25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

USU Sudah Buat Kajian MEA

MEDAN –  Ketua Program Studi (Prodi) Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera  Utara (USU) Wahyu Aryo Pratomo menegaskan kalau USU sudah sedari tahun 2005 mengkaji dan menyikapi pasar bersama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Menurut Wahyu, USU memandang perlu kalangan kampus menyikapi dimulainya MEA padal 31 Desember 2014 mendatang. “Peranan Perguruan Tinggi (PT) sangat penting dalam pengembangan dan menumbuhkan wirausaha dan kewirausahaan. Terutama menyikapi pasar bersama MEA. Bahkan sampai kepasar global,” tuturnya saat sosialisasi atau edukasi publik dalam rangka menghadapi MEA di Aula Fakultas Ekonomi USU.  Sosialisasi tersebut digelar Kementerian Perdagangan Indonesia dengan menggandeng Dinas Perindustrian Perdagangan Sumatera Utara, baru-baru ini.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Sujatmiko, sosialisasi pasar bebas MEA dipandang perlu mengingat masih ada kesenjangan pemahaman masyarakat akan MEA secara benar.

Padahal pasar bebas ASEAN merupakan kesempatan bagi segenap masyarakat Asean untuk memenuhi kebutuhannya maupun menghadapi pasar regional lain maupun pasar global. “Untuk itu dibutuhkan kesiapan di berbagai sektor termasuk sektor pendukungnya,” ujar Sujatmiko kepada wartawan.

Mengingat Sumatera Utara akan menjadi incaran pasar maupun investor Asean dari luar Indonesia, kata Sujatmiko, pemerintah dan  masyarakat Sumatera Utara harus segera mempersiapkan diri.  “Meski demikian, kita tidak perlu takut. Yang perlu  kita lakukan hanya mempersiapkan diri dan membenahi  semua lini agar kita dapat bersaing. Jangan sampai  masyarakat dan pemerintah terimbas, padahal Sumatera Utara  memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan,” pungkasnya.

Pada kesempatan sosialisasi di kampus USU tersebut, hadir juga dua pejabat setingkat direktur dari   Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Mereka adalah Direktur Kerja Sama Bilateral Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Syamsul Bahri Siregar dan   Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan. (sih/ila)

MEDAN –  Ketua Program Studi (Prodi) Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera  Utara (USU) Wahyu Aryo Pratomo menegaskan kalau USU sudah sedari tahun 2005 mengkaji dan menyikapi pasar bersama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Menurut Wahyu, USU memandang perlu kalangan kampus menyikapi dimulainya MEA padal 31 Desember 2014 mendatang. “Peranan Perguruan Tinggi (PT) sangat penting dalam pengembangan dan menumbuhkan wirausaha dan kewirausahaan. Terutama menyikapi pasar bersama MEA. Bahkan sampai kepasar global,” tuturnya saat sosialisasi atau edukasi publik dalam rangka menghadapi MEA di Aula Fakultas Ekonomi USU.  Sosialisasi tersebut digelar Kementerian Perdagangan Indonesia dengan menggandeng Dinas Perindustrian Perdagangan Sumatera Utara, baru-baru ini.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Sujatmiko, sosialisasi pasar bebas MEA dipandang perlu mengingat masih ada kesenjangan pemahaman masyarakat akan MEA secara benar.

Padahal pasar bebas ASEAN merupakan kesempatan bagi segenap masyarakat Asean untuk memenuhi kebutuhannya maupun menghadapi pasar regional lain maupun pasar global. “Untuk itu dibutuhkan kesiapan di berbagai sektor termasuk sektor pendukungnya,” ujar Sujatmiko kepada wartawan.

Mengingat Sumatera Utara akan menjadi incaran pasar maupun investor Asean dari luar Indonesia, kata Sujatmiko, pemerintah dan  masyarakat Sumatera Utara harus segera mempersiapkan diri.  “Meski demikian, kita tidak perlu takut. Yang perlu  kita lakukan hanya mempersiapkan diri dan membenahi  semua lini agar kita dapat bersaing. Jangan sampai  masyarakat dan pemerintah terimbas, padahal Sumatera Utara  memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan,” pungkasnya.

Pada kesempatan sosialisasi di kampus USU tersebut, hadir juga dua pejabat setingkat direktur dari   Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Mereka adalah Direktur Kerja Sama Bilateral Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Syamsul Bahri Siregar dan   Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan. (sih/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/