26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Anggaran Bangun Tanggul Rob Belawan Rp6 Triliun, Pengamat: Cukup Rp350 Miliar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wacana pembangunan tanggul untuk meng-atasi banjir rob dengan anggaran APBN senilai Rp6 triliun, mendapat kritikan dari Pengamat Lingkungan Sumatera Utara, Jaya Arjuna. Sebab, tak butuh banyak anggaran untuk mengatasi banjir rob. Cukup dengan Rp350 miliar.

BANJIR ROB: Pengendara melintas di genangan air akibat banjir rob di Belawan. Ribuan rumah di 6 Kelurahan di Belawan, terendam banjir, Kamis (7/5).
BANJIR ROB: Pengendara melintas di genangan air akibat banjir rob di Belawan. Ribuan rumah di 6 Kelurahan di Belawan, terendam banjir, Kamis (7/5).

Harusnya, kata Jaya Arjuna, Pemko Medan mempelajari sejarah Kota Medan dengan sejarah drainasenya. Selanjutnya kaji, jadi hasilnya memang bisa bermanfaat tidak sia-sia.

“Coba lihat kanal yang dibangun dengan anggaran Rp1,2 triliun. Hasilnya apa? Saya ada buat kajian dengan gubernur, tidak perlu atasi di Medan dan banjir rob sampai Rp6 triliun. Cukup Rp 350 miliar saja cukup,” tegas Jaya Arjuna, , Rabu (26/5).

Dengan anggaran Rp350 miliar, lanjut Jaya Arjuna, dalam tempo 2 tahun dapat menyelesaikan banjir rob dan banjir di Kota Medan. Dengan anggaran itu, ia akan memfokuskan naturalisasi (mengembalikan keadaan secara alami) seluruh sungai di Kota Medan.

“Jadi, Rp 350 mliar anggaran untuk membeli semua alat. Dengan melihat peta air Belanda, sungai di Kota Medan terdiri dari Sungai Deli dan Sungai Belawan serta Babura. Kemudian ada Kanal Bedera, Sulangsaling, Tuntungan dan Sungai Sikambing. Jadi ini yang harus dinaturalisasi, sekaligus normlisasi muara di pantai Belawan. Hasilnya, bukan hanya banjir rob, tapi banjir di Kota Medan pun bisa diselesaikan,” tegasnya.

Permasalahan tersebut, kata Jaya Arjuna, sudah pernah dibahas di tahun 2012. Dalam kajiannya, kontruksi dan penampang serta kedalamannya sudah diketahui. Tapi, sampai saat ini tidak dipikirkan bagaimana mengatasi masalah banjir di Medan dan banjir rob di Belawan. “Coba lihat kondisi Sungai Deli, Kondisinya sudah lebih tinggi dari muara Pantai Belawan. Makanya banjir rob semakin tinggi dan air tertahan di daratan mengakibatkan Kota Medan ikut terendam banjir. Jadi, yang perlu dipikirkan sekarang mengkeruk muara agar kedalamannya mampu menampung air laut dan air Sungai Deli ke Belawan,” ucapnya.

Menurutnya, anggaran sebesar itu akan sia-sia hanya menghabiskan anggaran. Sebab, hasilnya akan merugikan pemerintah daerah khususnya Kota Medan. “Kalau tanggul itu dibangun, sudah pasti pakai pompa (mengembalikan air ke laut). Listrik kita aja tidak beres. Bagaimana nanti mau mompa air, karena daya listriknya bukan kecil dibutuhkan. Coba lihat, di kota mana tanggul yang bisa jalan (berfungsi),” kata Jaya Arjuna.

Seharusnya, kata Dosen USU ini, pemerintah harus benar-benar mempelajari dan mengkaji. Apakah yang sudah dibangun di tempat lain bisa jalan, harus dibandingkan dengan Medan.

“Jangan bangun tanggulnya bisa, tapi merawatnya tidak bisa. Hasilnya tanggalnya hancur lagi, jadi yang ada hanya menghabiskan uang aja,” beber Jaya Arjuna.

Dia berharap, Pemko Medan tidak terburu-buru mewacanakan pembangunan tanggul rob di Belawan. Karena, hasilnya akan menghabiskan anggaran dan tidak memberikan hasil mengatasi dampak rob di Belawan. “Sekali lagi saya bilang pemerintah tidak perlu habiskan anggaran sampai l Rp 6 triliu, cukup Rp 350 miliar. Bagaimana bentuk kajian dengan anggaran Rp 350 miliar, sudah saya sampaikan ke gubernur. Coba cek aja di sana,” katanya mengakhiri. (fac/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wacana pembangunan tanggul untuk meng-atasi banjir rob dengan anggaran APBN senilai Rp6 triliun, mendapat kritikan dari Pengamat Lingkungan Sumatera Utara, Jaya Arjuna. Sebab, tak butuh banyak anggaran untuk mengatasi banjir rob. Cukup dengan Rp350 miliar.

BANJIR ROB: Pengendara melintas di genangan air akibat banjir rob di Belawan. Ribuan rumah di 6 Kelurahan di Belawan, terendam banjir, Kamis (7/5).
BANJIR ROB: Pengendara melintas di genangan air akibat banjir rob di Belawan. Ribuan rumah di 6 Kelurahan di Belawan, terendam banjir, Kamis (7/5).

Harusnya, kata Jaya Arjuna, Pemko Medan mempelajari sejarah Kota Medan dengan sejarah drainasenya. Selanjutnya kaji, jadi hasilnya memang bisa bermanfaat tidak sia-sia.

“Coba lihat kanal yang dibangun dengan anggaran Rp1,2 triliun. Hasilnya apa? Saya ada buat kajian dengan gubernur, tidak perlu atasi di Medan dan banjir rob sampai Rp6 triliun. Cukup Rp 350 miliar saja cukup,” tegas Jaya Arjuna, , Rabu (26/5).

Dengan anggaran Rp350 miliar, lanjut Jaya Arjuna, dalam tempo 2 tahun dapat menyelesaikan banjir rob dan banjir di Kota Medan. Dengan anggaran itu, ia akan memfokuskan naturalisasi (mengembalikan keadaan secara alami) seluruh sungai di Kota Medan.

“Jadi, Rp 350 mliar anggaran untuk membeli semua alat. Dengan melihat peta air Belanda, sungai di Kota Medan terdiri dari Sungai Deli dan Sungai Belawan serta Babura. Kemudian ada Kanal Bedera, Sulangsaling, Tuntungan dan Sungai Sikambing. Jadi ini yang harus dinaturalisasi, sekaligus normlisasi muara di pantai Belawan. Hasilnya, bukan hanya banjir rob, tapi banjir di Kota Medan pun bisa diselesaikan,” tegasnya.

Permasalahan tersebut, kata Jaya Arjuna, sudah pernah dibahas di tahun 2012. Dalam kajiannya, kontruksi dan penampang serta kedalamannya sudah diketahui. Tapi, sampai saat ini tidak dipikirkan bagaimana mengatasi masalah banjir di Medan dan banjir rob di Belawan. “Coba lihat kondisi Sungai Deli, Kondisinya sudah lebih tinggi dari muara Pantai Belawan. Makanya banjir rob semakin tinggi dan air tertahan di daratan mengakibatkan Kota Medan ikut terendam banjir. Jadi, yang perlu dipikirkan sekarang mengkeruk muara agar kedalamannya mampu menampung air laut dan air Sungai Deli ke Belawan,” ucapnya.

Menurutnya, anggaran sebesar itu akan sia-sia hanya menghabiskan anggaran. Sebab, hasilnya akan merugikan pemerintah daerah khususnya Kota Medan. “Kalau tanggul itu dibangun, sudah pasti pakai pompa (mengembalikan air ke laut). Listrik kita aja tidak beres. Bagaimana nanti mau mompa air, karena daya listriknya bukan kecil dibutuhkan. Coba lihat, di kota mana tanggul yang bisa jalan (berfungsi),” kata Jaya Arjuna.

Seharusnya, kata Dosen USU ini, pemerintah harus benar-benar mempelajari dan mengkaji. Apakah yang sudah dibangun di tempat lain bisa jalan, harus dibandingkan dengan Medan.

“Jangan bangun tanggulnya bisa, tapi merawatnya tidak bisa. Hasilnya tanggalnya hancur lagi, jadi yang ada hanya menghabiskan uang aja,” beber Jaya Arjuna.

Dia berharap, Pemko Medan tidak terburu-buru mewacanakan pembangunan tanggul rob di Belawan. Karena, hasilnya akan menghabiskan anggaran dan tidak memberikan hasil mengatasi dampak rob di Belawan. “Sekali lagi saya bilang pemerintah tidak perlu habiskan anggaran sampai l Rp 6 triliu, cukup Rp 350 miliar. Bagaimana bentuk kajian dengan anggaran Rp 350 miliar, sudah saya sampaikan ke gubernur. Coba cek aja di sana,” katanya mengakhiri. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/