantuni anak yatim piatu dan kurang mampu, Jumat (24/5).
BUKA puasa di kampus ITM ini juga diisi tausyiah Ramadan 1440 Hijriah dengan judul Penerapan Ekonomi Syariah dalam Menghadapi Teknologi Revolusi Industri 4.0 serta Peluang Kerja Abad 21 Menurut Sains Al-Quran. Tausyiah disampaikan Wakil Rektor I ITM, Dr H Hermansyah Alam MT MM.
Rektor ITM Dr Mahrizal Masri MT IPM AER mengatakan, bahwa buka puasa diadakan keluarga besar ITM serta Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna. Mahrizal menyebut, ITM juga mengundang anak yatim piatu dan kurang mampu untuk dapat bergembira dalam bulan puasa. Mahrizal berharap semua keluarga besar ITM selalu mendapatkan limpahan rahmat dari Allah.
Disaat negara sedang mendapat musibah, rektor juga mengajak umat Islam dapat mendoakan agar terwujud Indonesia yang damai. Rektor juga berdoa agar Indonesia mendapatkan pemimpin bangsa yang dapat membela agama Islam sehingga dapat beribadah secara nyaman.
Wakil Rektor I ITM Dr H Hermansyah Alam MT MM dalam tausyiah Ramadan mengingatkan pentingnya menerapkan ekonomi syariah dalam menghadapi teknologi revolusi.
Menurut dia, didunia banyak jenis ekonomi seperti berbasis kapitalis, ekonomi berbasis sosialis dan ekonomi campuran kapitalis dan sosialis.
Di Indonesia, lanjut Hermansyah, diterapkan ekonomi berbasis Pancasila. Disamping itu, berkembang pula ekonomi syariah yang merujuk pada Al-Quran, Al-Hadist, Ijtima dan qiyas.
‘’Siapa saja dalam ekonomi syariah harus memperhatian lingkungan dan masyarakat dengan keadilan. Disitu tidak ada tipu muslihat dan tidak boleh menyengsarakan. Ekonomi syariah ini telah banyak diterapkan di Asia dan Afrika. Di antaranya Qatar, Kuwait, Malaysia, Bangladesh, India, Pakistan dan Indonesia,’’ katanya.
Disebutkan Hermansyah, ekonomi syariah di Indonesia yang diterapkan sejak tahun 1992 lalu.
‘’Revolusi industri 4.0 dengan semua sistem ekonomi berbasis IT, sebenarnya adalah kekecewaan negara Jerman yang teknologinya tertinggal terus dengan Amerika Serikat dan Eropa serta China,” kata Hermansyah.
“Ini ada efeknya yang menyebabkan banyak pengangguran. Bahkan bisa sampai 800 juta jiwa di dunia,’’ sambungnya.
Hermansyah menegaskan, bahwa bumi dan langit diciptakan Allah untuk manusia dan diolah oleh manusia. Karena itu, manusia tidak perlu takut akan kehilangan pekerjaan. (*)