25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Calhaj Indonesia Mulai Tinggalkan Madinah

MEDAN-Jamaah calhaj usia lanjut (lansia)  menjadi incaran pelaku kejahatan di kawasan Arab Saudi dan sekitarnya. Baik yang hadir dari Madinah (gelombang pertama) maupun yang berasal dari Jeddah langsung ke Mekkah.
Humas BPAH Embarkasi Medan Sazli Nasution mengatakan, kini Kepala Bidang Pengamanan Panitia Penyelesaian Ibadah Haji (PPIH) Bambang S, terus mengingatkan kepada para jamaah calhaj khususnya yang berusia lanjut untuk selalu waspada.

“Kabarnya juga, PPIH di sana juga menyarankan agar calhaj tidak terus mempercayai orang yang baru dikenal. Karena banyak sekali modus kejahatan dengan pura-pura menolong padahal memiliki maksud sesuatu,” terangnya, Rabu (26/10).

Bambang tak lupa mengingatkan agar para jamaah calon haji tidak membawa kenalan atau keluarganya ke kamar pemondokkan. “Kini total tenaga keamanan yang telah disediakan tak kurang dari 50 orang, di sektor Masjiddil Haram saja ada 15 orang,” papar Sazli.

Informasi yang diterima dari Ketua TIM DPR Pengawasan PPIH Ahmad Zainuddin Bashiron mendorong tenaga pengamanan calhaj selama di Tanah Suci ditingkatkan minimal menjadi 200 orang. Dengan harapan penanganan calhaj yang tersesat ataupun menghadapai tindak kejahatan bisa dioptimalkan. Hingga kini laporan tenaga keamanan masih sangat minim, 50 orang itu tidak sebanding dengan jumlah jamaah calon haji yang beribadah.

Calhaj asal Indonesia yang masih berada di Madinah secara perlahan meninggalkan Kota Madinah menuju Kota Mekkah. Sebelumnya kegiatan di Masjid Nabawi terlihat dipenuhi jamaah asal Indonesia kini mulai sepi.
Sazli Nasution menuturkan, melalui informasi dari Media Center Haji (MCH), situasi terkini toko-toko di sekitar Masjid Nabawi juga tidak lagi didominasi oleh calhaj dari Indonesia. “Padahal pusat perbelanjaan itu tadinya dipadati oleh para jamaah terutama asal Indonesia. Namun begitu para jamaah calon haji dari negara lain masih tampak memadati mesjid kedua yang dibangun Rasulullah SAW,” katanya, kemarin.

Keberangkatan jamaah calhaj menuju Mekkah dan meniggalkan Madinah dikarenakan kabar yang diperoleh jamaah tentang, wukuf jatuh pada 5 November 2011 mendatang. Kini menurut informasi dari MCH tinggal 29 kloter haji asal Indonesia yang masih berada di Madinah dan akan perlahan menuju Mekkah hingga 28 Oktober 2011 untuk menanti puncak haji. “Informasinya hingga Senin (25/10) sudah 343 kloter yang tiba di Mekkah atau sekitar 138 ribu-an jamaah calhaj,” beber Sazli.

Sementara itu, ada pemandangan menarik saat Menteri Agama Suryadharma Ali tiba di kantor Misi Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, kemarin pagi (26/10) waktu setempat. Baru saja masuk, dia melihat ada seorang calon haji (calhaj) usia lanjut duduk di kursi setelah pintu masuk kantor lengkap dengan pakaian ihram. Spontan Suryadharma yang datang bersama rombongan menghampirinya dan bertanya.

Ternyata, calhaj itu adalah nonkuota. Dia dibawa ke kantor Misi Haji Indonesia oleh petugas setelah tersesat dan tertinggal oleh rombongannya.”Dari Malang,” jawab pria yang belakangan diketahui bernama Abdul Raji Ratimin itu. Raji yang lebih banyak diam dan beberapa kali berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa saat ditanya itu bercerita, dia ikut haji nonkuota dengan biaya Rp63 juta. Dia bersama rombongan yang jumlahnya 7 orang berangkat dari Indonesia pada 24 oktober. “Ikut Haji Gufron,” jawabnya ketika ditanya siapa ketua rombongan yang mengajaknya. Karena tidak jelas di mana pemondokannya, dan tidak dilengkapi gelang atau identitas lainnya seperti calhaj resmi yang pemberangkatannya melalui Kementerian Agama, setelah Suryadarma Ali masuk ke ruang rapat, petugas kemudian mengantarnya ke Masjidil Haram.

Suryadharma yang tiba di Jeddah Selasa malam (25/10) dan langsung umrah mengatakan, calhaj nonkuota uangnya banyak, karena mampu membayar yang hampir sama dengan haji khusus, bahkan bisa lebih, karena ada yang sudah membayar Rp83 juta tidak berangkat. Namun, nasibnya tidak tentu begini. Calhaj nonkuota yang telantar ini merupakan korban dari pihak travel yang terdaftar namun memberangkatkan haji tidak melalui Kementerian Agama.”Apalagi melalui travel tidak terdaftar,” imbuhnya.

Sementara itu, hingga kemarin pukul 13.15 waktu setempat (17.15 WIB), calhaj yang meninggal sebanyak 58 orang. Sebelumnya 49 orang. Mereka adalah Suyanto bin Ngaseri (kloter 14 Solo), Husain bin Muslar (53 Surabaya), M. Saleh Yusuf bin Yusuf Usman H. (19 Palembang), Ridwan bin Saidan (10 Surabaya), Sulasmi binti Kusnan (36 JKS), Suhari bin Salam (21 JKG), Sudarso bin Usman (22 Surabaya), Slamet Adnan bin Paat (21 Solo), dan Badru bin Hudaemi (44 JKS).
Sedangkan calhaj yang dirapat inap di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah sebanyak 100 orang dan 17 di RS Arab Saudi, BPHI Madinah 18 orang dan 18 orang di RS Arab Saudi, serta 16 orang di BPHI Jeddah dan 4 orang di RS Arab Saudi. Adapun calhaj yang tiba di Arab Saudi sebanyak 170.837 orang. 152.856 di antaranya telah tiba di Mekkah. (sm/zul/jpnn)

MEDAN-Jamaah calhaj usia lanjut (lansia)  menjadi incaran pelaku kejahatan di kawasan Arab Saudi dan sekitarnya. Baik yang hadir dari Madinah (gelombang pertama) maupun yang berasal dari Jeddah langsung ke Mekkah.
Humas BPAH Embarkasi Medan Sazli Nasution mengatakan, kini Kepala Bidang Pengamanan Panitia Penyelesaian Ibadah Haji (PPIH) Bambang S, terus mengingatkan kepada para jamaah calhaj khususnya yang berusia lanjut untuk selalu waspada.

“Kabarnya juga, PPIH di sana juga menyarankan agar calhaj tidak terus mempercayai orang yang baru dikenal. Karena banyak sekali modus kejahatan dengan pura-pura menolong padahal memiliki maksud sesuatu,” terangnya, Rabu (26/10).

Bambang tak lupa mengingatkan agar para jamaah calon haji tidak membawa kenalan atau keluarganya ke kamar pemondokkan. “Kini total tenaga keamanan yang telah disediakan tak kurang dari 50 orang, di sektor Masjiddil Haram saja ada 15 orang,” papar Sazli.

Informasi yang diterima dari Ketua TIM DPR Pengawasan PPIH Ahmad Zainuddin Bashiron mendorong tenaga pengamanan calhaj selama di Tanah Suci ditingkatkan minimal menjadi 200 orang. Dengan harapan penanganan calhaj yang tersesat ataupun menghadapai tindak kejahatan bisa dioptimalkan. Hingga kini laporan tenaga keamanan masih sangat minim, 50 orang itu tidak sebanding dengan jumlah jamaah calon haji yang beribadah.

Calhaj asal Indonesia yang masih berada di Madinah secara perlahan meninggalkan Kota Madinah menuju Kota Mekkah. Sebelumnya kegiatan di Masjid Nabawi terlihat dipenuhi jamaah asal Indonesia kini mulai sepi.
Sazli Nasution menuturkan, melalui informasi dari Media Center Haji (MCH), situasi terkini toko-toko di sekitar Masjid Nabawi juga tidak lagi didominasi oleh calhaj dari Indonesia. “Padahal pusat perbelanjaan itu tadinya dipadati oleh para jamaah terutama asal Indonesia. Namun begitu para jamaah calon haji dari negara lain masih tampak memadati mesjid kedua yang dibangun Rasulullah SAW,” katanya, kemarin.

Keberangkatan jamaah calhaj menuju Mekkah dan meniggalkan Madinah dikarenakan kabar yang diperoleh jamaah tentang, wukuf jatuh pada 5 November 2011 mendatang. Kini menurut informasi dari MCH tinggal 29 kloter haji asal Indonesia yang masih berada di Madinah dan akan perlahan menuju Mekkah hingga 28 Oktober 2011 untuk menanti puncak haji. “Informasinya hingga Senin (25/10) sudah 343 kloter yang tiba di Mekkah atau sekitar 138 ribu-an jamaah calhaj,” beber Sazli.

Sementara itu, ada pemandangan menarik saat Menteri Agama Suryadharma Ali tiba di kantor Misi Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, kemarin pagi (26/10) waktu setempat. Baru saja masuk, dia melihat ada seorang calon haji (calhaj) usia lanjut duduk di kursi setelah pintu masuk kantor lengkap dengan pakaian ihram. Spontan Suryadharma yang datang bersama rombongan menghampirinya dan bertanya.

Ternyata, calhaj itu adalah nonkuota. Dia dibawa ke kantor Misi Haji Indonesia oleh petugas setelah tersesat dan tertinggal oleh rombongannya.”Dari Malang,” jawab pria yang belakangan diketahui bernama Abdul Raji Ratimin itu. Raji yang lebih banyak diam dan beberapa kali berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa saat ditanya itu bercerita, dia ikut haji nonkuota dengan biaya Rp63 juta. Dia bersama rombongan yang jumlahnya 7 orang berangkat dari Indonesia pada 24 oktober. “Ikut Haji Gufron,” jawabnya ketika ditanya siapa ketua rombongan yang mengajaknya. Karena tidak jelas di mana pemondokannya, dan tidak dilengkapi gelang atau identitas lainnya seperti calhaj resmi yang pemberangkatannya melalui Kementerian Agama, setelah Suryadarma Ali masuk ke ruang rapat, petugas kemudian mengantarnya ke Masjidil Haram.

Suryadharma yang tiba di Jeddah Selasa malam (25/10) dan langsung umrah mengatakan, calhaj nonkuota uangnya banyak, karena mampu membayar yang hampir sama dengan haji khusus, bahkan bisa lebih, karena ada yang sudah membayar Rp83 juta tidak berangkat. Namun, nasibnya tidak tentu begini. Calhaj nonkuota yang telantar ini merupakan korban dari pihak travel yang terdaftar namun memberangkatkan haji tidak melalui Kementerian Agama.”Apalagi melalui travel tidak terdaftar,” imbuhnya.

Sementara itu, hingga kemarin pukul 13.15 waktu setempat (17.15 WIB), calhaj yang meninggal sebanyak 58 orang. Sebelumnya 49 orang. Mereka adalah Suyanto bin Ngaseri (kloter 14 Solo), Husain bin Muslar (53 Surabaya), M. Saleh Yusuf bin Yusuf Usman H. (19 Palembang), Ridwan bin Saidan (10 Surabaya), Sulasmi binti Kusnan (36 JKS), Suhari bin Salam (21 JKG), Sudarso bin Usman (22 Surabaya), Slamet Adnan bin Paat (21 Solo), dan Badru bin Hudaemi (44 JKS).
Sedangkan calhaj yang dirapat inap di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah sebanyak 100 orang dan 17 di RS Arab Saudi, BPHI Madinah 18 orang dan 18 orang di RS Arab Saudi, serta 16 orang di BPHI Jeddah dan 4 orang di RS Arab Saudi. Adapun calhaj yang tiba di Arab Saudi sebanyak 170.837 orang. 152.856 di antaranya telah tiba di Mekkah. (sm/zul/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/