32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Belum Umumkan Cagubsu, Parpol Dinilai Tertarik Tokoh Alternatif

Sejumlah Tokoh parpol politik yang disebut-sebut akan maju dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara, sepertinya harus siap-siap menerima kenyataan. Kemungkinan besar, fenomena Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta, masih akan terus berlanjut.

DEMIKIAN dikemukakan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S Bakry, di Jakarta, Kamis (25/10). Ia  menilai parpol-parpol saat ini jauh lebih tertarik mengusung calon alternatif dengan popularitas yang menjual dari sisi ketokohan.

“Setelah berhasil mengusung Jokowi-Ahok, Gerindra misalnya, kelihatannya semakin percaya diri memunculkan tokoh-tokoh alternatif di daerah-daerah lain,” katanya. Namun siapa-siapa saja calon tersebut untuk Sumut, Husin belum menyebut nama.

Tapi setidaknya saat ini satu nama calon alternatif untuk Pilgub Jabar, terlihat sangat nyata menjadi rebutan sejumlah parpol politik.
Yaitu Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII), Teten Masduki. “Jadi mencuatnya nama Teten, tidak lepas dari dampak kemenangan Joko Widodo di ibukota. parpol-parpol kini tengah gandrung memunculkan calon alternatif,”ujarnya.

parpol-parpol menurut Umar, melihat bahwa tokoh seperti Teten, benar-benar memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Sehingga tidak mustahil, karakter seperti ini jugalah yang nantinya akan dipilih parpol untuk diusung dalam Pilgub Sumut. Dimana diharapkan, tokoh tersebut nantinya mampu mendobrak konservatisme birokrasi pemerintahan yang selama ini sangat mendominasi di daerah-daerah. “Makanya menurut saya, cukup wajar bila PDIP dan Golkar juga kepincut dengan  tokoh muda sekaliber Teten,” katanya.

Pandangan Umar ini, didukung beberapa fakta melihat trend yang mengemuka. Bahwa mayoritas masyarakat saat ini perhatiannya tengah tertuju pada isu pemberantasan korupsi. Apalagi pasca mencuatnya ‘pertarungan’ antara  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan kepolisian.

“Seperti Teten, itu dianggap mewakili simbol  tokoh yang anti korupsi, dengan kiprahnya di berbagai lembaga anti korupsi. Tentunya baik PDIP, Gerindra  maupun Golkar tampaknya sudah berhitung kalau hanya mengandalkan kadernya, peluang mereka mengalahkan incumbent, sangat kecil. Karena itu mereka butuh tokoh alternatif. Dan ditemukanlah Teten yang klop dengan mood publik,” katanya.

Umar memperkirakan, tokoh-tokoh yang populer sebagai orang yang bersih dan peduli pada pemberantasan korupsi, dipastikan akan sangat diperhitungkan masyarakat pemilih.
‘’Tentu bisa bersaing dengan mereka yang telah lebih dahulu terjun ke dunia politik. Apalagi jika dipasangkan dengan orang yang punya karakter dan kiprah  yang kuat, maka kekuatan yang ada akan jauh lebih baik,’’ dia menambahkan.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini mayoritas parpol belum juga berani mengumumkan secara resmi siapa tokoh yang mereka usung dalam Pilgub Sumut. Padahal waktu yang ada sudah sangat dekat.
Dari sejumlah petinggi parpol yang dihubungi koran ini, rata-rata berkilah ingin hasil yang terbaik, sehingga mereka akan sangat berhati-hati dan tak ingin tergesa-gesa menetapkan pasangan calon. (gir)

Sejumlah Tokoh parpol politik yang disebut-sebut akan maju dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara, sepertinya harus siap-siap menerima kenyataan. Kemungkinan besar, fenomena Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta, masih akan terus berlanjut.

DEMIKIAN dikemukakan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S Bakry, di Jakarta, Kamis (25/10). Ia  menilai parpol-parpol saat ini jauh lebih tertarik mengusung calon alternatif dengan popularitas yang menjual dari sisi ketokohan.

“Setelah berhasil mengusung Jokowi-Ahok, Gerindra misalnya, kelihatannya semakin percaya diri memunculkan tokoh-tokoh alternatif di daerah-daerah lain,” katanya. Namun siapa-siapa saja calon tersebut untuk Sumut, Husin belum menyebut nama.

Tapi setidaknya saat ini satu nama calon alternatif untuk Pilgub Jabar, terlihat sangat nyata menjadi rebutan sejumlah parpol politik.
Yaitu Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII), Teten Masduki. “Jadi mencuatnya nama Teten, tidak lepas dari dampak kemenangan Joko Widodo di ibukota. parpol-parpol kini tengah gandrung memunculkan calon alternatif,”ujarnya.

parpol-parpol menurut Umar, melihat bahwa tokoh seperti Teten, benar-benar memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Sehingga tidak mustahil, karakter seperti ini jugalah yang nantinya akan dipilih parpol untuk diusung dalam Pilgub Sumut. Dimana diharapkan, tokoh tersebut nantinya mampu mendobrak konservatisme birokrasi pemerintahan yang selama ini sangat mendominasi di daerah-daerah. “Makanya menurut saya, cukup wajar bila PDIP dan Golkar juga kepincut dengan  tokoh muda sekaliber Teten,” katanya.

Pandangan Umar ini, didukung beberapa fakta melihat trend yang mengemuka. Bahwa mayoritas masyarakat saat ini perhatiannya tengah tertuju pada isu pemberantasan korupsi. Apalagi pasca mencuatnya ‘pertarungan’ antara  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan kepolisian.

“Seperti Teten, itu dianggap mewakili simbol  tokoh yang anti korupsi, dengan kiprahnya di berbagai lembaga anti korupsi. Tentunya baik PDIP, Gerindra  maupun Golkar tampaknya sudah berhitung kalau hanya mengandalkan kadernya, peluang mereka mengalahkan incumbent, sangat kecil. Karena itu mereka butuh tokoh alternatif. Dan ditemukanlah Teten yang klop dengan mood publik,” katanya.

Umar memperkirakan, tokoh-tokoh yang populer sebagai orang yang bersih dan peduli pada pemberantasan korupsi, dipastikan akan sangat diperhitungkan masyarakat pemilih.
‘’Tentu bisa bersaing dengan mereka yang telah lebih dahulu terjun ke dunia politik. Apalagi jika dipasangkan dengan orang yang punya karakter dan kiprah  yang kuat, maka kekuatan yang ada akan jauh lebih baik,’’ dia menambahkan.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini mayoritas parpol belum juga berani mengumumkan secara resmi siapa tokoh yang mereka usung dalam Pilgub Sumut. Padahal waktu yang ada sudah sangat dekat.
Dari sejumlah petinggi parpol yang dihubungi koran ini, rata-rata berkilah ingin hasil yang terbaik, sehingga mereka akan sangat berhati-hati dan tak ingin tergesa-gesa menetapkan pasangan calon. (gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/